Tanpa kejernihan hidup yang bagaimana, manusia bisa berdamai dengan kematian ? Tak ada kebaikan yang tak berbalas, tak ada keburukan yang tak bersanksi. My wisdom goes over the sea of wild wisdom

29 November 2023

TEMUAN PISA 2018 TENTANG PENDIDIKAN INDONESIA

(Bagian 4 dari artikel analisa PISA 2018  Moch. Abduh, PhD. dan Hadi Wuryanto, MA)

Jika ditelisik lebih jauh dan lebih detail, sebagaimana rilis dari Pusat Penilaian Pendidikan saat itu, terdapat beberapa temuan penting yang diperoleh dari hasil tes PISA 2018. Diantaranya: 


Satu, sistem pendidikan Indonesia adalah sistem pendidikan terbesar keempat di dunia dengan 53 juta siswa yang bersekolah di 270 ribu sekolah dengan 3,4 juta guru. Keragaman budaya, etnis dan bentang alam Indonesia yang berupa negara kepulauan menjadi tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan Indonesia. 

Dua, laju peningkatan kemampuan siswa Indonesia tidak sebanding dengan laju peningkatan akses pendidikan. Dengan cakupan populasi sebagaimana PISA 2000 (39%), kemampuan membaca siswa Indonesia sekitar 436 poin, akan tetapi dengan cakupan populasi 85% di tahun 2018, kemampuan membaca siswa Indonesia turun drastis menjadi 371.

Tiga, secara konsisten siswa dari sekolah pedesaan dan jenjang SMP memiliki kemampuan membaca yang rendah dalam enam putaran PISA terakhir. Kemampuan membaca siswa pedesaan tercatat 24 poin di bawah rata-rata Indonesia, sedangkan kemampuan membaca siswa SMP terdeteksi 27 poin di bawah rata-rata Indonesia. 

Empat, sangat penting untuk mengenalkan kemampuan membaca bagi siswa Indonesia sejak TK. Perbedaan kemampuan membaca siswa Indonesia yang pernah mengenyam TK di atas 30 poin pada putaran PISA 2009 – 2015, tetapi turun menjadi 16 poin ketika Indonesia memperluas akses pendidikan TK.

Lima, karakteristik sekolah SMP swasta yang berlokasi di kota kecamatan memiliki rata-rata kemampuan membaca lebih rendah dibandingkan sekolah SMA Negeri yang berlokasi di ibukota provinsi. Dimana secara bersamaan, faktor-faktor tersebut memberikan perbedaan rata-rata membaca sekitar 76 poin atau setara dengan dua tahun ajaran pendidikan. 

Enam, sebanyak 7 dari 10 siswa usia 15 tahun memiliki tingkat literasi membaca masih di bawah kompetensi minimal. Mereka hanya mampu mengidentifikasi informasi rutin dari bacaan pendek serta prosedur sederhana.

Tujuh, siswa dengan latar belakang sosial ekonomi yang sama memiliki skor membaca 40 poin lebih tinggi ketika diajar oleh guru yang memanfaatkan TIK. Ini menunjukkan bahwa memiliki infrastruktur TIK saja tidak cukup. Perangkat itu harus digunakan secara maksimal dalam pembelajaran. 

Delapan, siswa yang mengaku dilibatkan guru mereka dalam pembelajaran membaca, memiliki skor membaca 30 poin lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang tidak pernah atau jarang terlibat dalam penugasan tersebut. 

Sembilan, membaca dengan suara nyaring bukan merupakan cara yang efektif. Hasil PISA menunjukkan strategi membacakan nyaring suatu bacaan bagi siswa lainnya tidak efektif untuk meningkatkan pemahaman isi bacaan bagi siswa usia 15 tahun. Berkonsentrasi pada isi bacaan, menandai atau merangkum dengan kata-kata sendiri terbukti lebih efektif untuk memahami isi bacaan. 

Sepuluh, penugasan untuk merangkum berbeda dengan menyalin. Ketika guru memberikan tugas untuk merangkum, perlu dipastikan bahwa siswa benar-benar merangkum dengan kata-katanya sendiri, tidak sekedar menyalin isi bacaan. Aktivitas merangkum yang efektif dalam menumbuhkan kemampuan membaca adalah yang mampu menangkap hal-hal yang penting dan menuliskannya kembali dengan kreativitas sendiri.

Sebelas, siswa perlu dibiasakan dengan jenis dan format bacaan yang beragam. Hasil PISA 2018 menunjukkan 1 dari 3 siswa Indonesia mengaku hanya sekali atau bahkan tidak pernah diberikan tugas membaca teks yang berisi diagram atau peta serta teks berbasis digital. Akibatnya, salah satu soal PISA 2018 sangat sulit bagi siswa Indonesia karena berasal dari bacaan yang berisi peta perairan dunia. Hanya 1 dari 30 siswa Indonesia yang mampu menjawab benar soal tersebut. 

Dua Belas, membiasakan siswa membaca untuk mengisi waktu luang. Siswa yang menghabiskan lebih banyak waktu dalam seminggu untuk membaca untuk membaca di waktu luang, capaian skor PISA-nya lebih tinggi 50 poin dibanding yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar pada space yang tersedia. Komentar akan muncul setelah disetujui Admin.