Pernapasan adalah proses pertukaran oksigen dan karbon dioksida dalam paru-paru yang melibatkan alveoli dan darah. Seseorang dapat dikatakan memiliki laju pernapasan normal apabila ia bernapas sebanyak 12–20 kali per menit saat istirahat dan berlangsung secara berkesinambungan.
Organ-Organ Sistem Pernapasan
pada Manusia
Sebelum
mengetahui cara kerja pernapasan pada manusia, mari kenali lebih dulu
organ yang berperan dalam sistem ini. Pernapasan manusia terbagi menjadi dua,
yaitu pernapasan bagian atas dan bawah. Berikut ini adalah penjelasannya:
Alat Pernapasan Atas
Ada beberapa
organ di dalam sistem pernapasan bagian atas manusia, yaitu:
- Rongga hidung, terdiri atas selaput lendir
     dan rambut halus yang berfungsi untuk menyaring partikel debu atau kotoran
     dari udara yang masuk ke hidung
 - Sinus, yaitu rongga berisi udara di
     sepanjang sisi hidung yang berperan untuk mengatur suhu dan kelembapan
     udara yang dihirup
 - Faring, untuk menyalurkan udara yang masuk
     dari hidung atau mulut guna diteruskan ke trakea
 - Laring,
     yaitu ruangan kecil sebelum trakea yang berisi pita suara
 
Alat Pernapasan Bawah
Beberapa
organ dalam sistem pernapasan bagian bawah meliputi:
- Trakea,
     yaitu jalan napas utama menuju paru-paru yang terletak di bawah laring
 - Bronkus, cabang dari trakea yang berfungsi
     untuk meneruskan udara ke paru-paru dan cabang terkecilnya dikenal
     dengan bronkiolus
 - Paru-paru, terdiri dari jutaan alveolus
     yang menerima udara dari bronkiolus dan bertugas sebagai tempat pertukaran
     oksigen dan karbon dioksida
 - Diafragma, yaitu otot pernapasan utama
     yang dapat berkontraksi dan berelaksasi secara bergantian sehingga membuat
     udara dapat masuk dan keluar dari paru-paru
 
Cara Kerja Sistem Pernapasan
pada Manusia
Kerja sistem
pernapasan pada manusia melibatkan semua organ pernapasan. Organ-organ ini
bekerja sama untuk membantu tubuh dalam pertukaran gas antara paru-paru dan
pembuluh darah, yang kemudian akan disalurkan ke seluruh bagian tubuh atau
diembuskan ke udara.
Berikut ini
adalah cara kerja sistem pernapasan pada manusia:
- Ketika menarik napas atau inhalasi,
     diafragma dan otot-otot di antara tulang rusuk akan berkontraksi dan
     meluaskan rongga dada sehingga paru-paru bisa mengembang dan terisi udara.
 - Udara masuk lewat hidung dan mulut,
     kemudian melewati proses penyaringan partikel kecil oleh rambut hidung,
     lalu menuju ke trakea atau batang tenggorokan.
 - Udara dari trakea masuk ke paru-paru
     melewati saluran pernapasan yang disebut dengan bronkus dan bronkiolus,
     kemudian berujung di alveolus.
 - Ketika udara mencapai alveolus, terjadi proses pertukaran
     antara oksigen dan karbon dioksida pada pembuluh darah kecil bernama
     kapiler.
 - Oksigen masuk ke dalam kapiler, kemudian
     menumpang sel darah merah menuju ke jantung untuk disebarkan ke seluruh
     tubuh. Di saat yang bersamaan, karbon dioksida masuk dari kapiler ke
     rongga paru.
 - Setelah pertukaran oksigen dan karbon
     dioksida selesai, otot diafragma dan tulang rusuk kembali rileks dan
     rongga dada kembali seperti semula. Udara yang mengandung karbon dioksida
     pun terdorong dari alveolus menuju ke bronkiolus, bronkus, trakea, hingga
     ke luar melalui hidung.
 
Selain
berperan dalam pertukaran udara dan gas, sistem pernapasan juga dapat
menyaring, menghangatkan, dan melembapkan udara yang dihirup serta berperan
dalam proses berbicara dan penciuman.
Sistem
pernapasan pada manusia memang tampak seperti hal yang sederhana. Namun, di
balik setiap tarikan dan hembusan napas, terdapat kerja sama antarorgan yang
cukup rumit guna mendapatkan oksigen untuk kelangsungan seluruh sistem dalam
tubuh.
Bila satu
organ tidak bekerja dengan baik, fungsi sistem pernapasan secara keseluruhan
pun bisa terganggu. Gangguan pernapasan yang sering terjadi dan cukup berbahaya
adalah asma, bronkitis, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), pneumonia, TBC,
dan asfiksia. Lidah tertelan juga dapat menjadi
salah satu gangguan pada saluran napas yang membahayakan jika tidak mendapatkan
penanganan yang segera.
Oleh karena
itu, kesehatan sistem pernapasan harus dijaga dengan baik, misalnya
dengan berhenti merokok atau
menghindari asap rokok dan berolahraga secara rutin.
Jika Anda mengalami gejala adanya gangguan pada
sistem pernapasan, seperti sesak napas atau batuk, apalagi yang sudah
berlangsung lama, segera konsultasikan ke dokter untuk
mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan yang tepat.
Penyakit dan Gangguan Pernapasan
1. Flu
Flu adalah gangguan pernapasan
oleh virus influenza yang bisa terjadi pada hidung, tenggorokan, hingga
paru-paru. Gejalanya yaitu pilek,
sakit tenggorokan, bersin-bersin, demam, kadang disertai batuk.
Penyakit flu biasanya cukup
ringan, namun bisa berisiko bagi orang-orang dengan sistem imun yang lemah.
Virus influenza juga mudah menular karena tersebar melalui udara atau menghirup
percikan dahak penderita.
Cukup istirahat, konsumsi
makanan bergizi, dan banyak minum dapat membantu mempercepat proses
penyembuhan.
2. Asma
Asma adalah
penyakit peradangan kronik yang menyebabkan masalah pernapasan. Penyakit
pernapasan ini terjadi saat saluran napas menyempit karena meradang atau
tersumbat oleh lendir.
Tingkat keparahan asma
bervariasi pada tiap orang, namun dengan pengobatan yang tepat, penderita dapat
mengelola gejala, sehingga mampu beraktivitas seperti biasa.
Apa penyebab gangguan
pernapasan kronik ini belum diketahui, namun yang jelas penyakit asma tidak
dapat sembuh total. Mereka yang berisiko tinggi biasanya adalah orang dengan
riwayat keluarga asma, menderita alergi pernapasan, atau pernah terserang penyakit
pernapasan parah saat kanak-kanak.
Gejala asma biasanya, napas
berbunyi (mengi), batuk, dan sesak napas. Untuk meminimalkan gejala, penderita
wajib menggunakan obat pengontrol jangka panjang, serta melakukan latihan
pernapasan juga dapat membantu (senam asma).
3. Tuberkulosis
Tuberculosis (TB) adalah
penyakit paru-paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis. Jika tak segera mendapat perawatan medis, bakteri ini dapat
menyerang jaringan paru-paru dan menyebar hingga menyebabkan kerusakan pada
organ tubuh lainnya.
Gejala TB meliputi,
batuk yang berlangsung lebih dari dua minggu (bisa bercampur lendir atau
darah), berat badan turun, tidak bernafsu makan, lemas, kelelahan, demam, dan gejala yang paling khas adalah berkeringat di
malam hari.
Satu-satunya cara untuk
mengobati TB adalah membasmi bakteri penyebabnya dengan antibiotik. Untuk jenis
dan dosisnya disesuaikan dengan tingkat keparahan dan kondisi kesehatan
penderita. Tidak jarang yang bersangkutan harus mengonsumsi beberapa macam antibiotik
secara bersamaan.
4. Pneumonia/Radang Paru-Paru
Di dalam organ paru-paru kita
terdapat alveoli atau kantung udara. Ketika terjadi infeksi, maka alveoli akan
meradang dan berisi nanah atau lendir. Inilah yang terjadi ketika terserang
pneumonia.
Gejala yang terjadi adalah
mual, batuk berdahak, demam, banyak berkeringat, terasa nyeri pada dada
(terutama ketika menarik napas, tertawa, dan batuk), tidak berselera makan,
serta pusing, dan sesak.
Penyebab gangguan pernapasan
ini bisa karena infeksi virus (Rhinovirus), bakteri (Streptococcus
Pneumonia dan Legionella Pneumophila), atau jamur (Pneumocystis
Jirovecii dan Cryptococcus Species).
Dokter biasanya
merekomendasikan obat-obatan seperti antibiotik, parasetamol, dan ibuprofen
untuk untuk membuat penderita lebih nyaman sekaligus membasmi mikroorganisme
penyebabnya. Jika penderita dirawat inap, rumah sakit dapat memberikan terapi
oksigen untuk mengurangi sesak napas.
5. Penyakit Paru
Obstruktif Kronik (PPOK)
Penyakit Paru Obstruktif
Kronik (PPOK) sebenarnya mencakup dua jenis penyakit sistem pernapasan, yaitu
emfisema dan bronkitis kronis. Emfisema adalah kerusakan pada alveoli (paru)
sehingga elastisitasnya berkurang.
Akibatnya, fungsi kantung
udara ini untuk menyalurkan udara jadi berkurang, sehingga oksigen dalam darah
jadi berkurang dan terjadi penumpukan karbon dioksida dalam darah.
Sementara bronkitis kronis
terjadi saat lapisan saluran napas teriritasi dan meradang sehingga menjadi
bengkak dan menyempit. Akibatnya produksi lendir menjadi berlebih dan penderita
sulit bernapas.
Sebagaimana dilansir dari
website resmi WHO, sekitar 90% kasus kematian akibat PPOK terjadi pada
penderita dengan usia di bawah 70 tahun dan di negara-negara berpenghasilan
rendah/menengah.
Penyebabnya adalah polusi
udara terutama di kawasan industri, menghirup tembakau atau terpajan asap
rokok, merokok (baik konvensional maupun elektrik), dan juga faktor genetik.
Gejala masalah pernapasan ini adalah sesak napas, mengi, dan batuk.
Selain pengobatan medis sesuai
saran dokter, penderita perlu mengikuti program rehabilitasi paru. Program
tersebut biasanya meliputi, mengubah pola makan menjadi lebih sehat, belajar
teknik pernapasan yang tepat, dan berolahraga rutin.
6. Kanker Paru
Kanker paru terjadi ketika
sel-sel mengalami kerusakan akibat menghirup bahan kimia berbahaya (uranium,
arsenik, nikel, dll) dalam jangka panjang. Ini juga termasuk merokok. Pada
kondisi yang lebih parah, kanker atau tumor paru-paru juga dapat menyebar ke
kelenjar getah bening, tulang, otak dan hati.
Gejala umum yang terjadi
biasanya, batuk, sesak napas, mengi (napas berbunyi), nyeri dada, kelelahan,
dan penurunan berat badan secara signifikan.
Tindakan medis untuk mengatasi
kanker umumnya dengan prosedur operasi, kemoterapi, dan terapi radiasi sesuai
tingkat keparahan kanker.
7. Covid
Covid merupakan singkatan dari Corona Virus. Covid menyerang saluran pernapasan yang mengakibatkan saluran pernapasan dipenuhi lendir yang menutup sirkulasi oksigen.
Pencegahan Penyakit
Gangguan Pernapasan
Menggunakan masker dapat mencegah gangguan pernapasan. Selain itu perlu menjaga kesehatan, kebersihan, dan menerapkan kebiasaan baik, misalnya :
- Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
 
- Sering cuci tangan dengan sabun terutama setelah aktivitas di luar
 
- Hindari kontak dekat dengan orang yang menunjukkan gejala sakit
 
- Sebaiknya tidak tinggal atau berkunjung ke kawasan industri
     terutama yang diketahui sumber polusi udara berbahaya
 
- Berhenti merokok dan pastikan juga tidak menjadi perokok pasif
 
- Kenakan masker standar seperti N95
 
- Tetap laksanakan aturan “jaga jarak” ketika berada di tempat umum
 
- Terapkan pola makan sehat dan seimbang
 
- Berolahraga paling sedikit 30 menit setiap hari 
 
Jika curiga terserang penyakit
gangguan pernapasan segeralah berkonsultasi pada dokter spesialis paru dan pernapasan. Dokter akan lebih mudah
mengobati penyakit Anda jika diketahui pada tahap awal.
Sementara jika terjadi kondisi
darurat akibat gangguan pernapasan seperti sesak napas berat atau kehilangan
kesadaran segera hubungi IGD RS. Semakin cepat Anda bertindak, risiko
terburuk akan lebih mungkin dihindari.
Sumber pustaka : HaloDokterCom/ dr. Airindya Bella
dan RoyalProgressCom; Sumber gambar : tunuteducation.com
Diedit/disesuaikan oleh :
Hamdan Arfani, SPt.MM.MPd.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar pada space yang tersedia. Komentar akan muncul setelah disetujui Admin.