Tanpa kejernihan hidup yang bagaimana, manusia bisa berdamai dengan kematian ? Tak ada kebaikan yang tak berbalas, tak ada keburukan yang tak bersanksi. My wisdom goes over the sea of wild wisdom

15 November 2023

PERNAPASAN MANUSIA

Pernapasan adalah proses pertukaran oksigen dan karbon dioksida dalam paru-paru yang melibatkan alveoli dan darah. Seseorang dapat dikatakan memiliki laju pernapasan normal apabila ia bernapas sebanyak 12–20 kali per menit saat istirahat dan berlangsung secara berkesinambungan.

Organ-Organ Sistem Pernapasan pada Manusia

Sebelum mengetahui cara kerja pernapasan pada manusia, mari kenali lebih dulu organ yang berperan dalam sistem ini. Pernapasan manusia terbagi menjadi dua, yaitu pernapasan bagian atas dan bawah. Berikut ini adalah penjelasannya:

Alat Pernapasan Atas

Ada beberapa organ di dalam sistem pernapasan bagian atas manusia, yaitu:

  • Rongga hidung, terdiri atas selaput lendir dan rambut halus yang berfungsi untuk menyaring partikel debu atau kotoran dari udara yang masuk ke hidung
  • Sinus, yaitu rongga berisi udara di sepanjang sisi hidung yang berperan untuk mengatur suhu dan kelembapan udara yang dihirup
  • Faring, untuk menyalurkan udara yang masuk dari hidung atau mulut guna diteruskan ke trakea
  • Laring, yaitu ruangan kecil sebelum trakea yang berisi pita suara

Alat Pernapasan Bawah

Beberapa organ dalam sistem pernapasan bagian bawah meliputi:

  • Trakea, yaitu jalan napas utama menuju paru-paru yang terletak di bawah laring
  • Bronkus, cabang dari trakea yang berfungsi untuk meneruskan udara ke paru-paru dan cabang terkecilnya dikenal dengan bronkiolus
  • Paru-paru, terdiri dari jutaan alveolus yang menerima udara dari bronkiolus dan bertugas sebagai tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida
  • Diafragma, yaitu otot pernapasan utama yang dapat berkontraksi dan berelaksasi secara bergantian sehingga membuat udara dapat masuk dan keluar dari paru-paru

Cara Kerja Sistem Pernapasan pada Manusia

Kerja sistem pernapasan pada manusia melibatkan semua organ pernapasan. Organ-organ ini bekerja sama untuk membantu tubuh dalam pertukaran gas antara paru-paru dan pembuluh darah, yang kemudian akan disalurkan ke seluruh bagian tubuh atau diembuskan ke udara.

Berikut ini adalah cara kerja sistem pernapasan pada manusia:

  • Ketika menarik napas atau inhalasi, diafragma dan otot-otot di antara tulang rusuk akan berkontraksi dan meluaskan rongga dada sehingga paru-paru bisa mengembang dan terisi udara.
  • Udara masuk lewat hidung dan mulut, kemudian melewati proses penyaringan partikel kecil oleh rambut hidung, lalu menuju ke trakea atau batang tenggorokan.
  • Udara dari trakea masuk ke paru-paru melewati saluran pernapasan yang disebut dengan bronkus dan bronkiolus, kemudian berujung di alveolus.
  • Ketika udara mencapai alveolus, terjadi proses pertukaran antara oksigen dan karbon dioksida pada pembuluh darah kecil bernama kapiler.
  • Oksigen masuk ke dalam kapiler, kemudian menumpang sel darah merah menuju ke jantung untuk disebarkan ke seluruh tubuh. Di saat yang bersamaan, karbon dioksida masuk dari kapiler ke rongga paru.
  • Setelah pertukaran oksigen dan karbon dioksida selesai, otot diafragma dan tulang rusuk kembali rileks dan rongga dada kembali seperti semula. Udara yang mengandung karbon dioksida pun terdorong dari alveolus menuju ke bronkiolus, bronkus, trakea, hingga ke luar melalui hidung.

Selain berperan dalam pertukaran udara dan gas, sistem pernapasan juga dapat menyaring, menghangatkan, dan melembapkan udara yang dihirup serta berperan dalam proses berbicara dan penciuman.

Sistem pernapasan pada manusia memang tampak seperti hal yang sederhana. Namun, di balik setiap tarikan dan hembusan napas, terdapat kerja sama antarorgan yang cukup rumit guna mendapatkan oksigen untuk kelangsungan seluruh sistem dalam tubuh.

Bila satu organ tidak bekerja dengan baik, fungsi sistem pernapasan secara keseluruhan pun bisa terganggu. Gangguan pernapasan yang sering terjadi dan cukup berbahaya adalah asma, bronkitis, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), pneumonia, TBC, dan asfiksiaLidah tertelan juga dapat menjadi salah satu gangguan pada saluran napas yang membahayakan jika tidak mendapatkan penanganan yang segera.

Oleh karena itu, kesehatan sistem pernapasan harus dijaga dengan baik, misalnya dengan berhenti merokok atau menghindari asap rokok dan berolahraga secara rutin.

Jika Anda mengalami gejala adanya gangguan pada sistem pernapasan, seperti sesak napas atau batuk, apalagi yang sudah berlangsung lama, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan yang tepat.

Penyakit dan Gangguan Pernapasan

1. Flu

Flu adalah gangguan pernapasan oleh virus influenza yang bisa terjadi pada hidung, tenggorokan, hingga paru-paru. Gejalanya yaitu pilek, sakit tenggorokan, bersin-bersindemam, kadang disertai batuk.

Penyakit flu biasanya cukup ringan, namun bisa berisiko bagi orang-orang dengan sistem imun yang lemah. Virus influenza juga mudah menular karena tersebar melalui udara atau menghirup percikan dahak penderita.

Cukup istirahat, konsumsi makanan bergizi, dan banyak minum dapat membantu mempercepat proses penyembuhan.

2. Asma

Asma adalah penyakit peradangan kronik yang menyebabkan masalah pernapasan. Penyakit pernapasan ini terjadi saat saluran napas menyempit karena meradang atau tersumbat oleh lendir.

Tingkat keparahan asma bervariasi pada tiap orang, namun dengan pengobatan yang tepat, penderita dapat mengelola gejala, sehingga mampu beraktivitas seperti biasa.

Apa penyebab gangguan pernapasan kronik ini belum diketahui, namun yang jelas penyakit asma tidak dapat sembuh total. Mereka yang berisiko tinggi biasanya adalah orang dengan riwayat keluarga asma, menderita alergi pernapasan, atau pernah terserang penyakit pernapasan parah saat kanak-kanak.

Gejala asma biasanya, napas berbunyi (mengi), batuk, dan sesak napas. Untuk meminimalkan gejala, penderita wajib menggunakan obat pengontrol jangka panjang, serta melakukan latihan pernapasan juga dapat membantu (senam asma).

3. Tuberkulosis

Tuberculosis (TB) adalah penyakit paru-paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Jika tak segera mendapat perawatan medis, bakteri ini dapat menyerang jaringan paru-paru dan menyebar hingga menyebabkan kerusakan pada organ tubuh lainnya.

Gejala TB meliputi, batuk yang berlangsung lebih dari dua minggu (bisa bercampur lendir atau darah), berat badan turun, tidak bernafsu makan, lemas, kelelahan, demam, dan gejala yang paling khas adalah berkeringat di malam hari.

Satu-satunya cara untuk mengobati TB adalah membasmi bakteri penyebabnya dengan antibiotik. Untuk jenis dan dosisnya disesuaikan dengan tingkat keparahan dan kondisi kesehatan penderita. Tidak jarang yang bersangkutan harus mengonsumsi beberapa macam antibiotik secara bersamaan.

4. Pneumonia/Radang Paru-Paru

Di dalam organ paru-paru kita terdapat alveoli atau kantung udara. Ketika terjadi infeksi, maka alveoli akan meradang dan berisi nanah atau lendir. Inilah yang terjadi ketika terserang pneumonia.

Gejala yang terjadi adalah mual, batuk berdahak, demam, banyak berkeringat, terasa nyeri pada dada (terutama ketika menarik napas, tertawa, dan batuk), tidak berselera makan, serta pusing, dan sesak.

Penyebab gangguan pernapasan ini bisa karena infeksi virus (Rhinovirus), bakteri (Streptococcus Pneumonia dan Legionella Pneumophila), atau jamur (Pneumocystis Jirovecii dan Cryptococcus Species).

Dokter biasanya merekomendasikan obat-obatan seperti antibiotik, parasetamol, dan ibuprofen untuk untuk membuat penderita lebih nyaman sekaligus membasmi mikroorganisme penyebabnya. Jika penderita dirawat inap, rumah sakit dapat memberikan terapi oksigen untuk mengurangi sesak napas.

5. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) sebenarnya mencakup dua jenis penyakit sistem pernapasan, yaitu emfisema dan bronkitis kronis. Emfisema adalah kerusakan pada alveoli (paru) sehingga elastisitasnya berkurang.

Akibatnya, fungsi kantung udara ini untuk menyalurkan udara jadi berkurang, sehingga oksigen dalam darah jadi berkurang dan terjadi penumpukan karbon dioksida dalam darah.

Sementara bronkitis kronis terjadi saat lapisan saluran napas teriritasi dan meradang sehingga menjadi bengkak dan menyempit. Akibatnya produksi lendir menjadi berlebih dan penderita sulit bernapas.

Sebagaimana dilansir dari website resmi WHO, sekitar 90% kasus kematian akibat PPOK terjadi pada penderita dengan usia di bawah 70 tahun dan di negara-negara berpenghasilan rendah/menengah.

Penyebabnya adalah polusi udara terutama di kawasan industri, menghirup tembakau atau terpajan asap rokok, merokok (baik konvensional maupun elektrik), dan juga faktor genetik. Gejala masalah pernapasan ini adalah sesak napas, mengi, dan batuk.

Selain pengobatan medis sesuai saran dokter, penderita perlu mengikuti program rehabilitasi paru. Program tersebut biasanya meliputi, mengubah pola makan menjadi lebih sehat, belajar teknik pernapasan yang tepat, dan berolahraga rutin.

6. Kanker Paru

Kanker paru terjadi ketika sel-sel mengalami kerusakan akibat menghirup bahan kimia berbahaya (uranium, arsenik, nikel, dll) dalam jangka panjang. Ini juga termasuk merokok. Pada kondisi yang lebih parah, kanker atau tumor paru-paru juga dapat menyebar ke kelenjar getah bening, tulang, otak dan hati.

Gejala umum yang terjadi biasanya, batuk, sesak napas, mengi (napas berbunyi), nyeri dada, kelelahan, dan penurunan berat badan secara signifikan.

Tindakan medis untuk mengatasi kanker umumnya dengan prosedur operasi, kemoterapi, dan terapi radiasi sesuai tingkat keparahan kanker.

7. Covid

Covid merupakan singkatan dari Corona Virus.  Covid menyerang saluran pernapasan yang mengakibatkan saluran pernapasan dipenuhi lendir yang menutup sirkulasi oksigen. 

Pencegahan Penyakit Gangguan Pernapasan

Menggunakan masker  dapat mencegah gangguan pernapasan. Selain itu perlu menjaga kesehatan,  kebersihan, dan menerapkan kebiasaan baik, misalnya :

  • Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
  • Sering cuci tangan dengan sabun terutama setelah aktivitas di luar
  • Hindari kontak dekat dengan orang yang menunjukkan gejala sakit
  • Sebaiknya tidak tinggal atau berkunjung ke kawasan industri terutama yang diketahui sumber polusi udara berbahaya
  • Berhenti merokok dan pastikan juga tidak menjadi perokok pasif
  • Kenakan masker standar seperti N95
  • Tetap laksanakan aturan “jaga jarak” ketika berada di tempat umum
  • Terapkan pola makan sehat dan seimbang
  • Berolahraga paling sedikit 30 menit setiap hari 

Jika curiga terserang penyakit gangguan pernapasan segeralah berkonsultasi pada dokter spesialis paru dan pernapasan. Dokter akan lebih mudah mengobati penyakit Anda jika diketahui pada tahap awal.

Sementara jika terjadi kondisi darurat akibat gangguan pernapasan seperti sesak napas berat atau kehilangan kesadaran segera hubungi IGD RS. Semakin cepat Anda bertindak, risiko terburuk akan lebih mungkin dihindari.

 

 

Sumber pustaka : HaloDokterCom/ dr. Airindya Bella dan RoyalProgressCom; Sumber gambar : tunuteducation.com

Diedit/disesuaikan oleh :

Hamdan Arfani, SPt.MM.MPd.


 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar pada space yang tersedia. Komentar akan muncul setelah disetujui Admin.