Tanpa kejernihan hidup yang bagaimana, manusia bisa berdamai dengan kematian ? Tak ada kebaikan yang tak berbalas, tak ada keburukan yang tak bersanksi. My wisdom goes over the sea of wild wisdom

01 Desember 2023

BUMI SEKARAT, PELAJAR TIDAK PEDULI

Naiknya suhu bumi mengancam kehidupan manusia, dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi separuh manusia akan kelaparan dan kehausan karena kegagalan panen di berbagai negara dan hilangnya sumber-sumber mata air.  Pelajar di seluruh dunia sebagai generasi yang akan menghadapi secara langsung kondisi bumi yang sekarat perlu digerakan untuk berbuat lebih banyak dan lebih cepat  sebelum terlambat, diantaranya penanaman pohon berkambium secara massif dalam jumlah yang banyak.

Hutan sangat terkait dengan perubahan iklim, baik sebagai penyebab maupun solusi. Perubahan iklim global berdampak pada kesehatan, distribusi dan komposisi hutan. Semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa hutan semakin berkurang.

Penting bagi umat manusia untuk menerima kenyataan bahwa tanda-tanda bahaya dan risiko perubahan iklim global tidak dapat diabaikan. Tidak ada waktu luang, kita harus bertindak sekarang. 

Saat ini adalah kesempatan bagi kita semua untuk menghadapi tantangan ini melalui pendekatan komprehensif dalam mengatasi penyebab pemanasan global yang disebabkan oleh ulah manusia, guna menciptakan masa depan  yang layak bagi generasi mendatang. 

Para ilmuwan telah lama memahami peran hutan dalam menciptakan iklim mikro. Dengan meningkatnya kesadaran akan pemanasan global dan penyebab utamanya, yaitu emisi karbon dioksida (CO2), peran hutan dan sumber daya tanaman dalam memodifikasi dampak perubahan iklim mendapatkan perhatian baru dari para ahli iklim, ahli kehutanan, pembuat kebijakan dan media di seluruh dunia.

Laporan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) telah menegaskan kembali bahwa peningkatan emisi Gas Rumah Kaca (GRK)  akibat aktivitas manusia telah menyebabkan peningkatan tajam konsentrasi GRK di atmosfer. 

Antara tahun 1970 dan 2004, emisi GRK global telah meningkat sebesar 70 persen; Emisi CO2 saja telah meningkat sekitar 80 persen (28% antara tahun 1990 dan 2004) dan mewakili 77 persen total emisi GRK antropogenik pada tahun 2004. Sementara pertumbuhan emisi global terbesar pada tahun 1970-2004 berasal dari sektor pasokan energi (sebuah meningkat sebesar 145%), pertumbuhan dari sektor lain juga signifikan. Emisi dari sektor transportasi, industri, dan tata guna lahan, perubahan tata guna lahan, dan kehutanan masing-masing sebesar 120, 65, dan 40 persen.

Oleh karena itu, tindakan terpadu harus diambil untuk mengelola hubungan yang kompleks ini. Persoalan perubahan iklim telah banyak dibahas dalam berbagai forum dan instansi, namun belum ada aksi nyata terpadu skala besar dari pelajar sebagai generasi  yang sepanjang hidupnya akan berhadapan langsung dengan dampak perubahan iklim yang mengerikan.  (Sumber Hans Hoogeveen/Kronik PBB Jil. XLIV, No.2, “Hijau Dunia Kita!”, 2007 disunting seperlunya oleh admin.)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar pada space yang tersedia. Komentar akan muncul setelah disetujui Admin.