Tanpa kejernihan hidup yang bagaimana, manusia bisa berdamai dengan kematian ? Tak ada kebaikan yang tak berbalas, tak ada keburukan yang tak bersanksi. My wisdom goes over the sea of wild wisdom

03 Desember 2023

MEMBACA QURAN DENGAN KEPEKAAN BAHASA

Ketika berusia 20-an tahun, saya pernah menapaki kurun masa yang terasa sangat pahit. Teman-teman sesama mahasiswa berjuang untuk berilmu, tapi saya berjuang hanya untuk sekedar hidup.

Suatu malam, ketika orang-orang tertidur dipuncak lelapnya, saya masih duduk di meja belajar, pikiran dan perasaan bergemuruh seperti sedang berada di tengah badai guntur. Entah sudah berapa lama, di puncak lelahnya batin, tiba-tiba saya ingin membuka Quran. Secara acak saja saya membuka dan membaca seuntaian kalimat yang sebetulnya sudah berkali-kali saya baca, kurang lebih : “Orang yang beruntung itu ialah orang yang melewati malam dengan berdiri dan sujud.”  Saya mengulang-ulang membacanya pelan-pelan seolah tidak percaya.  Selama ini, saya memahaminya sebagai nasehat untuk melakukan shalat malam, tapi kali ini lain.  Seuntai kalimat tersebut betul-betul terasa berbicara kepada saya, menasehati saya bahwa jika ingin beruntung, maka saat bersedih atau galau dimana pikiran terasa gelap (malam), maka saya harus melewatinya dengan tegar (berdiri) dan berprasangka baik memasrahkan diri  kepada Allah (sujud).

______

Bahasa Quran kaya makna, bisa bersifat umum bisa juga privat. Setiap tingkatan ilmu, setiap tingkatan ujian, perbedaan pengalaman, perbedaan persoalan, perbedaan suasana hati… masing-masing menangkap pesan yang mungkin tidak sama. Bahasa Quran adalah prosa dan puisi sekaligus.

Begawan sastra Indonesia, HB.Jassin, sebagai seorang sastrawan sekaligus cendekiawan muslim, pernah menyusun terjemahan Quran dalam bentuk puitis. Baginya, terjemahan biasa, jauh dari memadai untuk mengimbangi keindahan firman-firman Tuhan.  Bentuk puitis mewakili pesan yang ingin Jassin sampaikan bahwa setiap kata dalam Quran mengandung makna yang bertingkat-tingkat, yang memotivasi manusia untuk terus menggali sepanjang hayatnya. Dalam upaya menangkap makna-makna Quran yang kaya itulah sastra dibutuhkan untuk melatih kepekaan bahasa, melatih memperhalus “cita-rasa” bahasa.

Hal serupa disampaikan pula oleh cendekiawan muslim lainnya, Nurcholish Madjid, alumnus Pesantren Gontor yang pernah menjadi ketua HMI dan menyelesaikan doktornya di Universitas Chicago. Menurut Cak Nur (panggilan Nurcholish Madjid), kata-kata dalam Quran mengandung makna kias yang kaya dan dalam maknanya. Kata mendung adalah kias dari pikiran dan perasaan yang sedih namun penuh harap, kata hujan adalah kias rahmat terkabulnya harapan dan petunjuk, frasa aliran sungai adalah kias dari aliran pemikiran, kata buah adalah kias dari hikmah atau pengetahuan, frasa  lumpur hitam adalah kias dari kehinaan, kata matahari adalah kias petunjuk atau ilmu pengetahuan, frasa matahari tenggelam adalah kias dari kebodohan, frasa matahari tenggelam ke dalam lumpur yang hitam adalah kias kebodohan dan kebiadaban, kata petang adalah kias pendeknya waktu, kata pagi adalah kias semangat dan optimisme, kata gunung adalah kias pemimpin, dan lain-lain. 

HB Jassin meyakini sastra melatih kepekaan bahasa, kepekaan bahasa menambah kenikmatan dalam membaca firman-firman Tuhan. Pada ujungnya, sastra memang memiliki tujuan etis bahkan spirituil yang  mengarahkan manusia untuk insyaf dan  menjalani kehidupan yang lebih baik.

Membaca Qur'an dengan kepekaan bahasa barangkali menjadi pengalaman pula bagi Williandrus Surendra Rendra (WS Rendra), pujangga muslim Indonesia  yang dijuluki Sang Burung Merak, yang pada paruh akhir kiprah kesusastraannya  banyak mengambil inspirasi dari kitab suci, mendapatkan pencerahan dan banyak  menulis pesan moral dalam puisi-puisinya, mengingatkan semua orang bahwa manusia adalah makhluk lemah yang tidak abadi  "... tanpa kejernihan hidup yang bagaimana, manusia bisa berdamai dengan kematian ?"

*HamdanA Batarawangsa

01 Desember 2023

BUMI SEKARAT, PELAJAR TIDAK PEDULI

Naiknya suhu bumi mengancam kehidupan manusia, dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi separuh manusia akan kelaparan dan kehausan karena kegagalan panen di berbagai negara dan hilangnya sumber-sumber mata air.  Pelajar di seluruh dunia sebagai generasi yang akan menghadapi secara langsung kondisi bumi yang sekarat perlu digerakan untuk berbuat lebih banyak dan lebih cepat  sebelum terlambat, diantaranya penanaman pohon berkambium secara massif dalam jumlah yang banyak.

Hutan sangat terkait dengan perubahan iklim, baik sebagai penyebab maupun solusi. Perubahan iklim global berdampak pada kesehatan, distribusi dan komposisi hutan. Semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa hutan semakin berkurang.

Penting bagi umat manusia untuk menerima kenyataan bahwa tanda-tanda bahaya dan risiko perubahan iklim global tidak dapat diabaikan. Tidak ada waktu luang, kita harus bertindak sekarang. 

Saat ini adalah kesempatan bagi kita semua untuk menghadapi tantangan ini melalui pendekatan komprehensif dalam mengatasi penyebab pemanasan global yang disebabkan oleh ulah manusia, guna menciptakan masa depan  yang layak bagi generasi mendatang. 

Para ilmuwan telah lama memahami peran hutan dalam menciptakan iklim mikro. Dengan meningkatnya kesadaran akan pemanasan global dan penyebab utamanya, yaitu emisi karbon dioksida (CO2), peran hutan dan sumber daya tanaman dalam memodifikasi dampak perubahan iklim mendapatkan perhatian baru dari para ahli iklim, ahli kehutanan, pembuat kebijakan dan media di seluruh dunia.

Laporan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) telah menegaskan kembali bahwa peningkatan emisi Gas Rumah Kaca (GRK)  akibat aktivitas manusia telah menyebabkan peningkatan tajam konsentrasi GRK di atmosfer. 

Antara tahun 1970 dan 2004, emisi GRK global telah meningkat sebesar 70 persen; Emisi CO2 saja telah meningkat sekitar 80 persen (28% antara tahun 1990 dan 2004) dan mewakili 77 persen total emisi GRK antropogenik pada tahun 2004. Sementara pertumbuhan emisi global terbesar pada tahun 1970-2004 berasal dari sektor pasokan energi (sebuah meningkat sebesar 145%), pertumbuhan dari sektor lain juga signifikan. Emisi dari sektor transportasi, industri, dan tata guna lahan, perubahan tata guna lahan, dan kehutanan masing-masing sebesar 120, 65, dan 40 persen.

Oleh karena itu, tindakan terpadu harus diambil untuk mengelola hubungan yang kompleks ini. Persoalan perubahan iklim telah banyak dibahas dalam berbagai forum dan instansi, namun belum ada aksi nyata terpadu skala besar dari pelajar sebagai generasi  yang sepanjang hidupnya akan berhadapan langsung dengan dampak perubahan iklim yang mengerikan.  (Sumber Hans Hoogeveen/Kronik PBB Jil. XLIV, No.2, “Hijau Dunia Kita!”, 2007 disunting seperlunya oleh admin.)

 

29 November 2023

TEMUAN PISA 2018 TENTANG PENDIDIKAN INDONESIA

(Bagian 4 dari artikel analisa PISA 2018  Moch. Abduh, PhD. dan Hadi Wuryanto, MA)

Jika ditelisik lebih jauh dan lebih detail, sebagaimana rilis dari Pusat Penilaian Pendidikan saat itu, terdapat beberapa temuan penting yang diperoleh dari hasil tes PISA 2018. Diantaranya: 


Satu, sistem pendidikan Indonesia adalah sistem pendidikan terbesar keempat di dunia dengan 53 juta siswa yang bersekolah di 270 ribu sekolah dengan 3,4 juta guru. Keragaman budaya, etnis dan bentang alam Indonesia yang berupa negara kepulauan menjadi tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan Indonesia. 

Dua, laju peningkatan kemampuan siswa Indonesia tidak sebanding dengan laju peningkatan akses pendidikan. Dengan cakupan populasi sebagaimana PISA 2000 (39%), kemampuan membaca siswa Indonesia sekitar 436 poin, akan tetapi dengan cakupan populasi 85% di tahun 2018, kemampuan membaca siswa Indonesia turun drastis menjadi 371.

Tiga, secara konsisten siswa dari sekolah pedesaan dan jenjang SMP memiliki kemampuan membaca yang rendah dalam enam putaran PISA terakhir. Kemampuan membaca siswa pedesaan tercatat 24 poin di bawah rata-rata Indonesia, sedangkan kemampuan membaca siswa SMP terdeteksi 27 poin di bawah rata-rata Indonesia. 

Empat, sangat penting untuk mengenalkan kemampuan membaca bagi siswa Indonesia sejak TK. Perbedaan kemampuan membaca siswa Indonesia yang pernah mengenyam TK di atas 30 poin pada putaran PISA 2009 – 2015, tetapi turun menjadi 16 poin ketika Indonesia memperluas akses pendidikan TK.

Lima, karakteristik sekolah SMP swasta yang berlokasi di kota kecamatan memiliki rata-rata kemampuan membaca lebih rendah dibandingkan sekolah SMA Negeri yang berlokasi di ibukota provinsi. Dimana secara bersamaan, faktor-faktor tersebut memberikan perbedaan rata-rata membaca sekitar 76 poin atau setara dengan dua tahun ajaran pendidikan. 

Enam, sebanyak 7 dari 10 siswa usia 15 tahun memiliki tingkat literasi membaca masih di bawah kompetensi minimal. Mereka hanya mampu mengidentifikasi informasi rutin dari bacaan pendek serta prosedur sederhana.

Tujuh, siswa dengan latar belakang sosial ekonomi yang sama memiliki skor membaca 40 poin lebih tinggi ketika diajar oleh guru yang memanfaatkan TIK. Ini menunjukkan bahwa memiliki infrastruktur TIK saja tidak cukup. Perangkat itu harus digunakan secara maksimal dalam pembelajaran. 

Delapan, siswa yang mengaku dilibatkan guru mereka dalam pembelajaran membaca, memiliki skor membaca 30 poin lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang tidak pernah atau jarang terlibat dalam penugasan tersebut. 

Sembilan, membaca dengan suara nyaring bukan merupakan cara yang efektif. Hasil PISA menunjukkan strategi membacakan nyaring suatu bacaan bagi siswa lainnya tidak efektif untuk meningkatkan pemahaman isi bacaan bagi siswa usia 15 tahun. Berkonsentrasi pada isi bacaan, menandai atau merangkum dengan kata-kata sendiri terbukti lebih efektif untuk memahami isi bacaan. 

Sepuluh, penugasan untuk merangkum berbeda dengan menyalin. Ketika guru memberikan tugas untuk merangkum, perlu dipastikan bahwa siswa benar-benar merangkum dengan kata-katanya sendiri, tidak sekedar menyalin isi bacaan. Aktivitas merangkum yang efektif dalam menumbuhkan kemampuan membaca adalah yang mampu menangkap hal-hal yang penting dan menuliskannya kembali dengan kreativitas sendiri.

Sebelas, siswa perlu dibiasakan dengan jenis dan format bacaan yang beragam. Hasil PISA 2018 menunjukkan 1 dari 3 siswa Indonesia mengaku hanya sekali atau bahkan tidak pernah diberikan tugas membaca teks yang berisi diagram atau peta serta teks berbasis digital. Akibatnya, salah satu soal PISA 2018 sangat sulit bagi siswa Indonesia karena berasal dari bacaan yang berisi peta perairan dunia. Hanya 1 dari 30 siswa Indonesia yang mampu menjawab benar soal tersebut. 

Dua Belas, membiasakan siswa membaca untuk mengisi waktu luang. Siswa yang menghabiskan lebih banyak waktu dalam seminggu untuk membaca untuk membaca di waktu luang, capaian skor PISA-nya lebih tinggi 50 poin dibanding yang lain.

TITIK KELEMAHAN PENDIDIKAN INDONESIA HASIL PISA 2018

 (Bagian 3 dari artikel analisa hasil PISA 2018 

oleh Hadi Wuryanto, S.Kom., M.A. dan Moch. Abduh, Ph.D.)

PISA (Programme for International Student Assessment) adalah sebuah tes yang dirancang oleh Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (Organisation for Economic Co-operation and Development, OECD) untuk menilai kemampuan membaca, matematika, dan sains siswa di Indonesia yang telah/hampir menyelesaikan masa pendidikan dasar. Hasil Pisa 2018 menunjukan tingkat literasi pelajar Indonesia adalah yang terendah dalam 20 tahun terakhir, Indonesia menempati peringkat 74 (literasi), 73 (numerasi), dan 71 (sains) dari 77 negara yang dinilai.

Menurut OECD, di bidang membaca, sekitar 27% siswa Indonesia memiliki tingkat kompentensi 1b, sebuah tingkatan dimana siswa hanya dapat menyelesaikan soal pemahaman teks termudah, seperti memetik sebuah informasi yang dinyatakan secara gamblang, misalnya dari judul sebuah teks sederhana dan umum atau dari daftar sederhana. Mereka memperlihatkan kemampuan di beberapa sub-keterampilan, atau elemen dasar literasi membaca, misalnya pemahaman kalimat harfiah, namun tidak mampu menyatukan dan menerapkan keterampilan tersebut pada teks yang lebih panjang atau membuat kesimpulan sederhana.

Masih menurut OECD, di bidang matematika, sekitar 71% siswa tidak mencapai tingkat kompetensi minimum matematika. Artinya, masih banyak siswa Indonesia kesulitan dalam menghadapi situasi yang membutuhkan kemampuan pemecahan masalah menggunakan matematika. Biasanya mereka tidak mampu mengerjakan soal perhitungan aritmatika yang tidak menggunakan bilangan cacah atau soal yang instruksinya tidak gamblang dan terinci dengan baik.

Di bidang sains, OECD menjelaskan bahwa 35% siswa Indonesia masih berada di kelompok kompetensi tingkat 1a dan 17% di tingkat lebih rendah. Tingkat kompetensi 1a mengacu pada kemampuan siswa dalam menggunakan bahan umum dan pengetahuan prosedural untuk mengenali atau membedakan penjelasan tentang fenomena ilmiah sederhana. Bila didukung bantuan, mereka mampu mengawali penyelidikan ilmiah menggunakan maksimal dua variabel, misalnya variabel input dan variabel output. Mereka mampu membedakan hubungan sebab akibat sederhana serta menafsirkan data grafik dan visual yang hanya membutuhkan kemampuan kognitif tingkat rendah. Siswa-siswa pada tingkat 1a mampu memilih penjelasan ilmiah terbaik mengenai data yang tersaji dalam konteks umum.

 

MASALAH-MASALAH PENDIDIKAN INDONESIA TEMUAN PISA 2018

(Bagian 2 dari tulisan tentang analisa hasil Pisa 2018 oleh Moch. Abduh, Ph.D. dan Hadi Wuryanto, S.Kom, MA)

Berdasarkan temuan survei PISA sebagaimana dilansir pula oleh OECD, secara umum terdapat 3 permasalahan penting pendidikan di Indonesia yang mendesak untuk segera diatasi. 

Pertama, besarnya persentase siswa berprestasi rendah. Meskipun Indonesia berhasil meningkatkan akses anak usia 15 tahun masuk ke dalam sistem persekolahan, masih diperlukan upaya lebih besar untuk mendidik mereka agar persentase siswa berprestasi rendah dapat ditekan hingga serendah mungkin. Upaya ini bisa dilakukan melalui peningkatan keterampilan guru SD dalam mengajar membaca sebab keterampilan membaca siswa berkembang di masa awal duduk di bangku SD. Hal lain, hasil PISA 2018 menunjukkan bahwa siswa SMP/MTs di desa cenderung memperoleh nilai rendah dalam kompetensi membaca dibandingkan dengan siswa-siswa dari kelompok karakteristik lain.

Kedua, tingginya persentase siswa mengulang kelas. Karakter siswa yang memiliki kemungkinan tinggi untuk mengulang kelas adalah siswa laki-laki SMP dengan perilaku sering membolos dan terlambat sekolah, dari kelompok sosial ekonomi rendah, dan indek rasa-memiliki sekolah yang rendah pula. Hasil PISA memperlihatkan selisih besar dalam nilai membaca siswa yang mengulang kelas, terutama antara siswa yang pernah mengulang kelas di bangku SD dan yang tidak. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan mengulang kelas tidak membantu upaya peningkatan keterampilan membaca siswa. Dibandingkan kebijakan mengulang kelas, mungkin lebih baik jika guru berusaha lebih keras membekali siswa dengan keterampilan yang cukup agar dapat mengikuti pelajaran dengan baik di kelas selanjutnya. Menangani masalah siswa mengulang kelas diharapkan dapat meningkatkan perolehan nilai siswa Indonesia dalam PISA 2022.

Ketiga, tingginya ketidakhadiran siswa di kelas. Survei PISA menemukan bahwa siswa-siswa yang membolos seharian atau pada jam pelajaran tertentu cenderung mendapatkan nilai lebih rendah. Ketidakhadiran siswa di kelas ini memiliki keterkaitan erat dengan pengulangan kelas. Jika tingkat ketidakhadiran siswa dapat ditekan, perolehan nilai siswa di Indonesia pada PISA 2022 diharapkan meningkat.

25 November 2023

SKOR PISA 2018, LITERASI TERBURUK DALAM 20 TAHUN TERAKHIR

(Bagian 1 dari artikel analisa hasil PISA oleh Hadi Wuryanto, M.A. dan Moch. Abduh, Ph.D.)


Sekitar bulan Mei - Juni 2022 lalu, untuk kesekian kalinya Indonesia mengikuti Programme for International Student Assessment (PISA). Sebuah tes yang dirancang oleh Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (Organisation for Economic Co-operation and Development, OECD) untuk menilai kemampuan membaca, matematika, dan sains siswa di Indonesia yang telah/hampir menyelesaikan masa pendidikan dasar.

Tes ini tidak berkaitan langsung dengan kurikulum sekolah di Indonesia, melainkan merupakan tes kompetensi yang hasilnya dapat diperbandingkan secara internasional. Tes PISA menilai sejauh mana siswa usia 15 tahun, yang telah/hampir menyelesaikan pendidikan dasarnya, menguasai keterampilan dan pengetahuan yang penting bagi mereka untuk berpartisipasi penuh dalam masyarakat modern. Penilaian PISA menitikberatkan pada substansi pembelajaran inti di sekolah yaitu membaca, matematika, dan sains.

Seharusnya sebagai sebuah tes dengan pola penyelenggaraan 3 tahunan, secara jadwal PISA diselenggarakan pada tahun 2021, namun karena hampir di semua belahan dunia terjangkit wabah pandemi COVID, maka pelaksanaannya ditunda menjadi tahun 2022. Sebagaimana lazimnya, hasilnya baru dirilis setahun berikutnya di tahun 2023. Sambil menunggu bagaimana hasil tes PISA tahun 2022 dimaksud, tidak ada salahnya menilik dan menengok sekaligus mengkaji kembali hasil PISA tahun 2018 sebagai refleksi dan ikhtiar untuk peningkatan kompetensi literasi dan numerasi di Indonesia sebagai bagian tidak terpisahkan dari inovasi pembelajaran.

Potret Siswa Indonesia dan Hasil Tes PISA 2018

Sebagaimana dikutip dari OECD, pada saat tes PISA 2018 berlangsung, di Indonesia diperkirakan terdapat 4.439.086 anak berusia 15 tahun. Dari jumlah tersebut, 85% atau 3.768.508 anak tergolong populasi PISA. Selebihnya, 15% atau 670.578 anak tidak bisa dikategorikan sebagai bagian dari populasi PISA karena sejumlah kondisi, yaitu: 1) anak-anak usia 15 tahun yang tidak berada di bangku sekolah atau berstatus bukan siswa, 2) siswa usia 15 tahun yang belum mencapai kelas 7 atau kelas 1 SMP/sederajat, dan 3) siswa usia 15 tahun yang mengenyam pendidikan di Sekolah Luar Biasa (SLB) karena merupakan anak-anak berkebutuhan khusus.

Tren nilai PISA Indonesia menunjukkan peningkatan sejak PISA 2000 hingga 2018, dengan peningkatan tipis pada bidang membaca dan sains, dan peningkatan lebih tajam di bidang matematika. Meski tren sepanjang periode naik, pada PISA 2018, skor Indonesia relatif turun di semua bidang. Penurunan paling tajam terjadi di bidang membaca.

Pada empat putaran pertama PISA, nilai rata-rata kemampuan membaca siswa Indonesia bergerak naik. Pada PISA 2000, Indonesia memperoleh nilai rata-rata 371. Saat PISA 2009 nilai rata-rata kemampuan membaca naik jadi 402, skor tertinggi yang pernah Indonesia raih. Dalam tiga putaran terakhir PISA, nilai rata-rata kemampuan membaca menurun dan mencapai angka terendah PISA 2018, 371 poin, sama dengan perolehan nilai rata-rata pada PISA putaran pertama 18 tahun sebelumnya. Di bidang matematika, nilai rata-rata tes PISA siswa Indonesia bergerak fluktuatif. Nilai rata-rata terendah diperoleh dalam PISA 2003, sebesar 360. Nilai rata-rata tertinggi dicapai pada PISA 2006, 391 poin. Pada PISA 2018, siswa Indonesia memperoleh nilai rata-rata 379. Dalam bidang sains, meski turun dibandingkan dengan capaian PISA 2015 yang sebesar 402 poin, nilai rata-rata siswa Indonesia dalam PISA 2018 adalah yang tertinggi kedua dalam seluruh periode pelaksanaan PISA. Sementara dalam PISA 2018, Indonesia memperoleh nilai rata-rata 396 di bidang sains, lebih tinggi 3 poin dibanding hasil PISA pertama di tahun 2000. Nilai rata-rata terendah di bidang sains diperoleh pada PISA 2012, sebesar 382 poin. (Sumber Kemdikbud RI)



 

17 November 2023

INDONESIA

Dahulu wilayah negara  kita bernama Nusantara, yang terdiri dari banyak kerajaan. Ketika Belanda sampai di Nusantara, mereka menyangka telah sampai di India.  Sejak saat itu mereka menamai Nusantara dengan Hindia Belanda.  

Kata "Indonesia" pertama kali muncul pada tahun 1850 ketika seorang etnolog (ahli budaya) berkebangsaan Inggris bernama George Windsor Earl, yang mengusulkan istilah Indunesia dan Malayunesia. Kemudian murid Earl, James Richardson Logan, menggunakan kata Indonesia.

Kata Indonesia berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu Indus yang merujuk kepada Sungai Indus di India dan nesos yang berarti "pulau". Jadi, kata Indonesia berarti wilayah "kepulauan India", atau kepulauan yang berada di wilayah Hindia; ini merujuk kepada persamaan antara dua bangsa India dan Indonesia, dimana Belanda menyangka Nusantara sebagai India. 

Sejak tahun 1900, nama Indonesia menjadi lebih popular di kalangan pelajar.  Pelajar pribumi pertama yang menggunakan istilah Indonesia ialah Suwardi Suryaningrat (Ki Hadjar Dewantara), ketika ia mendirikan kantor berita di Belanda yang bernama Indonesisch Pers Bureau pada tahun 1913.

Pada era yang hampir bersamaan terbit pula sebuah buku yang menulis kata Indonesia karya Adolf Bastian dari Universitas Berlin, yang membuat nama Indonesia semakin terkenal.

 

Negara Republik Indonesia

Indonesia dikenal dengan nama resmi Republik Indonesia atau lebih lengkapnya Negara Kesatuan Republik Indonesia, adalah negara kepulauan di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara dua benua yaitu benua Asia dan Australia, dan diantara dua samudera yaitu Samudera Indonesia (Hindia) dan Samudera Pasifik. 

Indonesia merupakan negara terluas ke-14 sekaligus negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas wilayah sebesar 1.904.569 km², serta negara dengan pulau terbanyak ke-6 di dunia, dengan jumlah 17.504 pulau. Nama lain yang dipakai untuk kepulauan Indonesia adalah Nusantara. Selain itu, Indonesia juga menjadi negara berpenduduk terbanyak ke-4 di dunia dengan penduduk mencapai 277.749.853 jiwa pada tahun 2022,  serta negara dengan penduduk beragama Islam terbanyak di dunia, dengan penganut lebih dari 238.875.159 jiwa atau sekitar 86,9%.  Indonesia adalah negara multi kultural (banyak suku, banyak budaya, banyak agama, banyak bahasa, dan sebagainya).

Indonesia berbatasan dengan sejumlah negara. Indonesia berbatasan di wilayah darat dengan Malaysia di Pulau Kalimantan dan Sebatik, dengan Papua Nugini di Pulau Papua, dan dengan Timor Leste di Pulau Timor. Sedangkan negara yang berbatasan laut dengan Indonesia adalah SingapuraFilipinaAustraliaThailandVietnamPalau, dan wilayah persatuan Kepulauan Andaman dan NikobarIndia.

Indonesia adalah negara kesatuan dengan bentuk pemerintahan republik berdasarkan konstitusi yang sah, yaitu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945). Berdasarkan UUD 1945 pula, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dan Presiden dicalonkan lalu dipilih dalam pemilihan umum.

Ibu kota Indonesia saat ini adalah Jakarta. Pada tanggal 18 Januari 2022, pemerintah Indonesia menetapkan calon Ibu Kota baru bernama Nusantara yang berada di Pulau Kalimantan, tepatnya di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara. Hingga 2023, proses peralihan ibu kota masih berlangsung.

 

Masa Kerajaan di Nusantara

Jauh sebelum menjadi Negara Republik, di Indonesia masa lampau sudah ada Kerajaan besar. Mulai dari Kerajaan di daerah Kutai Kalimantan, Kerajaan Taruma Negara yang berpusat di Bekasi, Kerajaan Galuh yang berpusat di Ciamis, Kerajaan Sunda yang berpusat di Bogor, Kerajaan Sriwijaya yang berpusat di  Palembang, Kerajaan Singosari dan Kerajaan Majapahit yang berpusat di Jawa Timur, Kerajaan Demak yang berpusat di Jawa Tengah, dan lain-lain.  Luas wilayah Kerajaan Demak lebih luas dari wilayah Negara Republik Indonesia sekarang.

Sejarah Indonesia banyak dipengaruhi oleh bangsa-bangsa pendatang dan penjajah. Kepulauan Indonesia menjadi wilayah perdagangan penting sejak dulu, misalnya wilayah Kalapa yang sekarang menjadi Jakarta, wilayah Maluku, dan wilayah Palembang. Semua daerah itu sudah menjadi wilayah perniagaan yang sangat ramai.

Kerajaan-kerajaan masa lampau sudah menjalin hubungan agama dan perdagangan dengan bangsa Tionghoa (Cina), India, dan juga Arab. Agama dan kebudayaan Hinduisme-Buddhisme dan Islam tumbuh, berkembang dan berasimilasi (bercampur) di kepulauan Indonesia hingga abad ke-15 Masehi. Pada akhir abad ke-15, bangsa-bangsa Eropa (Portugal, Belanda, Perancis, dan Inggris) datang ke kepulauan Indonesia dan berperang untuk memonopoli (menjajah) perdagangan rempah-rempah (lada, cengkeh, vanila, dan sebagainya). Bangsa asing yang pertama kali datang adalah Portugal yang mendarat di Singapura pada tahun 1511.  Waktu itu Singapura bernama Tumasik yang merupakan bagian dari wilayah Kerajaan Demak yang berpusat di Jawa Tengah. Kemudian datang Belanda (Perusahaan VOC) yang mendarat di Banten pada tahun 1602. Setelah itu datang Perancis dan Inggris. Pada saat Inggris menguasai Nusantara, Nusantara dikembalikan kepada Belanda (pemerintah Belanda, bukan VOC lagi).

Ketika bangsa Eropa datang, kondisi persatuan antar Kerajaan di Nusantara sedang rapuh, sehingga mudah diadu domba. Rapuhnya persatuan antar Kerajaan kala itu menyebabkan bangsa Eropa yang kecil mampu menjajah bangsa Nusantara yang lebih besar dan lebih kaya.

Ketika berada di bawah penjajahan kolonial Belanda, Indonesia yang saat itu bernama Hindia Belandamemproklamasikan kemerdekaan di akhir Perang Dunia II, tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1945. Maka sejak saat itu berdirilah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sumber: Wikipedia, disunting seperlunya oleh Bataragema

 

15 November 2023

PERNAPASAN MANUSIA

Pernapasan adalah proses pertukaran oksigen dan karbon dioksida dalam paru-paru yang melibatkan alveoli dan darah. Seseorang dapat dikatakan memiliki laju pernapasan normal apabila ia bernapas sebanyak 12–20 kali per menit saat istirahat dan berlangsung secara berkesinambungan.

Organ-Organ Sistem Pernapasan pada Manusia

Sebelum mengetahui cara kerja pernapasan pada manusia, mari kenali lebih dulu organ yang berperan dalam sistem ini. Pernapasan manusia terbagi menjadi dua, yaitu pernapasan bagian atas dan bawah. Berikut ini adalah penjelasannya:

Alat Pernapasan Atas

Ada beberapa organ di dalam sistem pernapasan bagian atas manusia, yaitu:

  • Rongga hidung, terdiri atas selaput lendir dan rambut halus yang berfungsi untuk menyaring partikel debu atau kotoran dari udara yang masuk ke hidung
  • Sinus, yaitu rongga berisi udara di sepanjang sisi hidung yang berperan untuk mengatur suhu dan kelembapan udara yang dihirup
  • Faring, untuk menyalurkan udara yang masuk dari hidung atau mulut guna diteruskan ke trakea
  • Laring, yaitu ruangan kecil sebelum trakea yang berisi pita suara

Alat Pernapasan Bawah

Beberapa organ dalam sistem pernapasan bagian bawah meliputi:

  • Trakea, yaitu jalan napas utama menuju paru-paru yang terletak di bawah laring
  • Bronkus, cabang dari trakea yang berfungsi untuk meneruskan udara ke paru-paru dan cabang terkecilnya dikenal dengan bronkiolus
  • Paru-paru, terdiri dari jutaan alveolus yang menerima udara dari bronkiolus dan bertugas sebagai tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida
  • Diafragma, yaitu otot pernapasan utama yang dapat berkontraksi dan berelaksasi secara bergantian sehingga membuat udara dapat masuk dan keluar dari paru-paru

Cara Kerja Sistem Pernapasan pada Manusia

Kerja sistem pernapasan pada manusia melibatkan semua organ pernapasan. Organ-organ ini bekerja sama untuk membantu tubuh dalam pertukaran gas antara paru-paru dan pembuluh darah, yang kemudian akan disalurkan ke seluruh bagian tubuh atau diembuskan ke udara.

Berikut ini adalah cara kerja sistem pernapasan pada manusia:

  • Ketika menarik napas atau inhalasi, diafragma dan otot-otot di antara tulang rusuk akan berkontraksi dan meluaskan rongga dada sehingga paru-paru bisa mengembang dan terisi udara.
  • Udara masuk lewat hidung dan mulut, kemudian melewati proses penyaringan partikel kecil oleh rambut hidung, lalu menuju ke trakea atau batang tenggorokan.
  • Udara dari trakea masuk ke paru-paru melewati saluran pernapasan yang disebut dengan bronkus dan bronkiolus, kemudian berujung di alveolus.
  • Ketika udara mencapai alveolus, terjadi proses pertukaran antara oksigen dan karbon dioksida pada pembuluh darah kecil bernama kapiler.
  • Oksigen masuk ke dalam kapiler, kemudian menumpang sel darah merah menuju ke jantung untuk disebarkan ke seluruh tubuh. Di saat yang bersamaan, karbon dioksida masuk dari kapiler ke rongga paru.
  • Setelah pertukaran oksigen dan karbon dioksida selesai, otot diafragma dan tulang rusuk kembali rileks dan rongga dada kembali seperti semula. Udara yang mengandung karbon dioksida pun terdorong dari alveolus menuju ke bronkiolus, bronkus, trakea, hingga ke luar melalui hidung.

Selain berperan dalam pertukaran udara dan gas, sistem pernapasan juga dapat menyaring, menghangatkan, dan melembapkan udara yang dihirup serta berperan dalam proses berbicara dan penciuman.

Sistem pernapasan pada manusia memang tampak seperti hal yang sederhana. Namun, di balik setiap tarikan dan hembusan napas, terdapat kerja sama antarorgan yang cukup rumit guna mendapatkan oksigen untuk kelangsungan seluruh sistem dalam tubuh.

Bila satu organ tidak bekerja dengan baik, fungsi sistem pernapasan secara keseluruhan pun bisa terganggu. Gangguan pernapasan yang sering terjadi dan cukup berbahaya adalah asma, bronkitis, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), pneumonia, TBC, dan asfiksiaLidah tertelan juga dapat menjadi salah satu gangguan pada saluran napas yang membahayakan jika tidak mendapatkan penanganan yang segera.

Oleh karena itu, kesehatan sistem pernapasan harus dijaga dengan baik, misalnya dengan berhenti merokok atau menghindari asap rokok dan berolahraga secara rutin.

Jika Anda mengalami gejala adanya gangguan pada sistem pernapasan, seperti sesak napas atau batuk, apalagi yang sudah berlangsung lama, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan yang tepat.

Penyakit dan Gangguan Pernapasan

1. Flu

Flu adalah gangguan pernapasan oleh virus influenza yang bisa terjadi pada hidung, tenggorokan, hingga paru-paru. Gejalanya yaitu pilek, sakit tenggorokan, bersin-bersindemam, kadang disertai batuk.

Penyakit flu biasanya cukup ringan, namun bisa berisiko bagi orang-orang dengan sistem imun yang lemah. Virus influenza juga mudah menular karena tersebar melalui udara atau menghirup percikan dahak penderita.

Cukup istirahat, konsumsi makanan bergizi, dan banyak minum dapat membantu mempercepat proses penyembuhan.

2. Asma

Asma adalah penyakit peradangan kronik yang menyebabkan masalah pernapasan. Penyakit pernapasan ini terjadi saat saluran napas menyempit karena meradang atau tersumbat oleh lendir.

Tingkat keparahan asma bervariasi pada tiap orang, namun dengan pengobatan yang tepat, penderita dapat mengelola gejala, sehingga mampu beraktivitas seperti biasa.

Apa penyebab gangguan pernapasan kronik ini belum diketahui, namun yang jelas penyakit asma tidak dapat sembuh total. Mereka yang berisiko tinggi biasanya adalah orang dengan riwayat keluarga asma, menderita alergi pernapasan, atau pernah terserang penyakit pernapasan parah saat kanak-kanak.

Gejala asma biasanya, napas berbunyi (mengi), batuk, dan sesak napas. Untuk meminimalkan gejala, penderita wajib menggunakan obat pengontrol jangka panjang, serta melakukan latihan pernapasan juga dapat membantu (senam asma).

3. Tuberkulosis

Tuberculosis (TB) adalah penyakit paru-paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Jika tak segera mendapat perawatan medis, bakteri ini dapat menyerang jaringan paru-paru dan menyebar hingga menyebabkan kerusakan pada organ tubuh lainnya.

Gejala TB meliputi, batuk yang berlangsung lebih dari dua minggu (bisa bercampur lendir atau darah), berat badan turun, tidak bernafsu makan, lemas, kelelahan, demam, dan gejala yang paling khas adalah berkeringat di malam hari.

Satu-satunya cara untuk mengobati TB adalah membasmi bakteri penyebabnya dengan antibiotik. Untuk jenis dan dosisnya disesuaikan dengan tingkat keparahan dan kondisi kesehatan penderita. Tidak jarang yang bersangkutan harus mengonsumsi beberapa macam antibiotik secara bersamaan.

4. Pneumonia/Radang Paru-Paru

Di dalam organ paru-paru kita terdapat alveoli atau kantung udara. Ketika terjadi infeksi, maka alveoli akan meradang dan berisi nanah atau lendir. Inilah yang terjadi ketika terserang pneumonia.

Gejala yang terjadi adalah mual, batuk berdahak, demam, banyak berkeringat, terasa nyeri pada dada (terutama ketika menarik napas, tertawa, dan batuk), tidak berselera makan, serta pusing, dan sesak.

Penyebab gangguan pernapasan ini bisa karena infeksi virus (Rhinovirus), bakteri (Streptococcus Pneumonia dan Legionella Pneumophila), atau jamur (Pneumocystis Jirovecii dan Cryptococcus Species).

Dokter biasanya merekomendasikan obat-obatan seperti antibiotik, parasetamol, dan ibuprofen untuk untuk membuat penderita lebih nyaman sekaligus membasmi mikroorganisme penyebabnya. Jika penderita dirawat inap, rumah sakit dapat memberikan terapi oksigen untuk mengurangi sesak napas.

5. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) sebenarnya mencakup dua jenis penyakit sistem pernapasan, yaitu emfisema dan bronkitis kronis. Emfisema adalah kerusakan pada alveoli (paru) sehingga elastisitasnya berkurang.

Akibatnya, fungsi kantung udara ini untuk menyalurkan udara jadi berkurang, sehingga oksigen dalam darah jadi berkurang dan terjadi penumpukan karbon dioksida dalam darah.

Sementara bronkitis kronis terjadi saat lapisan saluran napas teriritasi dan meradang sehingga menjadi bengkak dan menyempit. Akibatnya produksi lendir menjadi berlebih dan penderita sulit bernapas.

Sebagaimana dilansir dari website resmi WHO, sekitar 90% kasus kematian akibat PPOK terjadi pada penderita dengan usia di bawah 70 tahun dan di negara-negara berpenghasilan rendah/menengah.

Penyebabnya adalah polusi udara terutama di kawasan industri, menghirup tembakau atau terpajan asap rokok, merokok (baik konvensional maupun elektrik), dan juga faktor genetik. Gejala masalah pernapasan ini adalah sesak napas, mengi, dan batuk.

Selain pengobatan medis sesuai saran dokter, penderita perlu mengikuti program rehabilitasi paru. Program tersebut biasanya meliputi, mengubah pola makan menjadi lebih sehat, belajar teknik pernapasan yang tepat, dan berolahraga rutin.

6. Kanker Paru

Kanker paru terjadi ketika sel-sel mengalami kerusakan akibat menghirup bahan kimia berbahaya (uranium, arsenik, nikel, dll) dalam jangka panjang. Ini juga termasuk merokok. Pada kondisi yang lebih parah, kanker atau tumor paru-paru juga dapat menyebar ke kelenjar getah bening, tulang, otak dan hati.

Gejala umum yang terjadi biasanya, batuk, sesak napas, mengi (napas berbunyi), nyeri dada, kelelahan, dan penurunan berat badan secara signifikan.

Tindakan medis untuk mengatasi kanker umumnya dengan prosedur operasi, kemoterapi, dan terapi radiasi sesuai tingkat keparahan kanker.

7. Covid

Covid merupakan singkatan dari Corona Virus.  Covid menyerang saluran pernapasan yang mengakibatkan saluran pernapasan dipenuhi lendir yang menutup sirkulasi oksigen. 

Pencegahan Penyakit Gangguan Pernapasan

Menggunakan masker  dapat mencegah gangguan pernapasan. Selain itu perlu menjaga kesehatan,  kebersihan, dan menerapkan kebiasaan baik, misalnya :

  • Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
  • Sering cuci tangan dengan sabun terutama setelah aktivitas di luar
  • Hindari kontak dekat dengan orang yang menunjukkan gejala sakit
  • Sebaiknya tidak tinggal atau berkunjung ke kawasan industri terutama yang diketahui sumber polusi udara berbahaya
  • Berhenti merokok dan pastikan juga tidak menjadi perokok pasif
  • Kenakan masker standar seperti N95
  • Tetap laksanakan aturan “jaga jarak” ketika berada di tempat umum
  • Terapkan pola makan sehat dan seimbang
  • Berolahraga paling sedikit 30 menit setiap hari 

Jika curiga terserang penyakit gangguan pernapasan segeralah berkonsultasi pada dokter spesialis paru dan pernapasan. Dokter akan lebih mudah mengobati penyakit Anda jika diketahui pada tahap awal.

Sementara jika terjadi kondisi darurat akibat gangguan pernapasan seperti sesak napas berat atau kehilangan kesadaran segera hubungi IGD RS. Semakin cepat Anda bertindak, risiko terburuk akan lebih mungkin dihindari.

 

 

Sumber pustaka : HaloDokterCom/ dr. Airindya Bella dan RoyalProgressCom; Sumber gambar : tunuteducation.com

Diedit/disesuaikan oleh :

Hamdan Arfani, SPt.MM.MPd.