Tanpa kejernihan hidup yang bagaimana, manusia bisa berdamai dengan kematian ? Tak ada kebaikan yang tak berbalas, tak ada keburukan yang tak bersanksi. My wisdom goes over the sea of wild wisdom

23 Mei 2025

SHALAT DAN NALAR

Quran adalah kitab suci yang banyak menyuruh manusia untuk berpikir-menalar dengan mengamati hal-hal empirik, dan sholat, ritual utama muslim ternyata berhubungan dengan berpikir-menalar tersebut. Saya yakin, muslim yang khusyuk (serius) dalam shalatnya pastilah mampu menalar dengan benar.

Pada artikel berjudul "Pesan Moral Wudhu dan Shalat" dan "Inti Salat: Berprasangka Baik Kepada Allah" (Hamdan Arfani, Bataragema.Com) dikatakan bahwa kalimat "tasbih" yang diucapkan berulang-ulang saat sujud shalat adalah pelajaran tentang prasangka baik kepada Allah yang derivatnya adalah berprasangka baik pula kepada manusia. Jika sujud adalah posisi paling "privat" antara hamba dengan Tuhannya, maka intisari dari sholat, tak lain adalah pelajaran tentang prasangka baik (husnuldzon). 


Hubungan prasangka baik dan nalar terdapat dalam artikel "Nalar Masyarakat Kita" dan "Materialisme, Dialektika, Logika" (Hamdan Arfani, Bataragema.Com) dimana dasar dari kegiatan menalar adalah fakta dan informasi yang sahih. Tanpa fakta dan informasi sahih, manusia akan terjebak dalam kesalahan berpikir (logical fallacy).


Fenomena kesalahan berpikir atau penalaran yang keliru sering kita jumpai sehari-hari terutama di media sosial, dimana banyak orang membuat kesimpulan yang berangkat dari khayalan dan informasi palsu. Bagaimana orang bisa mudah mempercayai informasi palsu, ini berhubungan dengan emosi (kemarahan) dan pikiran negatif, buruk sangka, padahal sebagian besar prasangka buruk adalah salah, meleset. 


Di era digital, informasi palsu (hoax) merupakan bagian esensi dari propaganda jahat, informasi palsu bahkan fitnah sengaja disebar bersamaan dengan ujaran kebencian untuk mengkondisikan emosi korban dalam keadaan marah, labil. Kemarahan akan melumpuhkan pikiran. Pikiran yang lumpuh adalah gerbang masuk bagi hoax, hoax se-absurd apapun.


Sholat melatih agar seorang muslim berprasangka baik, dan mau tabayun atau melakukan konfirmasi atas informasi penting yang diterimanya. Muslim yang khusyuk dalam shalatnya hanya menerima kebenaran (fakta dan informasi sahih) dalam khasanah pikirannya. Dengan memelihara shalatnya, seorang muslim memelihara nalarnya.


Penulis: Hamdan A Batarawangsa

1 komentar:

  1. Terimkasih ,pencerahan nya, insyaAllah seorang Muslim sejati ,menjga sholatnya dengan khusyuk,akan sellau berprasangka baik . Aamiin

    BalasHapus

Silahkan tulis komentar pada space yang tersedia. Komentar akan muncul setelah disetujui Admin.