Saya kembali menelaah model edukasi Gerakan Pramuka yang diramu oleh para Pandu senior seperti Bung Karno, Sri Sultan HB IX, Prof. Priyono, Dr. Aziz Saleh, Bung Achmadi, Ki Hajar Dewantara, dkk., ditengah gencarnya penggunaan kecerdasan buatan (AI) saat ini, yang mempermudah kerja namun kian merampas sisi kemanusiaan. Di masa depan guru kognitif mungkin harus berbagi atau bahkan hampir seluruhnya diambil alih AI, dan sekolah formal hanya diberi peran yang berhubungan dengan pendidikan sikap-perilaku sosial, spiritual, logika-dialektika, pembangunan karakter, dan kesehatan jasmani. Sekolah yang hanya berfokus pada aspek kognitif akan tereliminasi.
Prinsip-prinsip Pendidikan Pramuka
Membangun Citra Diri dan Harga Diri Positif. Seorang Pramuka dikiaskan sebagai "tunas kelapa" yang setelah dewasa diharapkan memiliki karakteristik seperti pohon kelapa : dapat hidup dimana saja karena mampu beradaptasi, dan bermanfaat atau punya kontribusi bagi keluarga dan masyarakat. Pramuka memiliki "kode kehormatan" berupa tuntunan moral (darma) dan janji (satya) sebagai instrumen membentuk attitude yang baik. Simbolisasi, darma, dan satya, adalah upaya membangun citra diri (self image) dan harga diri (self esteem) positif.
Mendorong untuk Memiliki Kecakapan Hidup. Seorang Pramuka didorong untuk memiliki kecakapan hidup, dan terus distimulasi untuk meningkatkankan kepakarannya pada beberapa kecakapan hidup yang paling diminatinya. Kecakapan hidup ini amat beragam mencakup bidang teknologi, seni budaya, olahraga, religi, komunikasi, kesehatan, lingkungan hidup, budidaya, dan lain-lain. Kecakapan hidup ini disematkan berupa "tanda kecakapan" di pakaian Pramuka sebagai dorongan (support) dan apresiasi untuk berprestasi lebih tinggi.
Memiliki Goal Kriteria Paripurna. Pendidikan seorang Pramuka memiliki tujuan akhir menjadi "Pramuka Garuda" setelah memenuhi beberapa kriteria diantaranya kriteria kecakapan hidup, kriteria moral, kriteria attitude, dan kriteria sosial.
Melatih Kecakapan Sosial. Kegiatan kepramukaan dilakukan secara berkelompok sehingga melatih bersosialisasi-kerjasama, melatih empati, melatih tenggang rasa, melatih kepemimpinan, menumbuhkan persaudaraan, menumbuhkan jiwa demokratis, dan memahami manajemen konflik. Kegiatan berkelompok Pramuka mematuhi sistem among : keteladanan (ing laga sing tulada), mengeksplorasi gagasan (ing madya mangun karsa), dan menciptakan suasana suportif (tut wuri handayani).
Membangun Suasana Menyenangkan. Kegiatan kepramukaan menggunakan metode learning by doing untuk mendapatkan pengalaman secara langsung di alam terbuka.
Inilah beberapa hal pokok dalam pendidikan kepramukaan, sebuah model pendidikan yang sangat bagus dan cocok diterapkan di sekolah formal, relevan di masa lalu, saat ini, dan masa depan.
____________
Penulis :
Hamdan A Batarawangsa
Purna Jamnas 1991; Purna Ambalan Budi Utomo SMA 1 Jakarta; Purna Racana Raden Intan Unila.







