Tanpa kejernihan hidup yang bagaimana, manusia bisa berdamai dengan kematian ? Tak ada kebaikan yang tak berbalas, tak ada keburukan yang tak bersanksi. My wisdom goes over the sea of wild wisdom

28 Mei 2025

PENDIDIKAN PRAMUKA BAG.2


Saya kembali menelaah model edukasi Gerakan Pramuka yang diramu oleh para Pandu senior seperti Bung Karno, Sri Sultan HB IX, Prof. Priyono, Dr. Aziz Saleh, Bung Achmadi, Ki Hajar Dewantara, dkk., ditengah gencarnya penggunaan kecerdasan buatan (AI) saat ini, yang mempermudah kerja namun kian merampas sisi kemanusiaan. Di masa depan guru kognitif mungkin harus berbagi atau bahkan hampir seluruhnya diambil alih AI, dan sekolah formal hanya diberi peran yang berhubungan dengan pendidikan sikap-perilaku sosial, spiritual, logika-dialektika, pembangunan karakter, dan kesehatan jasmani. Sekolah yang hanya berfokus pada aspek kognitif akan tereliminasi.

Prinsip-prinsip Pendidikan Pramuka


Membangun Citra Diri dan Harga Diri Positif. Seorang Pramuka dikiaskan sebagai "tunas kelapa" yang setelah dewasa diharapkan memiliki karakteristik seperti pohon kelapa : dapat hidup dimana saja karena mampu beradaptasi, dan bermanfaat atau punya kontribusi bagi keluarga dan masyarakat. Pramuka memiliki "kode kehormatan" berupa tuntunan moral (darma) dan janji (satya) sebagai instrumen membentuk attitude yang baik. Simbolisasi, darma, dan satya, adalah upaya membangun citra diri (self image) dan harga diri (self esteem) positif.


Mendorong untuk Memiliki Kecakapan Hidup. Seorang Pramuka didorong untuk memiliki kecakapan hidup, dan terus distimulasi untuk meningkatkankan kepakarannya pada beberapa kecakapan hidup yang paling diminatinya. Kecakapan hidup ini amat beragam mencakup  bidang teknologi, seni budaya, olahraga, religi, komunikasi, kesehatan, lingkungan hidup, budidaya, dan lain-lain. Kecakapan hidup ini disematkan berupa "tanda kecakapan" di pakaian Pramuka sebagai dorongan (support) dan apresiasi untuk berprestasi lebih tinggi.


Memiliki Goal Kriteria Paripurna. Pendidikan seorang  Pramuka memiliki tujuan akhir menjadi "Pramuka Garuda" setelah memenuhi beberapa kriteria diantaranya kriteria kecakapan hidup, kriteria moral, kriteria  attitude, dan kriteria sosial.


Melatih Kecakapan Sosial. Kegiatan kepramukaan dilakukan secara berkelompok sehingga melatih bersosialisasi-kerjasama, melatih empati, melatih tenggang rasa, melatih kepemimpinan, menumbuhkan persaudaraan, menumbuhkan jiwa demokratis, dan memahami manajemen konflik. Kegiatan berkelompok Pramuka mematuhi sistem among : keteladanan (ing laga sing tulada), mengeksplorasi gagasan (ing madya mangun karsa), dan menciptakan suasana suportif (tut wuri handayani).


Membangun Suasana Menyenangkan. Kegiatan kepramukaan menggunakan metode learning by doing untuk mendapatkan pengalaman secara langsung di alam terbuka. 


Inilah beberapa hal pokok dalam pendidikan kepramukaan, sebuah model pendidikan yang  sangat bagus dan cocok diterapkan di sekolah formal, relevan di masa lalu, saat ini, dan masa depan.

____________


Penulis :

Hamdan A Batarawangsa


Purna Jamnas 1991; Purna Ambalan Budi Utomo SMA 1 Jakarta; Purna Racana Raden Intan Unila.

PENDIDIKAN PRAMUKA BAG.1

Sebagian besar masyarakat memahami Pramuka sebagai salahsatu kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, yang berisi kegiatan berbaris, berkemah, teka-teki sandi, dan tali-temali. Jarang yang memahami tujuan sebenarnya, filosofinya,  kurikulumnya, dan sejarah gemilangnya sejak masih bernama Pandu di era Hindia Belanda. Setelah menelaah, ternyata prinsip-prinsip kepramukaan sangat cocok diterapkan dalam pendidikan di sekolah formal, dan aplikasinya sangat sukses sewaktu Penulis mengajar di SD-SMP Perjuangan Depok pada 2003--2012.



Tokoh Perancang Kepramukaan


Kepramukaan adalah segala hal yang berhubungan dengan organisasi Gerakan Pramuka dan peserta didiknya yang disebut Pramuka (Pramuka singkatan dari Praja Muda = kadet, pemuda terdidik, dan Karana = berkarya). Dahulu kepramukaan disebut kepanduan. 


Kepanduan pertama kali ada di Indonesia pada 1912 yang diajarkan lembaga pendidikan Belanda, yang diadopsi dari Inggris. Di Inggris, kepanduan pada mulanya diajarkan seorang pensiunan militer bernama Lord Baden Powell. Badden Powell mengajarkan berbagai ketangkasan dan keterampilan hidup yang selayaknya dimiliki anak-anak muda. Kemudian kepanduan diadopsi lembaga-lembaga pendidikan pribumi seperti pesantren, sekolah gereja, sekolah Taman Siswa, sekolah Muhammadiyah, ormas, dan lain-lain. Pada 1928, 5 bulan sebelum Kongres Nasional Pemuda yang melahirkan Sumpah Pemuda, kepanduan-kepanduan pribumi bergabung dalam satu badan Persatuan Antar Pandu Indonesia (PAPI) dan bernama Pandu Rakyat Indonesia sejak 1945. Kemudian pada 14 Agustus 1961 kepanduan nasional secara resmi bernaung dalam satu wadah organisasi Gerakan Pramuka. Tokoh-tokoh perancang Gerakan Pramuka diantaranya Ir. Sukarno, Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Prof. Priyono, Dr. Aziz Saleh, Achmadi, dan lain-lain. Adapun prinsip-prinsip pendidikan Gerakan Pramuka mengambil dari model pendidikan Ki Hajar Dewantara.


Penulis : Hamdan A Batarawangsa

Purna Jamnas 1991; Purna Ambalan Budi Utomo SMA 1 Jakarta; Purna Racana Raden Intan Unila.

26 Mei 2025

PERNAPASAN MANUSIA


Sistem pernapasan pada manusia adalah sekumpulan organ yang terlibat dalam proses pernapasan, yaitu pertukaran oksigen dan karbon dioksida dalam darah. 



Seseorang dapat dikatakan memiliki laju pernapasan normal apabila ia bernapas sebanyak 12–20 kali per menit saat istirahat dan berlangsung secara berkesinambungan.


Organ-Organ Sistem Pernapasan pada Manusia

Sistem pernapasan manusia terbagi menjadi dua, yaitu sistem pernapasan bagian atas dan bawah. Berikut ini adalah penjelasannya:


Sistem pernapasan bagian atas

Organ di dalam sistem pernapasan bagian atas manusia, yaitu:

1). Rongga hidung, terdiri atas selaput lendir dan rambut halus yang berfungsi untuk menyaring partikel debu atau kotoran dari udara yang masuk ke hidung

2). Sinus, yaitu rongga berisi udara di sepanjang sisi hidung yang berperan untuk mengatur suhu dan kelembapan udara yang dihirup

3). Faring, untuk menyalurkan udara yang masuk dari hidung atau mulut guna diteruskan ke trakea

4). Laring, yaitu ruangan kecil sebelum trakea yang berisi pita suara


Sistem pernapasan bagian bawah

Beberapa organ dalam sistem pernapasan bagian bawah meliputi:

1). Trakea, yaitu jalan napas utama menuju paru-paru yang terletak di bawah laring

2). Bronkus, cabang dari trakea yang berfungsi untuk meneruskan udara ke paru-paru dan cabang terkecilnya dikenal dengan bronkiolus

3). Paru-paru, terdiri dari jutaan alveolus yang menerima udara dari bronkiolus dan bertugas sebagai tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida

4). Diafragma, yaitu otot pernapasan utama yang dapat berkontraksi (menegang) dan berelaksasi (mengendur) secara bergantian sehingga membuat udara dapat masuk dan keluar dari paru-paru


Cara Kerja Sistem Pernapasan pada Manusia

Kerja sistem pernapasan pada manusia melibatkan semua organ pernapasan. Organ-organ ini bekerja sama untuk membantu tubuh dalam pertukaran gas antara paru-paru dan pembuluh darah, yang kemudian akan disalurkan ke seluruh bagian tubuh atau diembuskan ke udara.


Berikut ini adalah cara kerja sistem pernapasan pada manusia:

Ketika menarik napas atau inhalasi, diafragma dan otot-otot di antara tulang rusuk akan berkontraksi dan meluaskan rongga dada sehingga paru-paru bisa mengembang dan terisi udara.

Udara masuk lewat hidung dan mulut, kemudian melewati proses penyaringan partikel kecil oleh rambut hidung, lalu menuju ke trakea atau batang tenggorokan.

Udara dari trakea masuk ke paru-paru melewati saluran pernapasan yang disebut dengan bronkus dan bronkiolus, kemudian berujung di alveolus.

Ketika udara mencapai alveolus, terjadi proses pertukaran antara oksigen dan karbon dioksida pada pembuluh darah kecil bernama kapiler.

Oksigen masuk ke dalam kapiler, kemudian menumpang sel darah merah menuju ke jantung untuk disebarkan ke seluruh tubuh. Di saat yang bersamaan, karbon dioksida masuk dari kapiler ke rongga paru.

Setelah pertukaran oksigen dan karbon dioksida selesai, otot diafragma dan tulang rusuk kembali rileks dan rongga dada kembali seperti semula. Udara yang mengandung karbon dioksida pun terdorong dari alveolus menuju ke bronkiolus, bronkus, trakea, hingga ke luar melalui hidung.

Selain berperan dalam pertukaran udara dan gas, sistem pernapasan juga dapat menyaring, menghangatkan, dan melembapkan udara yang dihirup serta berperan dalam proses berbicara dan penciuman.


Sistem pernapasan pada manusia memang tampak seperti hal yang sederhana. Namun, di balik setiap tarikan dan hembusan napas, terdapat kerja sama antarorgan yang cukup rumit guna mendapatkan oksigen untuk kelangsungan seluruh sistem dalam tubuh.


Bila satu organ tidak bekerja dengan baik, fungsi sistem pernapasan secara keseluruhan pun bisa terganggu. Gangguan pernapasan yang sering terjadi dan cukup berbahaya adalah

1) asma,

2). bronkitis,

3). penyakit paru obstruktif kronik (PPOK),

4). pneumonia,

5). TBC, dan

6). asfiksia atau lidah tertelan juga dapat menjadi salah satu gangguan pada saluran napas yang membahayakan jika tidak mendapatkan penanganan yang segera

7). Covid, dll.


Oleh karena itu, kesehatan sistem pernapasan harus dijaga dengan baik, misalnya dengan menghindari asap kendaraan, asap pembakaran, dan asap rokok, menggunakan masker, menghirup udara menggunakan hidung bukan mulut, dan berolahraga secara rutin.






23 Mei 2025

SHALAT DAN NALAR

Quran adalah kitab suci yang banyak menyuruh manusia untuk berpikir-menalar dengan mengamati hal-hal empirik, dan sholat, ritual utama muslim ternyata berhubungan dengan berpikir-menalar tersebut. Saya yakin, muslim yang khusyuk (serius) dalam shalatnya pastilah mampu menalar dengan benar.

Pada artikel berjudul "Pesan Moral Wudhu dan Shalat" dan "Inti Salat: Berprasangka Baik Kepada Allah" (Hamdan Arfani, Bataragema.Com) dikatakan bahwa kalimat "tasbih" yang diucapkan berulang-ulang saat sujud shalat adalah pelajaran tentang prasangka baik kepada Allah yang derivatnya adalah berprasangka baik pula kepada manusia. Jika sujud adalah posisi paling "privat" antara hamba dengan Tuhannya, maka intisari dari sholat, tak lain adalah pelajaran tentang prasangka baik (husnuldzon). 


Hubungan prasangka baik dan nalar terdapat dalam artikel "Nalar Masyarakat Kita" dan "Materialisme, Dialektika, Logika" (Hamdan Arfani, Bataragema.Com) dimana dasar dari kegiatan menalar adalah fakta dan informasi yang sahih. Tanpa fakta dan informasi sahih, manusia akan terjebak dalam kesalahan berpikir (logical fallacy).


Fenomena kesalahan berpikir atau penalaran yang keliru sering kita jumpai sehari-hari terutama di media sosial, dimana banyak orang membuat kesimpulan yang berangkat dari khayalan dan informasi palsu. Bagaimana orang bisa mudah mempercayai informasi palsu, ini berhubungan dengan emosi (kemarahan) dan pikiran negatif, buruk sangka, padahal sebagian besar prasangka buruk adalah salah, meleset. 


Di era digital, informasi palsu (hoax) merupakan bagian esensi dari propaganda jahat, informasi palsu bahkan fitnah sengaja disebar bersamaan dengan ujaran kebencian untuk mengkondisikan emosi korban dalam keadaan marah, labil. Kemarahan akan melumpuhkan pikiran. Pikiran yang lumpuh adalah gerbang masuk bagi hoax, hoax se-absurd apapun.


Sholat melatih agar seorang muslim berprasangka baik, dan mau tabayun atau melakukan konfirmasi atas informasi penting yang diterimanya. Muslim yang khusyuk dalam shalatnya hanya menerima kebenaran (fakta dan informasi sahih) dalam khasanah pikirannya. Dengan memelihara shalatnya, seorang muslim memelihara nalarnya.


Penulis: Hamdan A Batarawangsa

22 Mei 2025

REFORMASI GAGAL, REFLEKSI MEI 1998

Mei 1998 status saya mahasiswa sebuah PTN,  mondok di sebuah asrama mahasiswa yang diisi anak-anak muda dari berbagai fakultas, berbagai suku, berbagai agama, dan dari berbagai daerah di Indonesia. Asramanya besar, tapi hanya punya satu radio inventaris. Radionya butut tapi suaranya cukup kencang.

Sejak Januari, setiap pukul 20.00 saya dan kawan-kawan mendengarkan siaran  radio BBC London tentang perkembangan aksi-aksi demo mahasiswa se-Indonesia. Dari siaran BBC London itulah kami tahu rencana-rencana aksi besok dan seterusnya.


Sejak 1994 sebetulnya demo-demo mahasiswa sudah ada di berbagai kampus, namun skala kecil hanya 5-10 orang.  Demo besar di mulai dari orasi para Guru Besar UI di Salemba, diantaranya Prof. Sri Edi Swasono, disusul orasi dari legenda LBH, Dr. Adnan Buyung Nasution. Sejak hari itu di  halaman kampus UI Salemba selalu ada orasi dari siapa saja. Salah satu orator mengajak kampus-kampus se Indonesia untuk mulai "bersuara". Beberapa waktu kemudian kampus-kampus yang "bisu" mendapat kiriman paket "pakaian dalam" wanita. Waktu itu wanita masih dikonotasikan sebagai "penakut", tentu saja keliru karena sejujurnya sangat banyak wanita pemberani.


Orasi dan demo tahun 1998 adalah respon dari hancurnya ekonomi Indonesia. Pada Agustus 1997, 1 Dollar AS masih setara Rp.2.400 tapi satu bulan kemudian anjlok berkali lipat; beras dan sembako tiba-tiba mahal kemudian menghilang; terjadi PHK massal yang tidak pernah terprediksi sebelumnya; penjarahan massal toko-toko dan mall; pembakaran kantor-kantor sepanjang jalan raya utama, dll. Di daerah Klender Jakarta Timur ada mall yang dijarah kemudian dibakar oleh massa tak dikenal beserta ratusan manusia-manusia di dalamnya...


Sebelum tanggal 20 Mei, bentrokan mahasiswa dan aparat terjadi beberapa kali, dan tidak hanya di Jakarta. Korban jiwa mahasiswa bukan hanya karena ditembak, tapi ada pula karena pukulan benda tumpul. Kawan kami, seorang mahasiswi berhijab, kru majalah kampus ditemukan tewas di pinggir jalan dengan kepala pecah saat meliput bentrokan mahasiswa dengan aparat.


Dukungan masyarakat pada demo mahasiswa 1998  jauh berbeda dengan kondisi saat ini. Pada 20 Mei 1998, konvoi mahasiswa di jalan raya ditonton ratusan-ribuan masyarakat dari pinggir jalan, mereka memberi air dan makanan, dukungan terasa full 100%. Itulah, setelah 20 Mei 1998 dan seterusnya, saya merasa bersalah, karena sejak saat itu kondisi bangsa tidak pernah sebaik sebelumnya: sopan santun anjok, kesusilaan  merosot, korupsi-kolusi-nepotisme malah menggila. Reformasi gagal total. Meski mahasiswa, yang katanya kaum intelek muda, sebetulnya kami semua awam soal politik, mengira setelah Pak Harto lengser keadaan akan membaik, ternyata salah besar. 


Soal demo mahasiswa, sempat saya diskusikan dengan ayah yang pada 1965 juga pernah jadi mahasiswa demonstran. Kesimpulannya, mahasiswa hanya kuda tunggangan politik, demonstrasi bukan cara demokrasi yang baik. Mahasiswa di era kami, 1965 - 1998 tidak mampu menyamai kualitas mahasiswa angkatan 1928, angkatan Kebangkitan Nasional yang sesungguhnya.

_____


Penulis:

Hamdan A Batarawangsa


16 Mei 2025

SEKOLAH SEBENARNYA

Ancaman punahnya sekolah dan hilangnya profesi guru

Kini kita berada di era guru betul-betul bukan satu-satunya sumber informasi. Internet memungkinkan setiap murid mendapatkan informasi hampir tanpa batas.  Kecerdasan Buatan (AI) bisa menghadirkan "guru" yang mampu menjelaskan materi dengan lebih gamblang daripada guru real di kelas. Bahkan setiap anak bisa belajar mandiri untuk memahami banyak hal tanpa menjadi murid sekolah formal. Di masa depan, sekolah harus mendefinisikan ulang peran dan kontribusinya dalam peradaban, atau akan hilang dengan sendirinya. Demikian pula dengan guru, mungkin akan muncul guru-guru tanpa gedung sekolah atau profesi guru akan hilang, beralih menjadi perancang konten audio-visual pembelajaran. Inilah yang sangat mungkin terjadi jika sekolah dan guru menitikberatkan fungsinya hanya dalam aspek akademis. 

Ada aspek-aspek lain pendidikan yang meski tertulis dalam visi-misi sebagian besar sekolah, tapi hampir tidak ada aksi nyata untuk mewujudkannya. Padahal aspek-aspek inilah yang menjadi syarat tetap bergunanya sekolah di masa depan.


Aspek pertama, aspek kecakapan hidup dasar seperti berliterasi, menalar, berkolaborasi, komunikasi, dan berkreatifitas.  Kecakapan literasi dan menalar butuh bimbingan latihan, terutama membedakan mana informasi yang sahih dan palsu, mana fakta dan fiksi. Informasi sahih dan fakta adalah dasar dari kegiatan menalar. Tanpa informasi sahih dan fakta, manusia akan mengalami kegagalan berpikir (logical fallacy). Berkolaborasi, berkomunikasi, dan menjadi kreatif juga membutuhkan bimbingan latihan dalam aktifitas sosial yang sehat. Untuk tujuan membangun kecakapan dasar ini kehadiran sekolah dan guru sangat dibutuhkan.


Aspek kedua, aspek karakter unggul. Membangun karakter dimulai dari mengulang-ulang kebiasaan baik. Kebiasaan datang tepat waktu, kebiasaan mencuci tangan, kebiasaan berpakaian rapih, kebiasaan berkata sopan, kebiasaan membersihkan lingkungan, kebiasaan membuang sampah pada tempatnya, dll.  Saat ini dimana kedua orangtua umumnya bekerja, kehadiran sekolah dan guru sangat dibutuhkan. Hanya saja, sejauh ini hampir semua sekolah tidak membuat instrumen untuk mengontrol kebiasaan baik murid.


Aspek ketiga, aspek potensi khusus pada murid. Setiap anak adalah istimewa, setiap anak adalah cerdas sesuai potensinya masing-masing. Sekolah masih dipercaya sebagai institusi yang mampu mengembangkan potensi anak. Ada potensi numerik, potensi bahasa, potensi seni, potensi kinestetik, dll. 


Aspek keempat, aspek spiritual. Jika religi adalah serangkaian prosedur, maka spiritual adalah hikmah dari prosedur itu. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius, di sekolah sering diadakan kegiatan keagamaan. Kegiatan sholat berjamaah misalnya, selain melakukan praktik sholat berjamaah, murid seharusnya distimulasi untuk mencari manfaat sholat, terlebih sholat yang dilakukan secara berjamaah. Orang percaya bahwa ada hubungan antara agama dan etika. OrangTua menyekolahkan anak di sekolah yang banyak kegiatan keagamaannya  dengan harapan agar memiliki moralitas yang tinggi. 


Di masa depan sekolah dan guru terancam akan ditinggalkan kecuali jika melaksanakan visi-misinya sebagai sekolah yang sebenarnya, yaitu  sekolah  yang memanusiakan manusia dengan mengapresiasi keanekaraman potensi, membekali setiap muridnya dengan kecakapan hidup, membentuk karakter unggul, dan mengisi jiwa setiap murid dengan nilai-nilai spiritual. Sekolah yang sebenarnya nampak dari kebersihannya, keramahan dan kegembiraan warganya, antusiasme dan partisipasi tinggi dalam setiap kegiatan, dimana semua keunggulan itu berasal dari pembiasaan, kemudian menjadi karakter, yang pada akhirnya berevolusi menjadi budaya. Sekolah yang berbudaya, sekolahnya manusia, sekolah yang sebenarnya.


Penulis:

Hamdan A Batarawangsa

15 Mei 2025

TIGA PRINSIP SAKTI KI HAJAR DEWANTARA

Kehidupan yang diskriminatiflah yang menggugah jiwa Ki Hajar Dewantara untuk mendidik anak, remaja, dan pemuda pribumi. Pada masa itu kondisi ekonomi masyarakat Hindia Belanda khususnya di kota-kota baru saja pulih akibat dampak Perang Dunia I, kegiatan ekonomi meningkat, industri perkebunan-pertanian mulai surplus, jalan-jalan dan sarana publik dipercantik. Namun sebagus apapun peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak menghilangkan diskriminasi atas hak hukum, hak belajar, hak pekerjaan, hak perlakuan yang sama, hak menikmati fasilitas publik, dan sebagainya, bagi orang-orang pribumi. Pada masa itu kelas sosial  masyarakat dipecah dengan jelas. Kelas sosial tertinggi adalah bangsa Eropa, kelas menengah adalah para bangsawan, imigran Arab, dan imigran Cina, dan kelas terendah adalah pribumi rakyat biasa yang merupakan mayoritas penduduk Hindia Belanda.

Ki Hajar Dewantara adalah anak dari Sultan Mataram, masuk dalam kelas sosial menengah bukan yang tertinggi, karena status Raja pada masa itu adalah Pegawai Negara, yang digaji oleh Pemerintah Hindia Belanda. Pada 1908 Ki Hajar bergabung dengan organisasi Boedi Oetomo, kemudian mendirikan Indische Partij bersama Cipto Mangun Kusumo dan Douwes Dekker. Namun pada 1913--1919 mereka diasingkan ke Belanda. Di negeri Belanda itulah Ki Hajar menyadari jauhnya ketimpangan akses pendidikan antara bangsa Belanda dan bangsa pribumi di Hindia Belanda, padahal pendidikan adalah syarat menuju perubahan yang lebih baik bagi suatu bangsa. Ki Hajar juga menyadari kelebihan serta kekurangan sistem pendidikan Belanda, beliau merumuskan sistem pendidikan yang paling cocok dan paling dibutuhkan bagi bangsa Indonesia.


Sistem pendidikan Ki Hajar menekankan pada kebutuhan murid secara utuh : intelektual, kesehatan jasmani, dan moralitas-spiritual yang sesuai nilai-nilai luhur masyarakat. Guru membimbing agar murid berkembang sesuai potensinya masing-masing.


Pada prinsipnya, menurut Ki Hajar, guru memiliki 3 tugas pokok:  memberi contoh (ing laga sing tulada), menstimulasi gagasan (ing madya mangun karsa), dan bertindak sebagai suporter (tut wuri handayani). Memberi contoh, membangun gagasan, dan memberi dukungan, adalah dasar-sadar yang kata Boby dPotter-Gardner, sebagai upaya membangun citra diri positif (self image) dan harga diri positif (self esteem). Tanpa membangun  citra diri positif dan harga diri positif, segala ikhtiar pendidikan adalah omong-kosong.

____

Penulis:

Hamdan A Batarawangsa


09 Mei 2025

NALAR MASYARAKAT KITA

Frasa "perang pemikiran" sudah sering saya dengar sejak masih SMA.  Dulu, saya mengira perang pemikiran hanyalah adu argumentasi, dialektika. Nyatanya, perang pemikiran adalah aksi masif terorganisir merusak nalar masyarakat. Setiap hari saya membaca komentar-komentar  yang tidak logis di media sosial bahkan membahas persoalan yang tidak jelas, absurd. Hal ini bukan hanya disebabkan rendahnya daya literasi bangsa kita, namun juga tingginya intensitas  narasi-narasi pembodohan dan informasi palsu yang sengaja  disuguhkan kepada netizen. 


Dengan narasi ambigu, awalnya netizen digiring untuk menafsirkan secara sinis sesuai keinginan propagandis. Salah menafsirkan adalah kondisi awal dari kesalahan berpikir (logical fallacy). Pada tahap selanjutnya rasa keadilan diusik supaya netizen emosi bahkan benci. Pada tahap terakhir inilah netizen yang sudah dibakar benci dicekoki hoax bahkan fitnah secara bertubi-tubi. Dalam kondisi emosi, nalar dirusak, kebenaran fakta diputarbalikkan. Fakta adalah dasar untuk menyusun argumentasi yang logis, fakta adalah pijakan untuk melakukan penalaran. Hoax merusak nalar masyarakat.


Pesatnya kemajuan teknologi informasi bukan hanya mempercepat distribusi informasi yang benar, namun juga informasi yang salah.  Penyebaran informasi palsu bisa saja sengaja dilakukan untuk kepentingan tertentu, baik berdasar alasan etis kedaruratan maupun kejahatan. 


Kita bisa melihat Irak yang hancur karena hoax atas Saddam Hussein, Libya yang hancur karena Hoax atas Khaddafi, juga Suriah yang babak belur karena hoax negatif atas Assad dan hoax positif atas ISIS. AS melihat hoax mampu menggantikan serangan artileri saat perang melawan Irak. Perang AS-Irak (1990-2011) awalnya tidak menghasilkan kemenangan bagi AS, hujan rudal tidak membuat Irak takluk. Kemudian AS mencoba memecah belah masyarakat Irak melalui berita bohong dan ternyata sangat sukses, Irak hancur oleh bangsanya sendiri. Ke depan, penyebaran berita palsu (hoax) akan selalu menjadi strategi utama dalam perang apapun, karena sudah terbukti jauh lebih murah namun sangat efektif.


Saat ini bangsa Indonesia terlalu banyak disuguhi hoax, dirusak pikirannya, dilemahkan negaranya. Banyak yang terlanjur merasakan nikmatnya negara Indonesia yang lemah, baik bangsa asing maupun bangsa sendiri, dan ketika negara melawan, negara harus berhadapan dengan zombi, yaitu masyarakat yang sudah rusak nalarnya seperti di Irak, Libya, dan Suriah.


Rhenald Kasali pernah berkata, saat ini hoax tidak hanya dikonsumsi masyarakat kurang terdidik, tapi juga masyarakat berpendidikan tinggi. Pada masyarakat berpendidikan tinggi hoax masuk melalui relung emosi. Emosi dapat menyebabkan penafsiran yang tidak objektif bahkan salah, emosi bisa "mematikan" logika. Emosi bahkan disebut-sebut sebagai musuh para filosof.

...

Saya sering mencermati komentar seorang tokoh yang oleh banyak netizen disebut ahli logika. Saya terkejut ketika menyadari beliau sering sekali berangkat dari premis yang "ngawur" untuk sampai pada sebuah kesimpulan, sampai-sampai saya bertanya dalam hati apakah ia punya dendam pada negara, karena menurut saya, ia sedang merusak pikiran banyak orang. Jadi, kuatkanlah diri kita masing-masing dengan fakta, dengan informasi yang benar. Lakukan cek n ricek untuk informasi penting, atau lupakan 100%, itulah dasar kita untuk bisa bernalar dengan benar, menjadi pemenang dalam gempuran "perang pemikiran." Di jaman digital, menjaga nalar adalah jihad intelektual, kata Buya Syafi'i Ma'arif.


___


Penulis
Hamdan A Batarawangsa