Tanpa kejernihan hidup yang bagaimana, manusia bisa berdamai dengan kematian ? Tak ada kebaikan yang tak berbalas, tak ada keburukan yang tak bersanksi. My wisdom goes over the sea of wild wisdom

21 September 2009

PUASA SERUAN UNIVERSAL : Ketuhanan dan Kemanusiaan

Oleh
Hamdan Arfani


Setiap tahun kaum muslimin melaksanakan ritual puasa satu bulan penuh pada siang hari, kemudian setelah satu bulan ditutup dengan kewajiban berzakat sebelum shalat Ied.

Menarik, karena meski puasa ramadlan ditunaikan oleh hampir semua kaum muslimin, namun Allah SWT ternyata hanya menyeru kepada 'orang yang beriman', secara letterleg  bukan kepada kaum muslimin : Hai Orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu ...

Banyak penafsiran atas maksud 'orang yang beriman' di atas. Namun Al Qur'an menjelaskan bahwa yang dimaksud orang yang beriman adalah yang memiliki ciri-ciri : percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, percaya kepada datangnya hari kiamat beserta kehidupan setelah mati, dan melakukan kebajikan atau amal sholeh (Nurcholish Madjid).

Dengan demikian, tidak semua kaum muslimin (Islam) itu termasuk orang yang beriman, bahkan sebagian ulama menyebutkan bahwa tidak semua orang beriman itu adalah kaum muslimin! Hal ini berdasarkan hadits dialog Rasulullah SAW dengan Jibril tentang ISLAM, IMAN, DAN IHSAN yang masing-masing memiliki definisinya sendiri. 

Al Quran sebagai kitab suci  dari agama Islam yang kosmopolitan tidak menyeru kepada satu golongan saja, melainkan kepada seluruh manusia akhir jaman umat nabi terakhir Muhammad SAW.  Seruan puasa adalah seruan universal kepada seluruh umat manusia yang "terpanggil hatinya" atau "percaya" (beriman), lintas ras dan lintas agama. Iman, sejatinya adalah urusan privat antara individu dengan Tuhannya, tanpa penghalang legalitas apapun. 

Pada akhirnya, puasa selalu diiringi zakat. Hubungan puasa dan zakat sama dekatnya seperti sholat dan beramal shaleh (kebajikan). Ayat al Qur'an secara konsisten menghubungkan pasangan-pasangan kata tersebut. Hal ini merupakan penegasan bahwa jika inputnya puasa maka outputnya mestilah zakat, atau dengan terjemahan lain : jika inputnya Ketuhanan maka outputnya adalah kemanusiaan. Seperti juga halnya sholat yang diawali takbir dan diakhiri salam : diawali dengan hablumminallah, dan diakhiri dengan hablumminannas... Ketuhanan sepaket dengan kemanusiaan. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar pada space yang tersedia. Komentar akan muncul setelah disetujui Admin.