Bagi kaum muslimin di negara tropis, puasa Ramadhan tidak terlalu bermasalah, tapi bagi kaum muslimin di negara sub tropis dan dingin, puasa Ramadhan perlu mendapat penjelasan fikih.  Bagaimana tidak, jika kaum muslimin di Indonesia hanya berpuasa selama 13,5 jam, kaum muslimin di Eropa harus puasa hingga 20 Jam !  Luar biasa !  Bagaimana bisa ?
Pada musim panas, bagian dunia utara mengalami siang jauh lebih lama dari pada malam, karena bumi sedang miring hingga 23 derajat condong ke selatan.  Sebaliknya, bagian bumi selatan justru mengalami siang yang jauh lebih sebentar daripada malam.
Dalam mensikapi lamanya waktu puasa kaum muslimin di belahan dunia utara dan terlalu singkatnya bagi kaum muslimin di belahan selatan, banyak ulama fikih yang menfatwakan agar lamanya puasa 'mengkiaskan' atau mengambil waktu yang sama dengan di negara muslim terdekat yang umumnya hanya 13-14 jam saja.
Tapi menurut saya, justru disinilah Ke-Maha Kuasaan Allah, kaum muslimin di belahan utara memang harus berpuasa lebih lama karena kondisi lingkungan disana lebih 'lunak' (sejuk) daripada di negara tropis.  Sebaliknya, kaum muslimin di belahan selatan harus puasa dalam waktu yang lebih sebentar karena masalah suhu yang terlalu dingin.
Selain itu, semua masalah di atas mengingatkan kita kembali bahwa inti ibadah puasa Ramadhan bukan pada lamanya menahan haus dan lapar, namun lebih esensi lagi, yakni 'puasa ruhani' dari maksiat dan menyegarkan kembali 'ketuhanan' dan 'kemanusiaan' kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar pada space yang tersedia. Komentar akan muncul setelah disetujui Admin.