
Pendidikan memiliki tujuan pendewasaan, baik pendewasaan intelektual, etis, estetis, maupun finansiil. Melalui pendidikan, manusia diharapkan dapat lebih cerdas dan bijaksana dalam berinteraksi dengan sesama manusia dan alam, terkhusus dengan Tuhan Yang Maha Esa. Melalui pendidikan, manusia diharapkan pula dapat lebih efektif dan efisien dalam mencapai berbagai tujuan. Dan masih melalui pendidikan, diharapkan tingkat kemakmuran materi dapat meningkat setidaknya di atas batas minimum kelayakan hidup. Singkatnya, dengan pendidikan, manusia diharapkan mencapai kehidupan yang sehat dan bahagia, lahir dan batin !
Tujuan-tujuan pendidikan yang lebih khusus misalnya membentuk kedisiplinan, menanamkan kejujuran dan sportivitas, menumbuhkan semangat bekerja keras, memupuk kepercayaan diri, memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, dan lain-lain.
Dua 'satuan' yang paling bertanggung jawab dalam pendidikan manusia, khususnya pendidikan dasar dan menengah bagi anak dan remaja adalah rumah tangga dan sekolah. Kelemahan pendidikan pada salah satu 'satuan' ini bisa saja akan berakibat fatal. Alih-alih menjadi anak shaleh yang berguna bagi nusa dan bangsa, bagaimana kalau justru kelak menjadi beban masyarakat ?
Terutama pada akhir-akhir dekade ini, ada kecenderungan orang tua menyerahkan sepenuhnya masalah pendidikan kepada sekolah. Ini berbahaya, karena jelas sekolah tidak akan mampu menanggung amanat besar itu sendiri. Akibatnya, meski telah sedemikian hebat pendidikan yang diterapkan di sekolah, 'toh' mandul juga karena ketimpangan situasi ini.
Berdasar temuan di beberapa sekolah, ketimpangan situasi di atas ternyata benar-benar ada. Pada situasi demikian, tidak bisa tidak, sekolah harus proaktif menjalin komunikasi dengan orang tua peserta didik untuk menyatukan visi dahulu.
Beruntung jika orang tua telah menyadari bahwa pendidikan di rumah tangga adalah pedidikan terpenting bagi anak dan remaja. Dalam hal ini komuinikasi sekolah dan orang tua tentu lebih berkualitas. Yang perlu dilakukan hanyalah penyesuaian-penyesuaian.
Penyesuaian-penyesuaian sekolah-rumah dalam pendidikan bersama bagi anak-remaja adalah kunci pokok keberhasilan pendidikan. Pola pendidikan yang diterapkan sekolah harus mendukung program pendidikan di rumah, begitu pula sebaliknya. Pendidikan di sekolah dan di rumah harus saling mengisi. Anehnya, ada juga salah satu pihak (sekolah atau rumah) yang arogan sehingga mengecilkan peran pendidikan di pihak yang lain. Pendidikan yang terbaik bagi anak dan remaja adalah yang terintegrasi antara sekolah dan rumah. Salah satu ciri pendidikan terintegrasi tersebut adalah hadirnya keingintahuan yang besar di pihak sekolah mengenai keseharian dan kemajuan peserta didik di rumah, dan sebaliknya.
Ciri lain pendidikan yang terintegrasi antara rumah dan sekolah misalnya adanya angket laporan orang tua yang disebarkan oleh sekolah, kunjungan guru ke rumah, kunjungan orang tua ke sekolah (bukan untuk berbincang dengan kepala sekolah saja, melainkan untuk melihat langsung keseharian putra/putrinya di sekolah), adanya program diskusi atau seminar pendidikan yang mengundang orang tua peserta didik, dan adanya toleransi sekolah terhadap kegiatan positif anak-remaja di rumah, dan sebaliknya.
bersambung ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar pada space yang tersedia. Komentar akan muncul setelah disetujui Admin.