Tanpa kejernihan hidup yang bagaimana, manusia bisa berdamai dengan kematian ? Tak ada kebaikan yang tak berbalas, tak ada keburukan yang tak bersanksi. My wisdom goes over the sea of wild wisdom

28 Juni 2009

Pemeliharaan Ayam Buras Usia Pertumbuhan (Sistem Umbaran)

Saya menggunakan istilah ayam ras untuk ayam-ayam import broiler (pedaging) dan layer (petelur), sedangkan untuk ayam kampung, ayam bangkok (baik import maupun lokal), ayam pelung, ayam kedu, ayam ciparage, dll, saya istilahkan sebagai ayam bukan ras (buras).

Banyak peternak yang kesulitan dalam memelihara ayam pada masa pertumbuhan. Kesulitan tersebut mulai dari tingkat kematian yang tinggi, pertumbuhan yang kurang optimal, cacat tubuh, dan banyak lagi. Secara umum, pertumbuhan ayam akan sangat pesat pada usia 0-4 bulan, dan akan terus bertumbuh meski agak lambat hingga usia 7,5 bulan. Berikut akan saya uraikan sedikit pengalaman saya :

Ayam Usia 0 -- 1 Bulan

Pada usia ini yang paling berpengaruh adalah faktor suhu lingkungan dan makanan. Asalkan ayam hidup pada suhu lingkungan yang nyaman, dan diberi makanan yang bergizi baik, ayam akan tumbuh sesuai harapan. Pada masa ini, saya merekomendasikan pemberian pakan /ransum komersil (produksi Charoen Phokp., Sirad, Confeed, dll.) yang biasa dinamakan BR-1 atau BR-2 (voer), karena selain mengandung imbangan gizi yang seimbang, pada ransum ini juga terdapat antibiotik yang dapat melindungi ayam dari penyakit-penyakit pada masa awal. Kecukupan gizi yang baik akan menjamin pembentukan antibodi alami berlangsung dengan sempurna.

Mengenai cara pemeliharaan, apakah disapih atau tetap dicampurkan dengan induk, tidak jadi masalah. Namun yang harus diperhatikan, jika peternak berniat memelihara dalam jangka panjang (usia panen di atas 12 bulan), sebaiknya ayam usia pertumbuhan diberi ruang gerak yang lebih leluasa.

Ayam Usia 1 - 7,5 Bulan

Kembali saya mengingatkan, bahwa pada tulisan ini saya hanya membahas pemeliharaan dengan sistem umbaran (ekstensif atau semi intensif).

Sedikit banyak alam telah menyediakan nutrisi bagi ternak, misalnya rumput sebagai sumber protein dan serat, kerikil dan tanah sebagai sumber mineral, sekam padi sebagai sumber vitamin yang baik untuk pertumbuhan bulu, dll. Dengan demikian, ayam yang dipelihara secara umbaran dapat mencari sendiri kekurangan nutrisi dari lingkungan sekitarnya.

Untuk ayam umbaran usia pertumbuhan di atas 1 bulan, saya merekomendasikan pemberian pakan dengan formula 20% konsentrat petelur + 80% dedak (saya namakan formula 280). Secara matematis, formula 280 ini rendah energi dan protein, namun memiliki imbangan energi-protein yang sangat ideal, sehingga jika ayam mengkonsumsi dengan normal, kebutuhan protein minimum akan tercukupi (Jika melihat imbangannya, justru formula 280 termasuk pakan dengan prosentase protein yang tinggi, mengungguli BR-1 dan BR-2).

Kelebihan Formula 280

Berdasar pengalaman, ayam-ayam yang saya beri formula 280 memiliki tekstur daging/otot yang baik, yakni rendah lemak dengan perototan yang besar dan kuat. Selain itu, pakan formula 280 sangat ekonomis. Pertumbuhan tulang juga sangat baik, besar dan kuat, karena pakan formula 280 menggunakan konsentrat ayam petelur yang kaya akan kalsium. Menggunakan formula 280, saya sangat terkejut dengan hasil pertumbuhan yang menyamai jika ayam diberikan voer!

Kelemahan Formula 280

Kelemahan sejauh ini belum saya temui, kecuali keharusan memelihara dengan sistem umbaran.

Bahan Makanan Tambahan

Peternak dapat menambahkan bahan makanan lain ke dalam formula 280 namun dengan prosentase maksimum 5%. Bahan makanan tersebut misalnya :
- kapur bubuk/kapur tembok yang telah non aktif (sebagai sumber kalsium)
- Voer BR-1 atau BR-2 (sebagai suplemen)

Demikian, serba sekilas tentang pemeliharaan ayam buras usia pertumbuhan secara umbaran.

(Publikasi formula 280 tidak lepas dari apresiasi saya kepada Ir. Hendro di Jl. Untung Suropati, Bandar Lampung - beliau yang hingga usia sepuh masih terus bergelut dengan dunia unggas, beliaulah yang mewariskan formula 280 ini kepada saya).





23 Juni 2009

Hai Peternak, Awas, Dedak Palsu !


Dedak adalah bahan makanan ternak yang telah digunakan oleh masyarakat sejak dahulu kala. Dedak dihasilkan dari proses pelepasan kulit padi atau gabah. Proses pelepasan kulit padi sering diistilahkan dengan 'menggiling' dan tempat untuk menggiling padi tersebut disebut 'penggilingan.' Pada proses menggiling padi, dihasilkan sekam, dedak, dan beras. Sekam adalah kulit padi yang bentuknya belum banyak berubah. Sedangkan dedak adalah butiran halus percampuran bagian dari kulit padi dan kulit ari beras. Dedak yang butirannya sangat halus sering disebut katul atau bekatul.

Kandungan gizi dedak atau bekatul tidak selalu sama dari satu daerah dengan daerah lainnya, bahkan sering pula tidak sama antara satu penggilingan dengan penggilingan lainnya. Kandungan protein kasar dedak atau bekatul umumnya kurang dari 10% sehingga tidak bisa dijadikan satu-satunya bahan makanan bagi ternak unggas.

Dedak sebagai pakan ayam umbaran dapat langsung diberikan dengan ditambah air secukupnya. Beberapa peternak mencampur dedak dengan air panas bahkan ada pula yang merebusnya sehingga menjadi bubur dedak. Pemasakan dedak memang dapat memecah ikatan kimia karbohidrat dan protein, sehingga nutrisi dedak dapat lebih cepat dan banyak diserap oleh usus ternak.

Dewasa ini banyak pula peternak yang menformulasi sendiri bahan makanan ternak sehingga menjadi ransum, dimana dedak dijadikan salah satu campurannya. Umumnya, kandungan dedak pada ransum sekitar 15 hingga 40%, bahkan ada beberapa macam ransum khusus yang kandungan dedaknya mencapai lebih dari 50%.

Namun, pemanfaatan dedak sebagai pakan ternak menjadi riskan untuk beberapa waktu ini. Di daerah Bogor, Depok, hingga Bekasi dan Jakarta, ditemui dedak yang telah dicampur dengan serbuk kayu sisa gergajian. Sekilas, dedak campuran kayu tersebut sama sekali tak nampak aneh. Namun, pada saat diberikan pada ternak, terutama ternak unggas, unggas-unggas yang kelaparanpun tidak suka memakannya, kecuali sangat sedikit sekali.

Setelah saya teliti, yakinlah saya bahwa dedak-dedak yang ditolak ternak di atas tenyata telah dicampur dengan serbuk kayu. Cara yang paling mudah untuk mengetahui asli tidaknya dedak adalah dengan mencium baunya. Pada dedak palsu akan tercium bau kayu yang cukup tajam.

22 Juni 2009

Anak Belajar dari Kehidupannya

Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki.
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi.
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri. 
Jika anak dibesarkan dengan hinaan, ia belajar menyesali diri.
Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri. 
Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri.
Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai. 
Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baik perlakuan, ia belajar keadilan 
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan.
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi dirinya.  
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan. 

 -disadur dari puisi karya Dorothy Law Nolte-



Elastisitas Panas Basal: Kunci Stamina Ayam Laga


Ayam laga sudah dikenal masyarakat Nusantara sejak berabad-abad lalu. Setidaknya hingga akhir abad ke-19, ayam laga menjadi simbol status di kalangan para raja, bupati, dan bangsawan. Singkat kata, dunia ayam laga telah menjadi bagian budaya nasional kita. Namun sayang, jika dahulu para raja, bupati, dan bangsawan menjadikan ayam laga sebagai sarana pergaulan dan simbol status sosial, kini motivasi tersebut telah jauh bergeser, yakni menjadi salah satu sarana perjudian belaka. Namun demikian, berdasar pengamatan di lapangan, ternyata tidak semua hobiis ayam laga suka dengan perjudian. Ternyata masih banyak yang tetap setia pada motivasi warisan leluhur, apalagi kalau bukan kebanggaan !

Seperti halnya atlet, ayam laga diperlakukan sedemikian rupa agar tetap sehat dan kuat. Untuk itu, para peternak atau hobiis memberikan berbagai asupan seperti makanan yang bergizi plus suplemen penambah stamina, tidak lupa diterapkan perlakuan latihan otot, penjemuran, dll.

Semua pemberian asupan dan perlakuan di atas adalah pemberian dan perlakuan standar yang umum diketahui oleh para peternak atau hobiis. Saya yakin, masih banyak yang belum menyadari pentingnya mengatur tingkat panas basal dan hubungannya dengan ketahanan stamina ayam laga di kalang.

Seperti telah umum diketahui, pada saat aktivitas olahraga, faktor penambahan suhu badan berbanding lurus dengan penambahan frekuensi detak jantung dan penambahan timbunan asam laktat di dalam otot yang menyebabkan kelelahan. Semakin besar selisih pertambahan panas tubuh, semakin cepat frekuensi detak jantung, dan semakin cepat pula mencapai kelelahan. Dengan demikian, perlu suatu teknik agar pertambahan (margin) panas tubuh tidak mencapai kisaran (range) yang terlalu lebar antara pada saat aktivitas normal dan olahraga (tarung). Dengan kata lain, perlu upaya untuk menaikkan panas basal tubuh ayam (yakni tingkat panas tubuh pada saat aktivitas normal), atau mempertinggi tingkat elastisitas panas basal tubuh tersebut.

Untuk meningkatkan panas basal tubuh atau meningkatkan elastisitas panas basal, salah satu upaya yang pernah saya lakukan adalah dengan mengatur tingkat suhu lingkungan dengan cara menempatkan ayam pada lingkungan yang panas, misalnya mengganti atap kandang genteng dengan atap seng, atau menempatkan ayam pada lingkungan tandus, namun dengan ketersediaan ransum bergizi dan air minum yang terjamin. Pengaruh perlakuan ini tidak serta merta dapat dilihat hasilnya dalam waktu yang singkat. Pada kasus saya, setidaknya ayam membutuhkan waktu tiga bulan untuk beradaptasi secara fisiologis pada lingkungan ekstrem ini. Keberhasilan perlakuan menaikkan elastisitas panas basal dapat dilihat dari penampilan fisik ayam, yakni kebotakan alami pada bagian paha, dada, hingga leher.

Pada kasus pengamatan saya, ayam hasil perlakuan penaikkan panas basal belum memerlukan pendinginan/pembasahan/diairi pada pertarungan 2 x 15 menit. Pada 2 x 15 menit itu, nafas ayam sama sekali tidak terengah-engah, pergerakan tetap lincah, tetap segar seperti layaknya sebelum pertarungan!


13 Juni 2009

Orang Sakti dari Lampung Tengah



Saya beruntung, ketika berusia belasan tahun, saya pernah berjumpa langsung, bertegur sapa dengan orang-orang besar dan terkenal. Tahun 1990 saya berjumpa Mendikbud Prof. Fuad Hasan di Balai Pustaka, Gunung Sahari. Saya berjumpa lagi dengan beliau beserta beberapa menteri lainnya di tahun 1991 pada momen Jambore Nasional Pramuka di Cibubur, Jakarta. Sebelumnya, saya pernah pula bertemu pakar pendidikan Dr. Arif Rahman pada kegiatan Penataran Pengurus OSIS se-DKI Jakarta tahun 1989 di Kompleks SMA Olah Raga, Ragunan, Jakarta. Tahun 1994 saya bertemu lagi dengan Pak Arif di SMA 1 Jakarta, pada kegiatan Maulid Nabi. Pertemuan dengan Presiden dan Ibu Negara RI ke-2, Pak Harto dan Bu Tien pun pernah beberapa kali. Pertemuan pertama di tahun 1991 pada acara Jamnas 91, pertemuan kedua di tahun 1992 pada acara penanaman Sejuta Pohon di Monas, dan pertemuan ketiga pada acara Gelar Senja Pramuka tahun 1995 di TMII (pada pertemuan kedua dan ketiga sama sekali tidak berkesempatan bertegur sapa karena banyaknya undangan dan ketatnya penjagaan). Pada tahun 1993 saya pernah pula bertemu dengan Pak Effendi Anas yang sekarang menjabat Walikota Jakarta Utara (waktu itu masih Wakil Walikota Jakarta Pusat), bahkan beliau memberi saya uang seratus ribu rupiah gara-gara saya berhasil menjawab dengan benar pertanyaan beliau... asyik, saya bisa jajan besar waktu itu ! Masih banyak lagi pertemuan-pertemuan saya dengan orang-orang besar pada momen yang lain. Itu semua adalah pertemuan di alam riil, belum lagi di alam mimpi !

Namun, dari semua orang-orang hebat yang pernah saya temui, ada satu yang tergolong paling hebat dan berkesan. Sosok paling hebat ini justru tidak banyak dikenal masyarakat luas. Orang hebat itu adalah Ir. Surono, seorang carik di desa Nambah Dadi-Ono Harjo, Lampung Tengah.

Ir. Surono sosoknya tinggi kurus, rambut agak keriting, berpakaian sangat sederhana bahkan kadang terkesan kumel. Sekilas tidak berbeda dengan kebanyakan penampilan orang desa pada umumnya. Namun sekali berbincang dengan beliau, sekejab orang tahu ia bukan orang sembarangan ! Bicaranya lugas, ramah, santun, tegas, dan terbuka.

Pada awalnya siapapun tidak akan menyangka kalau Surono Danu adalah orang besar yang namanya terkenal luas di kalangan elite sebuah partai besar. Budiman Sujatmiko mengenalnya, bahkan Megawati Sukarnoputri (saat itu mantan Presiden) bukan hanya mengenal, namun juga sempat mampir bertamu ke kediaman beliau (pasti Megawati terperanjat, Surono Danu yang namanya terkenal di jajaran elite partainya, ternyata tinggal di sebuah gubug yang amat sederhana!

Awal Perkenalan

Berawal dari sebuah doa, meminta kepada Allah SWT untuk dipertemukan dengan seorang guru sejati, dimana saya bisa belajar ilmu dunia dan akherat. Maka pada sekitar tahun 2000, pada sebuah kegiatan Kuliah Kerja Nyata di Lampung Tengah, dengan diajak oleh dua orang teman, Romy dan Aryo (Romy alumnus SMA 2 Bandar Lampung saat itu mahasiswa FT sedangkan Aryo alumnus SMA 68 Jakarta adalah mahasiswa FE dari kampus yang sama dengan saya) tibalah saya di depan sebuah rumah berdinding geribig namun bersih dan asri.

Pada pintu rumah tertempel sebuah tulisan 'Tidak Menerima Tamu Laki-laki', sebuah kalimat yang sempat membuat saya ragu untuk mengetuk. Benar saja, Pak Rono (Surono Danu) betul-betul tidak mau menerima tamu lelaki. "Kamu datang sebagai tamu atau saudara?" Tanyanya. "Saudara, Pak," Jawab saya singkat. Walah, belum apa-apa saya dipaksa harus berdiplomasi !

Cendekiawan Sejati, Sekaligus Orang Sakti

Semakin lama bergaul dengan Pak Rono, semakin banyak kearifan yang saya ambil, kearifan tentang berbagai hal. Dari beliau, saya belajar bagaimana seorang pemimpin harus bersikap tegas dan keras pendirian, serta teguh memegang keyakinan. Bagaimana tegasnya, kerasnya, dan teguhnya Pak Rono itu saya saksikan sendiri selama saya bersamanya. Dalam bersikap seperti itu, Pak Rono betul-betul tidak tergoyahkan, walau nyawa taruhannya. Beliau begitu pemberani. Dalam hal ini, pada suatu kesempatan, Pak Rono pernah berseloroh, "Berani... tidak. Takutpun... tidak(?). Wah, gendeng !

Orang-orang kampung menganggap Pak Rono manusia serba bisa. Orang kampung datang menemui Pak Rono dengan berbagai keluh kesah, mulai masalah yang paling logis, hingga hal yang paling tidak logis. Ada kasus orang kesurupan, kasus orang gila, hingga kasus ibu hamil yang tiba-tiba kandungannya raib entah kemana.

Pada suatu hari di tahun 2007, saya membaca artikel di harian Media Indonesia. Pada halaman itu terdapat foto Pak Rono berpose di tengah sawah bersama pejabat organisasi Serikat Tani. Pada halaman itu diberitakan bahwa Surono Danu menemukan sebuah varietas padi unggul yang diberi nama Sertani. Saya terkejut dan senang tak terkira atas pemberitaan itu. Sungguh, ketika beliau mampir ke rumah saya beberapa bulan sebelumnya, beliau tidak bercerita banyak tentang publikasi hasil penelitiannya tentang benih padi. Saya tahu, beliau pun memiliki temuan ilmiah lain yang lebih 'mengguncang' bahkan mungkin fenomenal, suatu penemuan tentang performan siklus produksi ayam asli Indonesia.

Kecendekiaan Pak Rono sulit ditandingi. Beliau bukan berasal dari keluarga miskin. Dan meski sejak lama beliau memiliki akses yang luas kepada pembesar negara ini, mulai tingkat presiden, menteri, gubernur, DPR, bupati, hingga camat dan lurah, namun segala godaan dunia harta-tahta-wanita tidak mampu menggoyahkan idealismenya. Beliau anti cari muka. Beliau anti meminta-minta kepada orang kuat. Beliau adalah orang yang memiliki sifat zuhud. Semua bau dunia tersebut tidak menarik minatnya. Hanya satu hal yang kerap mengusik jiwanya, yaitu bagaimana sebesar mungkin bisa bermanfaat bagi orang banyak, itu saja ! Itu saja yang menjadi ciri terpenting seorang cendekiawan sejati. itulah Ir. Surono Danu, cendekiwan sejati, sekaligus orang sakti dari Lampung Tengah !

Alamat Ir. Sorono Danu :
Jalan 3 Desa Nambah Dadi
Kecamatan Terbanggi Besar
Kabupaten Lampung Tengah.


12 Juni 2009

Hebat, Aksi Butet di Deklarasi Pemilu Damai 2009



Kemarin malam, tiga pasangan capres dan cawapres (Mega-Prabowo, SBY-Budiyono, JK-Wiranto) dikumpulkan KPU untuk mendeklarasikan pemilu damai. Acara deklarasi menjadi lebih semarak ketiga suguhan atraksi seni salah satu calon menampilkan aksi monolog seniman Butet Kartaredjasa. Bagaimana tidak, pada aksi itu Butet menyampaikan sindiran keras kepada semua hadirin, terutama pada SBY yang notabene masih presiden RI.

Materi monolog Butet diklaim pihak SBY-Budiyono adalah pesanan yang sengaja dipersiapkan untuk 'menyerang' pasangan SBY-Budiono (SBY Berbudi). SBY Berbudi merasa kecolongan, dan keberatan dengan aksi monolog tersebut karena dianggap bertentangan dengan semangat deklarasai damai yang disponsori KPU.

Sebaliknya, pihak penyuguh (Mega-Prabowo) menganggap materi monolog Butet biasa-biasa saja. Pendapat ini didukung oleh pihak calon lainnya (JK-Wiranto).

Renungan

Mewujudkan pemilu damai adalah niat yang amat mulia. Namun niat mulia tentu butuh aplikasi. Aksi monolog Butet yang tidak membuat nyaman pihak SBY Berbudi anggap saja sebagai ujian awal seberapa jauh ketahanan niat mewujudkan niat damai tersebut. Sungguh, kasus Butet hanya kerikil kecil. Dari perspektif rakyat jelata (apalagi perspektifnya korban Lapindo) justru penampilan Butet menjadi jauh lebih penting dari acara sebenarnya. Pada momen tersebut, tidak semua mata melihat SBY sebagai capres, sebagian besar justru melihatnya jelas-jelas sebagai presiden. Bagi presiden, bukankah mendengarkan keluhan rakyat adalah prioritas utama, kapanpun, dimanapun ?

09 Juni 2009

Kata-kata Simbol dalam Qur'an

Rasulullah menegaskan bahwa Qur'an adalah kitab yang abadi sepanjang masa. Benar juga, sejak abad 8 hingga abad 21 ini, Qur'an tetap aktual. Mengapa Qur'an tetap aktual ? Seorang cendekiawan muslim asal Iran, Ali Syariati (gugur sebagai martil pada detik-detik menjelang Revolusi Islam Iran tahun 1979) memberikan penjelasan bahwa keabadian Qur'an diantaranya terletak pada gaya bahasa puisinya yang multi makna. Orang yang berpikiran sederhana akan menemukan makna Qur'an dalam kalimat Qur'an apa adanya. Orang yang peka hatinya, akan menemukan makna lain yang sesuai dengan tingkat kepekaan radar nuraninya yang khas.

Beberapa belas tahun lalu, seorang kritikus sastra Indonesia, HB Jassin, membuat terjemah Qur'an dengan gaya puisi yang dikuasainya. Sayang, karya ciptanya ini dilarang untuk diterbitkan. Namun sebagai sebuah karya sastra sesungguhnya karya Jassin itu sungguh amat fenomenal !

Berikut beberapa makna kata dalam Qur'an dalam perpektif sastra puisi :

Malam = kesedihan, kesusahan
Berdiri = tabah
Sujud = pasrah
Sungai = aliran pemikiran
Laut = keluasan ilmu Allah
Pantai = batas awal makrifatullah
Hujan = rahmat, ilham
Buah = ide, buah pikiran
Hijau = muda, original, segar, kehidupan
Lumpur = hina dina, rendah
Hitam = kotor
Matahari = ilmu pengetahuan
Bintang = petunjuk



bersambung ...

Potongan Puisi Tanjung Banua

Pada suatu sore belasan tahun lalu, saat melepas lelah sepulang kuliah, sambil duduk menghadap jendela, saya membolak balik selembar koran. Tiba-tiba mata saya tertuju pada sebaris puisi karya Raudal Tanjung Banua yang entah mengapa sangat berkesan di hati. Puisi itu puisi religius. Hanya sekali baca, saya hafal beberapa baris diantaranya. Mudah-mudahan kelak, saya akan temui lagi baris tambahannya. Beberapa baris puisi beraura religi yang masih terekam itu saya tulis di bawah ini :


Menjadi sungai
Nasibku sangsai

Di curam bukit
Jadilah berderai

Karena dengan laut
Aku tak mungkin melerai rindu

Batu-batu yang terdiam dingin
Biarkan cemburu

Aku toh tak pernah ragu
Mencapai pantai yang Kau janjikan ...




Pemimpin Machiavellian

Orang yang ingin bertindak secara terhormat dalam setiap langkahnya, pasti akan kecewa berada diantara sekian banyak orang yang tidak berjiwa ksatria. Karena itu, jika seorang pemimpin ingin mempertahankan pemerintahannya, ia harus mempelajari bagaimana bertindak secara tidak ksatria dan memanfaatkan atau tidak memanfaatkannya sesuai kebutuhan.

Nasib Mujur

Karena Dewi Fortuna adalah seorang wanita, maka jika Anda ingin menguasainya, Anda perlu mengalahkannya dengan paksa. Pengalaman membukikan bahwa wanita membiarkan dirinya dikuasai oleh orang yang pemberani daripada oleh mereka yang malu-malu. Karena itu, seperti seorang wanita, nasib mujur selalu merupakan sahabat bagi orang muda, karena mereka cenderung bersikap impulsif, lebih bergelora, dan menguasainya dengan keberanian lebih besar.

Pendidikan Dasar -Menengah Terintegrasi Sekolah dan Rumah



Pendidikan memiliki tujuan pendewasaan, baik pendewasaan intelektual, etis, estetis, maupun finansiil. Melalui pendidikan, manusia diharapkan dapat lebih cerdas dan bijaksana dalam berinteraksi dengan sesama manusia dan alam, terkhusus dengan Tuhan Yang Maha Esa. Melalui pendidikan, manusia diharapkan pula dapat lebih efektif dan efisien dalam mencapai berbagai tujuan. Dan masih melalui pendidikan, diharapkan tingkat kemakmuran materi dapat meningkat setidaknya di atas batas minimum kelayakan hidup. Singkatnya, dengan pendidikan, manusia diharapkan mencapai kehidupan yang sehat dan bahagia, lahir dan batin !

Tujuan-tujuan pendidikan yang lebih khusus misalnya membentuk kedisiplinan, menanamkan kejujuran dan sportivitas, menumbuhkan semangat bekerja keras, memupuk kepercayaan diri, memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, dan lain-lain.

Dua 'satuan' yang paling bertanggung jawab dalam pendidikan manusia, khususnya pendidikan dasar dan menengah bagi anak dan remaja adalah rumah tangga dan sekolah. Kelemahan pendidikan pada salah satu 'satuan' ini bisa saja akan berakibat fatal. Alih-alih menjadi anak shaleh yang berguna bagi nusa dan bangsa, bagaimana kalau justru kelak menjadi beban masyarakat ?

Terutama pada akhir-akhir dekade ini, ada kecenderungan orang tua menyerahkan sepenuhnya masalah pendidikan kepada sekolah. Ini berbahaya, karena jelas sekolah tidak akan mampu menanggung amanat besar itu sendiri. Akibatnya, meski telah sedemikian hebat pendidikan yang diterapkan di sekolah, 'toh' mandul juga karena ketimpangan situasi ini.

Berdasar temuan di beberapa sekolah, ketimpangan situasi di atas ternyata benar-benar ada. Pada situasi demikian, tidak bisa tidak, sekolah harus proaktif menjalin komunikasi dengan orang tua peserta didik untuk menyatukan visi dahulu.

Beruntung jika orang tua telah menyadari bahwa pendidikan di rumah tangga adalah pedidikan terpenting bagi anak dan remaja. Dalam hal ini komuinikasi sekolah dan orang tua tentu lebih berkualitas. Yang perlu dilakukan hanyalah penyesuaian-penyesuaian.

Penyesuaian-penyesuaian sekolah-rumah dalam pendidikan bersama bagi anak-remaja adalah kunci pokok keberhasilan pendidikan. Pola pendidikan yang diterapkan sekolah harus mendukung program pendidikan di rumah, begitu pula sebaliknya. Pendidikan di sekolah dan di rumah harus saling mengisi. Anehnya, ada juga salah satu pihak (sekolah atau rumah) yang arogan sehingga mengecilkan peran pendidikan di pihak yang lain. Pendidikan yang terbaik bagi anak dan remaja adalah yang terintegrasi antara sekolah dan rumah. Salah satu ciri pendidikan terintegrasi tersebut adalah hadirnya keingintahuan yang besar di pihak sekolah mengenai keseharian dan kemajuan peserta didik di rumah, dan sebaliknya.

Ciri lain pendidikan yang terintegrasi antara rumah dan sekolah misalnya adanya angket laporan orang tua yang disebarkan oleh sekolah, kunjungan guru ke rumah, kunjungan orang tua ke sekolah (bukan untuk berbincang dengan kepala sekolah saja, melainkan untuk melihat langsung keseharian putra/putrinya di sekolah), adanya program diskusi atau seminar pendidikan yang mengundang orang tua peserta didik, dan adanya toleransi sekolah terhadap kegiatan positif anak-remaja di rumah, dan sebaliknya.


bersambung ...

07 Juni 2009

Dua Pemimpin di Sekolah

Terutama pada sekolah-sekolah swasta, adakalanya karena satu lain hal, seorang individu menjabat kepala sekolah untuk dua sekolah sekaligus, misalnya SD dan SMP, atau SMP dan SMA, atau bisa juga SMA dan SMK.

Keadaan tersebut bisa merembet kepada tenaga guru pengajarnya. Sering dijumpai dua sekolah pada yayasan yang sama memiliki tenaga pengajar yang itu-itu juga. Bahkan lebih jauh lagi, karena alasan tertentu, semua guru tersebut berkantor pada ruang yang sama (meski beda sekolah, namun masih satu yayasan).

Keadaan di atas adalah masalah, namun tidak terlalu berkendala jika dipimpin oleh satu kepala. Keadaan akan runyam manakala tiba-tiba muncul kepala sekolah baru yang memimpin salah satu sekolah tersebut di atas. Dua kepala untuk dua sekolah, namun dengan personil yang sama dan ruang kerja yang sama !

Ulasan :
Masalah di atas amat langka, namun jika benar-benar terjadi, maka hal itu adalah kendala luar biasa. Yang pasti akan terjadi adalah
1. kekacauan komando
2. kekacauan informasi
3. kekacauan etis, personil akan bingung dalam menentukan sikap, pelanggaran etis seringkali akan tanpa disadari.
4. menurunkan efektivitas dan efisiensi kerja secara umum, atau jika salah satu sekolah harus meningkatkan kinerja, terpaksa harus mengorbankan yang lain karena objek pelaksana adalah orang yang sama.
5. menurunkan rasa tanggung jawab
6. menyulut kekesalan personil karena beban kerja terasa bertambah banyak.
7. menurunkan wibawa sekolah dan salah satu kepala sekolah yang terpaksa mengalah.
8. menimbulkan kesan pemimpin otoriter karena perebutan pelimpahan tugas/wewenang.

Solusi :
1. dalam batas tertentu salah satu harus mengalah
2. dalam waktu secepatnya diadakan pemisahan satuan / klasifikasi personil.


03 Juni 2009

Kronologi Perang Salib 1096-1291

Sumber :
Carole Hillenbrand (Profesor pada kajian Studi Islam dan Bahasa Arab Universitas of Edinburgh).


Catatan :
Hillenbrand membagi Perang Salib menjadi 5 periode. Namun, berhubung pada Perang Salib I dan Perang Salib II tidak didapati pemisahan yang jelas dan bermakna, maka pada catatan di bawah ini saya menjadikan 2 periode tersebut sebagai Periode Pertama. Dengan demikian, dibawah ini Anda akan mendapati pembagian masa Perang Salib menjadi 4 periode saja.

Seperti telah umum diketahui, meski Perang Salib sangat kental dengan nuansa agama, namun ternyata agama bukanlah satu-satunya motivasi, terutama di kalangan Tentara Salib (eropa). Justru, kepentingan politik dan kekuasaan lebih mendominasi mengingat pengaruh penguasa Islam waktu itu semakin jauh memasuki jantung-jantung Eropa, yang mengusik kenyamanan dan legitimasi moral-sosial penguasa tertinggi Eropa, Sri Paus (Urbanus II). Perang Salib (ternyata) bukan perang agama !

PERANG SALIB I
1096--------Pengumuman Perang Salib oleh Paus Urbanus II di Clermont tgll 27 Nopember.
1096-1097--Tentara Salib tiba di Konstantinopel (Spanyol) yang kala itu termasuk wilayah Islam. Terjadi pertempuran Dorylaeum.
1099--------Tanggal 15 Juli Yerusalem jatuh ke Tentara Salib.
1101--------Tentara Salib dikalahkan Turki di wilayah Asia Kecil.
1109--------Tripoli dikuasai Tentara Salib.
1119--------Pertempuran di Ladang Darah.
1129--------Tentara Salib menyerang Damaskus.
1144--------Tentara Islam dipimpin Zengi merebut Edessa, Tentara Salib mundur.
1146--------Zengi wafat.
1147--------Tentara Salib kalah di Damaskus.
1169--------Saladin berkuasa di Mesir (mewakili Nuruddin).
1174--------Nuruddin wafat. Damaskus, Aleppo, dan Mosul dipimpin Saladin.
1187--------Pertempuran Hattin tanggal 4 Juli, Saladin membebaskan Yerusalem dari tentara
Salib.

PERANG SALIB II
1187--------Sehubungan dengan kemunduran prestasi Tentara salib, pada 29 Oktober Paus Gregorius VIII mengumandangkan kembali perang salib.
1190-------Pada bulan Juni Kaisar Frederick I yang memimpin Tentara Salib ditenggelamkan pada perang laut di Cilicia.
1191--------Raja Richard dari Inggris dan Raja Philip II dari Perancis menerima penyerahan Acre. Dua bulan kemudian terjadi pertempuran Arsuf.
1192--------Perjanjian Jaffa, gencatan senjata antara Tentara Islam dan Tentara Salib. Ada kesepahaman untuk mengakhiri perang antara Tentara Salib yang dipimpin Raja Richard dan tentara Islam yang dipimpin Saladin.
1193--------Saladin wafat.

PERANG SALIB III
1198--------Paus Innocentius III mengumumkan perang salib kembali.
1204--------Tentara salib menyerang Konstantin.

PERANG SALIB IV
1213--------Paus Innocentius III kembali mengumandangkan perang salib.
1218--------Penyerangan Damietta oleh Tentara Salib.
1221--------Tentara salib di Mesir dikalahkan oleh pasukan Al Manshurah.
1229--------Perjanjian Ayubiah, Yerusalem diserahkan kepada kekuasaan Tentara Salib.
1244--------Pertempuran La Forbil. Kaum Khawarazmi (bagian Tentara Islam yang terkenal paling radikal) tidak puas atas keputusan perjanjian Ayubiah kemudian melancarkan serangan. Pada tahun ini pula Yerusalem kembali direbut Tentara Islam. Perang kembali membesar.
1250--------Tentara Salib di Mesir dikalahkan Tentara Islam.
1258--------Pada tanggal 19 Februari, kala Tentara Islam berperang melawan Tentara Salib, Mongol menyerbu Baghdad yang kala itu adalah ibukota khalifah Islam Abbasiyah. Khalifah Abbasiyah dimusnahkan.
1260--------Pertempuran Ayn Jalut. Tentara Islam (Pasukan Mamluk dari Turki) mengalahkan tentara Mongol. Pada 23 Oktober, Baybars menjadi sultan Mesir.
1268--------Baybars merebut Jaffa, Belfort, dan Antiokhia.
1271--------Baybars merebut Krakdes, Chievaliens dan Monfort.
1277--------Baybars wafat.
1289--------Panglima Qalawun merebut Tripoli.
1291--------Mamluk merebut Acre, Sidon, dan Beirut.

Ulasan

Banyak yang menganggap bahwa perang salib adalah peperangan antara Kristen dan Islam. Hal ini mungkin disebabkan karena perang ini melibatkan para Paus yang merupakan pemimpin agama Kristen (kala itu kekuasaan raja dibawah Paus). Namun dari pihak Islam, perang ini ternyata sama sekali tidak melibatkan para ulama secara langsung. Jika di pihak eropa bermunculan beberapa nama Paus, di pihak Islam tidak satupun ulama yang dikenal. Berbeda dengan perspektif eropa, bagi masyarakat Islam, Perang Salib bahkan tidak dianggap istimewa karena memang dianggap bukan perang agama.

Berdasar temuan terakhir, banyak ahli sejarah yang meragukan bahwa perang salib adalah perang agama meski nuansa agama dirasakan cukup kental. Semakin nyata bahwa kepentingan politik justru lebih mendominasi.

Selama periode Perang Salib, peradaban Islam sedang berada pada puncak kejayaannya. Tatkala raja-raja dan pangeran-pangeran eropa masih dibelenggu buta huruf, di dunia Islam telah berdiri universitas tertua di dunia. Kala itu, sebagian eropa termasuk dalam wilayah kekuasaan Islam. Banyak ilmuwan Islam yang tinggal di berbagai belahan eropa. Beragam ilmu pengetahuan telah sampai pada tingkat yang cukup tinggi yang kemudian ditularkan kepada masyarakat eropa, misalnya matematika, kimia, biologi, kedokteran, bahasa arab, astronomi, bahkan filsafat dan seni.

Dengan masuknya peradaban Islam ke eropa kala itu, tidak terbantahkan bahwa benar-benar telah terjadi transfer ilmu pengetahuan kepada masyarakat eropa. Hingga saat ini, sangat banyak buku-buku kuno yang dulu menjadi referensi utama ilmuwan eropa yang masih tersimpan di perpustakaan-perpustakaan universitas tua eropa, yang hampir semuanya berbahasa arab ! Tidak heran, hanya beberapa dekade setelah masuknya peradaban Islam di eropa, tiba-tiba bermunculan banyak sekali ilmuwan yang namanya masih dikenang hingga saat ini, seperti Galileo, Newton, DaVinci, dan lain-lain.

Sayang, setelah masa perang salib, ketika eropa sedang dimabuk berkah peradaban Islam, justru di jantung peradaban Islam terjadi berbagai konflik politik dan kemerosotan moral. Perang saudara terus berkecambuk hingga berabad-abad kemudian. Ilmu pengetahuan tenggelam dibelenggu kepentingan politik yang berujung pada kebodohon umat.

Dulu, matahari ilmu pengetahuan dan berbagai kearifan selalu terbit dari timur Asia-Afrika. Kini keadaan telah berbalik. Matahari itu tidak lagi terbit di timur, melainkan di barat ! Matahari barat ... kearifan barat.

... dan perang ...
Perang, bagaimanapun adalah bukti kelemahan akal dalam menyelesaikan masalah, dan cara paling barbar dalam sejarah manusia. Maka di era kekinian, untuk segala hal, kedepankanlah keintelektualan dalam suasana persaudaraan universal umat manusia !








02 Juni 2009

Daftar Raja di Jawa Barat (versi Wangsakerta)

KERAJAAN SALAKANAGARA

1. Dewawarman I (130-168 M)
2. Dewawarman II (168-195 M)
3. Dewawarman III (195-238 M)
4. Dewawarman IV (238-252 M)
5. Dewawarman V (252-276 M)
6. Spatikarnawa Warmandewi (276-289 M)
7. Dewawarman VI (289-308 M)
8. Dewawarman VII (308-340 M)
9. Dewawarman VIII (340-362 M)

KERAJAAN TARUMANAGARA

1. Jayasinghawarman Rajadiraja Guru (358-382 M)
2. Rajaresi Darmayawarman (382-395)
3. Purnawarman (395-434)
4. Wisnuwarman (434-455)
5. Indrawarman (455-525)
6. Chandrawarman (525-535)
7. Suryawarman (535-561)
8. Kertawarman (561-628)
9. Sudawarman (628-639)
10. Dewawartyatma Hariwangsawarman (639-640)
11. Nagajayawarman (640-666)
12. Linggawarman (666-669)


bersambung ...

NASKAH WANGSAKERTA SOAL SEJARAH NUSANTARA

Hamdana Batarawangsa

Tidak banyak yang pernah mendengar nama Wangsakerta. Namun bagi peminat studi sejarah, nama Wangsakerta begitu masyhur, heboh, karena kemunculan nama tersebut terkait dengan setumpuk naskah kuno yang hingga kini menjadi polemik, terutama di kalangan intelektual.

Wangsakerta atau Pangeran Wangsakerta, adalah tokoh historis asal Cirebon yang hidup di abad ke-17. Nama Wangsakerta tercatat pada sebuah surat perjanjian dengan Kompeni Belanda (arsip tersimpan di Belanda), dimana beliau mewakili Sultan Sepuh dan Sultan Anom yang saat itu diasingkan pihak penjajah. Namun, nama Wangsakerta yang membikin heboh adalah yang berkaitan dengan naskah kuno yang dikumpulkan pada tahun 1970-an oleh peneliti Atja (alumnus Arkeologi UI dan Kepala Musium Sri Baduga Bandung).

Pada naskah kuno tersebut ditulis bahwa Pangeran Wangsakerta memimpin sebuah proyek besar dan serius berkenaan dengan penulisan (skriptography) sejarah Nusantara. Proyek besar tersebut berlangsung selama 22 tahun dengan dihadiri ahli-ahli sejarah kerajaan dari berbagai daerah di Nusantara (Indonesia).

Proyek besar Wangsakerta itu amat mengagumkan. Beberapa peneliti senior semisal Buchari dan Noorduyn malah menyangsikan kemampuan intelektual pribumi telah semaju itu di abad ke-17.

Heboh Wangsakerta bukan hanya pada sosok individu dan proyek besar yang dilakukan, namun justru yang paling menghebohkan adalah apa yang tertulis pada naskah kuno yang dulu telah berhasil dirampungkan oleh Wangsakerta dan kawan-kawan itu.

Apabila naskah kuno hasil kerja Tim Wangsakerta abad ke-17 menjadi salah satu rujukan sejarah, maka awal tarikh sejarah Indonesia harus mundur beratus-ratus tahun ke belakang. Dewasa ini, dalam buku-buku pelajaran sejarah disepakati bahwa masa sejarah Indonesia dimulai pada abad ke-5 bersamaan dengan kemunculan kerajaan Kutai di Kalimantan dan Tarumanagara di Jawa Barat. Maka kelak harus direvisi menjadi awal abad pertama karena pada masa tersebut telah muncul kerajaan tertua yang cukup beradab, yakni kerajaan Salakanagara di daerah Banten, yang didirikan oleh seorang raja bergelar Dewawarman I. Dewawarman inilah leluhur Purnawarman, raja Tarumanagara, dan Mulawarman, raja Kutai di abad ke-5.

Sangat banyak informasi menarik dalam karya Wangsakerta itu. Informasi itu dapat menambal sulam sobekan-sobekan sejarah nasional kita. Namun, hingga detik ini, karya Wangsakerta tersebut tetap menjadi perdebatan di kalangan intelektual.

Saat ini ada dua macam pendapat ahli (filolog, arkeolog, sejarawan), mengenai naskah karya Wangsakerta itu. Pertama, pendapat yang menganggap karya Wangsakerta itu palsu dan tidak perlu diindahkan. Kedua, pendapat yang mengharuskan mengkaji lebih dalam karya Wangsakerta tersebut karena memvonis palsu adalah sikap yang terlalu tergesa-gesa mengingat penelitian secara filologi pun belum rampung diselesaikan. Jika proses filologi selesai, masih ada tahapan penelitian berikutnya, yakni penelitian secara historis.