Tanpa kejernihan hidup yang bagaimana, manusia bisa berdamai dengan kematian ? Tak ada kebaikan yang tak berbalas, tak ada keburukan yang tak bersanksi. My wisdom goes over the sea of wild wisdom

30 Oktober 2025

SANKSI SOSIAL

Menurut Koentjaraningrat, sanksi sosial adalah reaksi masyarakat terhadap perilaku yang tidak sesuai dengan norma sosial yang berlaku. Sanksi sosial mampu menjaga keteraturan sosial dan mendorong kepatuhan terhadap norma-norma sosial. Contoh sanksi sosial misalnya hukuman denda, celaan dan pengucilan. Senada dengan Koentjaraningrat, Ultrecht menambahkan bahwa sanksi sosial tidak dibuat oleh negara, melainkan oleh masyarakat.

Menurut Soerjono Soekanto dan Abdul Syani, sanksi sosial ada yang positif (pujian, penghargaan, dsb) dan negatif (,celaan, pengucilan, hukuman, dsb) karena menurutnya sanksi sosial adalah alat pengendali sosial yang memastikan anggota masyarakat mematuhi norma-norma yang berlaku dan sebagai pembentuk kepribadian sosial seseorang. 


Namun, meski sanksi sosial bertujuan menciptakan harmoni, menurut Peter Berger, sanksi sosial sering muncul sebagai cerminan "kekuasaan sosial" bukan "kebenaran moral", dimana sesuatu yang dianggap salah bisa saja hanya karena "berbeda" dari kebiasaan atau pandangan mayoritas, bukan benar-benar penyimpangan. 


Koentjaraningrat mengatakan bahwa sanksi sosial bisa sangat emosional, subjektif, tidak konsisten, dan mengabaikan prinsip keadilan. Sanksi sosial bisa saja disalahgunakan. 


Dari berbagai sumber dapat dirangkum beberapa contoh penyalahgunaan atau penyimpangan sanksi sosial, diantaranya : 

1. Salah sasaran, yang disebabkan oleh prasangka buruk, kepentingan pribadi/tekanan kelompok, dan emosi.

2. Sanksi bisa jauh lebih berat daripada tingkat kesalahannya sehingga tidak memenuhi prinsip keadilan yang menjadi intisari penegakan hukum.

3. Tidak konsisten, ada kalanya hanya menyasar orang /kelompok tertentu namun tidak berlaku pada seseorang atau kelompok lain yang melakukan "kesalahan' yang sama.


Sanksi sosial memiliki tujuan moral dan edukasi, bukan menyakiti (psikopat) sehingga penerapannya harus sesuai dengan tujuannya itu. Efektivitas sangsi sosial dipengaruhi kualitas moral masyarakatnya, alih-alih menciptakan harmoni, penyalahgunaan atau penyimpangan sangsi sosial justru malah menimbulkan konflik dan perpecahan dalam masyarakat. 

______

Penulis 
Hamdan A Batarawangsa 





22 Oktober 2025

KOMUNIS, ATEIS, AGNOSTIK, SOSIALIS

Anak muda jaman sekarang lebih banyak menulis dibanding generasi di atasnya, bukan hanya di paper namun juga di media lain terutama di media sosial. Tema-tema yang dibahas sangat beragam, termasuk persoalan komunisme, dan perbedaannya dengan ateis, sosialis, dan agnostik.












Ateis berarti  orang yang yang "tidak percaya keberadaan Tuhan", kata ini berasal dari bahasa Yunani, atheos (a=tidak, theos=Tuhan). Umumnya, orang ateis memiliki dasar berpikir materialisme, meski materialisme sendiri mendapat kritik dari mazhab filsafat eksistensialisme. Ateis berbeda dengan agnostik, agnostik masih mengakui keberadaan supranatural, metafisika, dan hal-hal imateri lain,  namun tidak punya-- dan berkeyakinan tidak mampu memiliki--pengetahuan yang berhubungan dengan hal tersebut, termasuk tentang Tuhan. Orang agnostik berada di daerah samar, meski merasakan keberadaanNya namun belum mampu menegaskan keberadaan Tuhan. 


Adapun komunis adalah orang yang menganut ideologi komunisme, yakni suatu ideologi sosiopolitik-ekonomi dimana tidak mengakui kepemilikan pribadi terutama atas properti yang berhubungan dengan kebutuhan orang banyak, melainkan dianggap sebagai milik bersama yang dikelola oleh negara, dan menghilangkan kelas-kelas sosial. Menghilangkan hak kepemilikan pribadi menyebabkan komunisme dituding melanggar Hak Asasi Manusia, terutama dari kaum penganut kapitalisme. 


Khusus komunisme yang berasal dari Karl Mark (marxis),  komunisme ini berangkat dari paham materialisme yang bukan cuma mendapat kritik dari mazhab  eksistensialisme tapi juga mendapat perlawanan dari kaum agamis, khususnya Islam. Doktrin komunisme marxis menyatakan agama sebagai candu masyarakat, dogma dan mistis dalam agama dianggap penyakit yang merusak pikiran masyarakat. 


Komunisme yang tidak berangkat dari marxisme (materialisme) lebih akrab disebut sosialisme. Sosialisme bisa saja memiliki dasar religi. Di Indonesia, organisasi sosialisme Syariat Islam dipimpin HOS Tjokroaminoto, pada tahun 1912, organisasi sosialis ini jelas berdasarkan religi keislaman, meski tersusupi beberapa  oknum  berpaham komunisme marxis.


Perbedaan mencolok komunisme dan sosialisme diantaranya dalam cara perjuangannya: Komunisme percaya pada revolusi ekstrim, pengerahan massa, pemaksaan tanpa memperhatikan HAM, sedangkan sosialisme memilih jalur reformasi, kompromi, menghindari perpecahan, dan tetap melindungi HAM.


Bagi komunisme, negara hanyalah alat yang akan lenyap ketika tujuan komunisme tercapai. Bagi sosialisme, negara tetap harus ada untuk menjamin harmoni masyarakat.


Dalam komunisme tidak ada kepemilikan pribadi, semua adalah milik negara. Sedangkan dalam sosialisme umumnya aset-properti dikuasai negara dan organisasi, beberapa secara terbatas masih ada yang menjadi milik pribadi. Tujuan utama sosialisme adalah mewujudkan keadilan sosial secara damai tanpa melanggar HAM. Beberapa negara sosialis saat ini diantaranya Swedia, Norwegia, dan Finlandia.


Indonesia, menganut ideologi Pancasila yang sebetulnya adalah model sosialisme yang berdasar pada religi-spiritualisme dan demokrasi musyawarah mufakat. Tan Malaka pernah juga membuat konsep negara republik sosialis bagi Indonesia dimana tidak menganut trias politika.

___________


Penulis

Hamdan A Batarawangsa


18 September 2025

CARA BERBANGSA MENURUT PANCASILA


Berbangsa adalah fitrahnya manusia. Bangsa-bangsa pada masa awal dipimpin oleh para nabi, kemudian oleh para raja, barulah diera belakang banyak bangsa menganut republik, dipimpin oleh seseorang yang dipilih secara periodik. 


Jusuf Hamka bersama para pegiat pendidikan, beliau menitipkan pesan pluralisme nasionalisme 












Pada awalnya tugas pemimpin hanyalah menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat. Raja Hammurabi dari Babilon (Bab = gerbang, El = Tuhan; sekarang adalah Irak-Iran) dan Nabi Musa adalah pemimpin-pemimpin terawal yang warisan "peraturan" nya bisa diakses dunia modern. Aturan dibuat untuk menjaga keamanan dan ketertiban sosial, serta menjamin hak-hak asasi perseorangan sebagai manusia yang merdeka, dalam beraktifitas dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Pemimpin beserta pemerintahannya belum mengurusi perekonomian, pendidikan, dsb. Keamanan dan ketertiban yang terjamin akan memunculkan kegiatan ekonomi, kegiatan budaya, dan kegiatan sosial lainnya secara alami dan sehat.


Masuk dan berkuasanya imperialis di Nusantara   pada abad ke-17 hingga 20, melahirkan kesadaran berbangsa yang baru terutama sejak 28 Oktober 1928 di kalangan pemuda. Konsep-konsep bangsa-negara teramu sedikit demi sedikit hingga bentuk bakunya  yang  diresmikan pada 18 Agustus 1945 dalam bentuk Pancasila dan UUD 1945. Pancasila menjadi dasar bagi negara yang baru berdiri, yaitu negara Republik Indonesia (RI).


Sebagai dasar negara, Pancasila adalah gambaran umum tentang negara RI, tentang spirit bangsanya (manusianya), tentang caranya berbangsa (berkehidupan sosial), dan tentang tujuan bangsa-negara yang hendak dicapai.


Gambaran tentang bangsa Indonesia terdapat dalam sila ke-1 (spiritualis) dan ke-2 (humanis), yang menganut keseimbangan Ketuhanan (habluminallah) dan kemanusiaan (habluminannas). Citra diri bangsa Indonesia yang spiritualis-humanis adalah citra diri paling luhur yang disarikan dari penghayatan mendalam para intelektual, para cerdik cendekia yang bijaksana, dan para kyai  pada kebudayaan asli dan ajaran agama, harus terus dijaga jangan sampai luntur. Sila ke-1 dan ke-2  adalah ontologinya Pancasila.


Para pendiri bangsa-negara RI merumuskan bahwa berdasar karakteristiknya, cara berbangsa yang paling esensial agar tujuan bangsa-negara tercapai adalah dengan menjaga PERSATUAN  (ukhuwah) dan menyelesaikan segala urusan melalui demokrasi MUSYAWARAH mufakat. Dua hal ini, persatuan dan musyawarah, adalah syarat dan tiket suksesnya berbangsa dan bernegara. Maka gangguan pada dua hal ini berarti gangguan pada segala aspek kehidupan kita. Persatuan dan musyawarah tercantum dalam sila ke-3 dan ke-4, sebagai epistemologinya Pancasila.


Bung Karno memandang Pancasila dari perspektif epistemologi yang jika diperas menjadi GOTONG-ROYONG sebagai frasa yang mewakili makna dari persatuan dan demokrasi. Gotong-royong menjanjikan kesuksesan besar bagi bangsa dan negara Indonesia. Menghidupkan gotong-royong (kesetiakawanan nasional) adalah amal sholeh paling tinggi nilainya dalam ajaran Islam yang Bung Karno anut.



Penulis :

Hamdan A Batara






03 September 2025

SKENARIO PEMBELAJARAN MENARIK : Mencari Soal

Variasi skenario pembelajaran sangat perlu untuk menghadirkan proses belajar yang menarik, menyenangkan namun efektif, dengan memanfaatkan ruang kelas, halaman sekolah, dan lingkungan di luar sekolah. Skenario pembelajaran ini pernah diterapkan di SD Pelita, SD Fabrian School, SD Perjuangan, dan SMP Perjuangan Depok.  

Skenario pembelajaran "mencari soal" ini pernah penulis  praktikkan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, IPA, IPS, PPKn, dan Matematika.


Inti dari skenario ini, setelah guru memberikan prolog dan pemanasan, kemudian siswa dibuat menjadi beberapa kelompok. Selanjutnya  guru memberikan  dua carik kertas kepada masing-masing kelompok untuk dituliskan soal atau pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang sudah atau baru saja diajarkan, satu pertanyaan untuk satu carik. 


Setelah soal selesai dibuat, soal-soal tersebut dikumpulkan. Guru kemudian memberikan tugas pendahukuan yang dapat diselesaikan dalam waktu 5-6 menit, untuk memberi waktu bagi guru  menempatkan tiap-tiap carik soal di tempat tersembunyi, misalnya ditempel di tembok, ditaruh di bawah pohon, dsb. yang berada di luar ruang kelas. 


Sebelum siswa dibawa keluar ruang kelas, siswa diberi arahan tentang apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Setelah siswa memahami, kegiatan mencari soal dilakukan. Guru hanya mengawasi saja.


Setiap kelompok harus menemukan seluruh soal :   menyalin, mengembalikan soal ke tempat semula,  kemudian  langsung menjawabnya secara kerjasama. 


Setelah batas waktu habis, guru mengumpulkan seluruh jawaban siswa untuk dibahas.


Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pembelajaran seperti ini 

1. Menanamkan persepsi pada siswa bahwa belajar adalah hal yang menyenangkan.

2. Belajar efektif pemecahan masalah.

3. Mengembangkan keterampilan sosial kerjasama kelompok.

4. Menanamkan kejujuran dan sportifitas.


________


Penulis :
Hamdan A Batarawangsa 


12 Agustus 2025

PERSATUAN INDONESIA KUNCI KEMAJUAN

Sistematika Pancasila begitu indahnya, hampir semua penelaah filosopi kebangsaan sepakat bahwa negara yang berdasar Pancasila dan bangsa yang berbudaya Pancasila pastilah akan digjaya. Barack Obama saat berkunjung ke Universitas Indonesia mengatakan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika layak menjadi contoh bagi dunia.

Sebagai konsep negara dan tuntunan kehidupan berbangsa, Pancasila sangat identik dengan watak dan budaya rakyat Indonesia yang mayoritas muslim. Sila ke-1 dan ke-2 adalah terjemahan dari prinsip "habluminallah dan habluminannas" yang merupakan tema umum dari kehidupan privat dan sosial, sila ke-3 dan ke-4 adalah terjemahan dari prinsip muamalah  "ukhuwah dan musyawarah" sebagai cara berkehidupan sosial, dan sila ke-5 adalah tujuan bersama mewujudkan keadilan sosial sebagai gerbang bagi kehidupan berbangsa yang berkualitas.


Meski Pancasila banyak dipuji, tapi aplikasinya dalam keseharian penuh dengan kritik. Sila ke-1, ke-2, dan ke-5 ada dalam ranah pikiran. Sila ke-3 dan ke-4 ada dalam ranah perbuatan, ranah aplikasi. Aplikasi atau pengamalan dari sila ke-3 dan ke-4 tidak sesuai seharusnya.


Kelemahan utama bangsa Indonesia adalah belum terciptanya kondisi PERSATUAN yang "sepadan" dengan nilai-nilai yang terkandung dalam sila ke-1, ke-2, dan ke-5. Bangsa Indonesia terlalu gaduh terutama sejak mengenal media sosial. Dulu kiblat informasi adalah TV, radio, majalah, dan koran, dimana narasumber berasal dari kalangan terpilih. Kini di era medsos, orang-orang bodoh bisa seenaknya "goblog-goblog'i" seorang pakar ilmu. Terlalu banyak debat kusir di media massa khususnya medsos, mempertajam gesekan sosial, memperlemah persatuan Indonesia.


Kelemahan pengamalan Pancasila lainnya adalah pada aplikasi sila ke-4, dimana prinsip demokrasi musyawarah mufakat digeser bahkan disubstitusi dengan prinsip demokrasi liberal, dimana memakan biaya sangat mahal baik materi maupun imateri. Demokrasi liberal (vooting, pemilihan langsung, sistem pemilu terbuka, dll)  berkontribusi mempertajam gesekan horizontal dan vertikal, turut melemahkan persatuan bangsa atau ukhuwah wathoniyah kita. Demokrasi tidak harus mahal, sistem demokrasi perlu diefisienkan, perlu diefektifkan, terlebih lagi amat perlu untuk tidak melemahkan persatuan.


Saat ini, persatuan Indonesia sedang sakit, sedang dikoyak-koyak, padahal hal tersebut adalah kunci kemajuan kita : menjamin kamtibmas, penegakan hukum yang lebih baik, penumpasan koruptor yang lebih gencar, pemulihan iklim usaha pasca pandemi global, pembukaan lapangan kerja, dan pembuatan regulasi yang lebih menguntungkan banyak pihak.


________

Penulis

Hamdan A Batarawangsa

30 Juli 2025

MALAS MEMBACA, JADI BULAN-BULANAN BERITA

Mungkin karena tuntutan ekonomi, banyak media, khususnya media online, menuliskan judul-judul provokatif yang belum tentu sama dengan isinya dengan tujuan menarik perhatian pembaca. Celakanya, tidak sedikit orang yang hanya membaca judul tapi malas membaca isinya. Orang yang malas membaca tertipu, tapi media bisa berkilah. Mereka yang malas membaca namun percaya saja pada judul bacaan, akan menjadi bulan-bulanan berita.

Intensitas yang tinggi (durasi dan frekuensi) membaca judul-judul menyesatkan berbahaya bagi kesehatan bernalar. Menalar harus berangkat dari fakta-fakta dan informasi terpercaya karena berhubungan dengan kerja logika. Premis-premis yang salah mustahil menghasilkan kesimpulan  yang benar. Orang yang pikirannya dipenuhi informasi yang salah akan terasing dari kehidupan yang wajar, ia akan menghadapi kenyataan yang serba tidak sesuai dengan pikirannya yang menyebabkan kebingungan dan kekecewaan pada banyak hal. Jika akhirnya melibatkan emosi, kelanjutannya akan jauh lebih parah, ia akan menutup pikirannya (cover, kafr) dari kebenaran. Pada ujungnya, mereka akan menjadi target dari hoax dan video-video propaganda.


Saat ini, di media sosial,  kita sering menyaksikan orang-orang yang berkomentar 'bodoh' karena ketidakmampuannya memahami hal yang dikomentarinya. Mereka 'tidak tahu' tapi tidak tahu jika mereka 'tidak tahu'. Sudah banyak yang memberikan konfirmasi atas kesalahpahamannya, sedikit yang tercerahkan,  sebagian besar tidak.


Saya baru menyadari hikmah dari kata "iqra" (bacalah !) yang merupakan kata pertama dari firman Tuhan yang pertama diterima Nabi Muhammad Saw dan korelasinya dengan keadaan sekarang. Iqra sangat relevan dengan situasi dan kondisi saat ini dimana orang kembali "tidak mampu membaca", kembali tidak mampu menalar, kembali jahiliyah. 


Ini era informasi. Hanya karena malas membaca, dampaknya akan sangat berbahaya. Dalam hal ini, orang yang malas membaca namun kritis (tidak mudah percaya) pada judul berita, lebih beruntung daripada orang yang malas membaca dan tidak kritis sama sekali.

______


Penulis :

Hamdan A Batarawangsa

29 Juli 2025

PERPOLITIKAN KANTOR

(Saran Machiavelli Mengatasi Penjilat)

Sebuah korporasi yang dinahkodai oleh leader yang cupu, adalah angin segar bagi para penjilat. Leader harus cerdas, jika ia tidak berpengalaman, haruslah memiliki penasehat sejak awal memimpin,  penasehat yang lebih banyak mengamati dari balik layar, bebas kepentingan, bijaksana, dan misterius. 

Perpolitikan kantor seringkali berkutat seputar persaingan posisi dimana satu atau beberapa diantaranya adalah kaum penjilat, atau sekedar melindungi posisi agar tidak tereliminasi. 

Machiavelli dalam buku "Sang Raja" , berdasar pengamatan langsung dan penelaahan sejarah raja-raja, memberikan advice bagaimana seorang raja mengidentifikasi dan bertindak ketika menghadapi para  penjilat. Para penjilat seringkali meminta atau berupaya mendapatkan momen private untuk mengambil hati raja. Pada tahapan berikutnya, penjilat pastilah memberikan masukan-masukan kepada Raja tanpa diminta. Advice Machiavelli jika sampai tahap ini, raja harus menjauhinya, mencampakannya, bahkan jika perlu menghukum atas kekurang-ajarannya. Para penjilat, pada tahap akhirnya akan menjadi pengkhianat jika tak mampu mengendalikan raja sesuai harapannya.


Di era sekarang, kerajaan dan raja dapat diilustrasikan sebagai korporasi dan pimpinannya. Baik kerajaan maupun korporasi, tidak bersih dari orang-orang yang berperilaku penjilat. Ada satu tahapan lagi setelah mereka (penjilat)  mengupayakan momen private dan memberikan masukan, sebelum pada akhirnya ia menduduki posisi bagus dan berkhianat, yaitu melenyapkan satu persatu para "perwira" pesaingnya, mulai dari yang terbawah hingga yang teratas, biasanya  dengan hasutan dan fitnah. 


Pikiran Machiavelli dalam "Sang Raja" dituduh amoral karena mendobrak nilai-nilai mapan, namun bagi Machiavelli, perilaku kaum penjilat adalah bentuk amoral yang sesungguhnya. Nasehatnya kepada raja tentang cara menangani para penjilat dinilai efektif dan banyak diaplikasikan oleh para pemimpin di era sekarang, terutama oleh para pimpinan perusahaan.


_______


Penulis :

Hamdan A Batarawangsa


25 Juli 2025

AGAMA DAN KEBUDAYAAN

Ada yang berpendapat agama dan kebudayaan adalah entitas yang terpisah meski saling mempengaruhi, ada juga yang berpendapat agama adalah bagian dari kebudayaan atau sebaliknya.

Mungkin agama adalah ibu dari kebudayaan. Dalam perspektif religi samawi, khususnya Islam, jelas agama muncul lebih dulu meski dalam rupa yang purba. Kemudian manusia pertama (Adam) berkreasi dan berinovasi menjalani kebiasaan baik yang diwariskan kepada anak cucunya yang memunculkan kebudayaan. Agama adalah tuntunan dari Tuhan, sedangkan kebudayaan adalah buah dari akal budi manusia. Agama dan kebudayaan pada awalnya sangatlah selaras.


Keselarasan agama dan kebudayaan mulai bergesekan ketika manusia atau masyarakat memiliki tafsir keliru atas agama, atau salah faham atas kebudayaan. Budaya-kebudayaan seringkali dituding sebagai praktik dan produk kemusyrikan.  Di sisi lain, tidak semua tradisi memenuhi kategori sebagai budaya-kebudayaan.  


Di Eropa (dunia barat), kebudayaan berkembang hampir tanpa kehadiran agama. Sejak abad ke-16 secara perlahan masyarakat Barat meninggalkan agama, faham Anti Krist (mayoritas Eropa adalah  pemeluk Kristen) terasa dalam buku "Sang Raja" karya Niccolo Machiavelli, "Senjakala Berhala" dan "Zarathustra" karya Frederick Nietzsche, "Das Capital" dan "Manifesto Komunis" karya Karl Mark,  "Sayap-sayap Patah" karya Kahlil Gibran, dan masih banyak lagi, yang kesemuanya menyatakan ketidakpercayaannya kepada agama. Sejak abad ke-16 masyarakat Barat membangun kebudayaan yang nyaris lepas dari agama, yang  kita kenal dengan istilah sekularisme.


Agama (khususnya Islam) dan kebudayaan sebetulnya memiliki persamaan yang fundamental, keduanya memiliki ciri dan fungsi edukasi : memuliakan harkat derajat manusia dan mengajarkan-mendidik untuk menjadi manusia yang  lebih baik. 


Tidak semua tradisi adalah budaya-kebudayaan, namun budaya-kebudayaan sudah pasti adalah tradisi. Maka mari kita bangun tradisi baik, yang sesuai dengan ajaran agama. Dari tradisi, kita melahirkan kebudayaan di komunitas kita masing-masing. 

__________________

Penulis:

Hamdan A Batarawangsa


SEKOLAH BERBUDAYA

Ada hubungan erat antara pendidikan dan kebudayaan. Banyak yang salah paham dalam memaknai kebudayaan sehingga tidak menyadari bahwa kebudayaan adalah tujuan akhir dari pendidikan. 

Merujuk pada KBBI, kebudayaan adalah segala aspek kehidupan manusia,  meliputi pengetahuan, kepercayaan, hukum, norma, moral, adat, kesenian, serta kemampuan dan kebiasaan lain yang merupakan produk dari akal budi yang sudah menjadi kebiasaan turun temurun dan sukar berubah. Sebagai produk "akal budi" kebudayaan memiliki sifat baik dan edukatif, inilah yang membedakan kebudayaan dengan tradisi biasa. Kebudayaan pastilah tradisi, tapi tidak semua tradisi adalah kebudayaan. Van Puerson dalam "Strategi Kebudayaan" menyatakan bahwa budaya dan kebudayaan berfungsi sebagai sekolah karena mengajarkan dan membentuk masyarakat menuju  yang lebih baik. 


Mengenai makna "budaya" dan "kebudayaan" sebagian besar memaknai kebudayaan sebagai produk atau aspek konkrit dari budaya.  Misal budaya menulis melahirkan kebudayaan berupa buku, budaya menari melahirkan kebudayaan Tari Kecak, budaya memahat melahirkan kebudayaan candi dan patung, dsb. Namun ada juga yang memaknai kebudayaan sebagai bentuk jamak dari budaya.


Dalam kaitan pendidikan, pendidikan tidak hanya mengasah kecerdasan intelektual, namun juga membentuk karakter unggul. Pembentukan karakter dimulai dari menata pemahaman (sikap) dan membiasakan perilaku baik. Kebiasaan baik yang terus dipertahankan untuk diulang-ulang akan menjadi karakter. Karakter baik yang dipelihara turun-temurun akan menjadi budaya dan kebudayaan. 


Contoh-contoh budaya yang harus dibentuk di sekolah :  budaya membaca dan menulis (literasi), budaya belajar mandiri, budaya bersih, budaya rapih, budaya bertutur dan berperilaku sopan-santun, budaya disiplin, budaya berprestasi, dan sebagainya.


Budaya adalah hal mutlak yang harus ada di setiap "sekolah yang sebenarnya". Pertanyaannya, sejauh ini, budaya apa saja yang sudah ada di sekolah anda?

_______________



Penulis:

Hamdan A. Batawarangsa

30 Juni 2025

UJI PENDAHULUAN DALAM STATISTIKA

Uji Pendahuluan disebut juga Uji Prasyarat. Uji pendahuluan ini untuk memenuhi asumsi bagi uji statistik selanjutnya agar hasil analisa lebih valid, handal, dan tidak menyesatkan. 

Dalam penelitian kuantitatif, statistika parametrik seperti Uji t, Uji Varian, dan Regresi seringkali digunakan. Statistika parametrik ini bisa digunakan jika data yang akan dianalisa memenuhi syarat (asumsi) : normal, homegen, dan linear. Menguji normalitas, homogenitas, dan linearitas disebut uji pendahuluan.


1. UJI NORMALITAS

Uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data yang akan dianalisa terdistribusi secara normal atau tidak. Beberapa metode uji Normalitas yang umum digunakan adalah

A. Uji Kolmogorof-Smirnov

B. Uji Chi Square

C. Uji Shapiro-Wilk.


Uji Kolmogorof-Smirnov digunakan untuk data dengan sample besar, biasanya di atas 50 sample. Uji Chi Square untuk menguji apakah sebaran data mengikuti pola tertentu misalnya pola normal atau pola yang lain. Uji Shapiro-Wlk digunakan untuk data dengan sample kecil, biasanya di bawah 50 sample.


2. UJI HOMOGENITAS

Uji homogenitas adalah untuk mengetahui apakah varian (keragaman) data antar kelompok yang akan dibandingkan sama (homogen) atau tidak. Beberapa metode uji homogenitas diantaranya ;

A. Uji Bartlett

B. Uji Levenge

C. Uji Cochran

D. Uji Hartley

Uji Bartlett adalah yang paling populer untuk menguji homogenitas karena sangat sensitif terhadap pencilan. Uji Levenge relatif kuat  terhadap pencilan. Uji Cochran relatif sederhana dan cukup populer. Uji Hartley paling sederhana namun dianggap kurang kuat terhadap pencilan.


3. UJI LINEARITAS

Uji linearitas dilakukan sebelum melakukan uji  regresi. Uji linearitas untuk memastikan bahwa hubungan antara variabel bebas (Y) dan variabel tetap (x) bersifat linear. Jika tidak linear, berarti model regresi linear tidak cocok untuk menganalisa data yang ada.


4. UJI LINEARITAS GANDA

Uji ini penting dalam analisa Regresi Berganda, yaitu untuk mengetahui apakah ada hubungan yang kuat antar variabel independennya.

________________



Penulis : 
Hamdan A Batarawangsa, MPd.
(Bataragema).

Kebetulan skripsi (S-1) dan Tesis (S2) saya merupakan penelitian kuantitatif yang memanfaatkan statistika. Artikel di atas adalah bagian ke-1 dari artikel-artikel statistika saya lainnya, semoga bermanfaat.

14 Juni 2025

MENJARING MATAHARI : MEMAHAMI SPIRITUALISM EBIET G ADE


Menjaring Matahari adalah judul sebuah lagu karangan Ebiet G Ade yang rilis pada 1987, yang liriknya sarat nilai-nilai spiritual. Lagu Menjaring Matahari mungkin mewakili suasana batin orang-orang yang hidup di jaman sekarang, dimana tuntutan hidup membuat orang seolah terus menerus diburu oleh waktu. Manusia berlomba-lomba meraih pencapaian duniawi atau hanya untuk sekedar hidup, manusia modern digambarkan sebagai "zombie" oleh Cranberries, yang batin kemanusiaannya kering kerontang, namun alam bawah sadarnya merindukan kesejukan spiritual, mencari-cari motif dan makna sejati dari kehidupan berlelah-lelahnya di dunia.


Lagu Menjaring Matahari seolah berisi curahan hati monolog "manusia zombi" ketika mendapati kesempatan langka untuk merenungi diri, menyadari kegalauan batin, pikirannya gelap berkabut dan buntu namun berharap segera ada pencerahan. 


Menjaring Matahari berarti upaya untuk memperoleh petunjuk, karena matahari adalah simbol dari petunjuk. Batin yang gelap ingin menjaring-menangkap "matahari" yang terasa jauh dan telah terlalu lama terhalangi oleh kelamnya pikiran diri kita sendiri. Berharap kabut gelap yang pekat sebagai mendung, yang segera menjadi titik-titik hujan yang bukan saja menyibak gelap, namun juga membasahi "bumi batin" agar tumbuh bersemi benih-benih "kehidupan" kembali. "Siramilah jiwa kami semua, yang tengah dirundung kegalauan ... "


Kabut sengajakah engkau mewakili pikiranku

Pekat hitam peralat menyelimuti matahari

Aku dan semua yang ada di sekelilingku

Merangkak menggapai dalam kelam

Mendung benarkah pertanda akan segera turun hujan

Deras agar semua basah yang ada di muka bumi

Siramilah juga jiwa kami semua

Yang tengah dirundung kegalauan

Roda jaman menggilas kita

Terseret tertatih-tatih

Sungguh hidup terus diburu

Berpacu dengan waktu

Tak ada yang dapat menolong

Selain yang di sana

Tak ada yang dapat membantu

Selain yang di sana

Dialah Tuhan

Dialah Tuhan

Roda jaman menggilas kita

Terseret tertatih-tatih

Sungguh hidup terus diburu

Berpacu dengan waktu

Tak ada yang dapat menolong

Selain yang di sana

Tak ada yang dapat membantu

Selain yang di sana

Dialah Tuhan

Dialah Tuhan

...


Penulis lagu: Ebiet G. Ade

_________



Hamdan A Batarawangsa

Mengenang masa-masa pergaulan batin dengan Ebiet G Ade yang penuh inspirasi di tahun 1996-2000. Galau hanya untuk sekedar hidup secara fisiologis dan harus hidup secara spiritualitis.