Mungkin karena tuntutan ekonomi, banyak media, khususnya media online, menuliskan judul-judul provokatif yang belum tentu sama dengan isinya dengan tujuan menarik perhatian pembaca. Celakanya, tidak sedikit orang yang hanya membaca judul tapi malas membaca isinya. Orang yang malas membaca tertipu, tapi media bisa berkilah. Mereka yang malas membaca namun percaya saja pada judul bacaan, akan menjadi bulan-bulanan berita.
Intensitas yang tinggi (durasi dan frekuensi) membaca judul-judul menyesatkan berbahaya bagi kesehatan bernalar. Menalar harus berangkat dari fakta-fakta dan informasi terpercaya karena berhubungan dengan kerja logika. Premis-premis yang salah mustahil menghasilkan kesimpulan yang benar. Orang yang pikirannya dipenuhi informasi yang salah akan terasing dari kehidupan yang wajar, ia akan menghadapi kenyataan yang serba tidak sesuai dengan pikirannya yang menyebabkan kebingungan dan kekecewaan pada banyak hal. Jika akhirnya melibatkan emosi, kelanjutannya akan jauh lebih parah, ia akan menutup pikirannya (cover, kafr) dari kebenaran. Pada ujungnya, mereka akan menjadi target dari hoax dan video-video propaganda.
Saat ini, di media sosial, kita sering menyaksikan orang-orang yang berkomentar 'bodoh' karena ketidakmampuannya memahami hal yang dikomentarinya. Mereka 'tidak tahu' tapi tidak tahu jika mereka 'tidak tahu'. Sudah banyak yang memberikan konfirmasi atas kesalahpahamannya, sedikit yang tercerahkan, sebagian besar tidak.
Saya baru menyadari hikmah dari kata "iqra" (bacalah !) yang merupakan kata pertama dari firman Tuhan yang pertama diterima Nabi Muhammad Saw dan korelasinya dengan keadaan sekarang. Iqra sangat relevan dengan situasi dan kondisi saat ini dimana orang kembali "tidak mampu membaca", kembali tidak mampu menalar, kembali jahiliyah.
Ini era informasi. Hanya karena malas membaca, dampaknya akan sangat berbahaya. Dalam hal ini, orang yang malas membaca namun kritis (tidak mudah percaya) pada judul berita, lebih beruntung daripada orang yang malas membaca dan tidak kritis sama sekali.
______
Penulis :
Hamdan A Batarawangsa

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar pada space yang tersedia. Komentar akan muncul setelah disetujui Admin.