Tanpa kejernihan hidup yang bagaimana, manusia bisa berdamai dengan kematian ? Tak ada kebaikan yang tak berbalas, tak ada keburukan yang tak bersanksi. My wisdom goes over the sea of wild wisdom

11 Oktober 2023

MENCARI JEJAK EKSISTENSI

(Bagian 1: Eksistensialisme)


Tidak perlu bertanya Tuhan itu ada atau tiada.

Jika memang ada, keberadaanNya tidak mungkin ditiadakan.

Lagi pula mengapa harus bertanya keberadaanNya,

apa pentingnya berTuhan,

apakah sekedar ingin menghamba,

ingin masuk surga,

takut neraka ?

 

Yang Ada tidak mungkin ditiadakan.

Jika Ia tidak terjangkau mata rabunmu,

tidak terjangkau pikiran sederhanamu,

bukan berarti Yang Tak Terjangkau itu tiada.

Kadang hidup mengharuskan manusia menjadi Pramuka

meski hanya sebentar saja,

mencari jejakNya, mengenali tanda-tandaNya 

semampu jangkauan mata rabun yang disebut empirisme

dan semampu jangkauan pikiran sederhana yang disebut ilmiah-rasionalisme.

Jika Tuhan itu ada, jejak dan tanda-tandaNya pastilah luar biasa

bukan jejak biasa bukan tanda-tanda biasa.

 

Bodohnya si Bodoh selama ini,

ingin melihat langsung dan menalar Yang Maha Besar

melalui instrumen-instrumen yang maha kecil,

berpikir tapi salah berpikir,

berfilsafat untuk esensi yang jauh diluar ranah filsafat.


Tapi ego manusia yang ingin dipuji kehebatannya,

kerja keras dan kontribusinya, 

menyebabkan segalanya berhenti pada euforia, 

pesta, penghargaan, pengakuan

dari temuan jejak-jejak yang luar biasa,

tidak lagi peduli jejak-jejak itu mengarah kemana,

apalagi sekedar bertanya milik siapa...


Bataragema, 2023


3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar pada space yang tersedia. Komentar akan muncul setelah disetujui Admin.