Tanpa kejernihan hidup yang bagaimana, manusia bisa berdamai dengan kematian ? Tak ada kebaikan yang tak berbalas, tak ada keburukan yang tak bersanksi. My wisdom goes over the sea of wild wisdom

05 Februari 2025

EKONOMI PANCASILA DALAM PASAR MODAL


Frasa pasar modal sering dihubung-hubungkan dengan ekonomi kapitalisme, yang bercirikan kebebasan berinvestasi, menganut pasar bebas, dan dominasi motif ekonomi. Pasar modal adalah salah satu pilar utama dalam ekonomi kapitalisme.  Pasar modal mengakui kepemilikan privat atas modal dan alat produksi, pelaku perdagangan pasar modal (trader dan investor) bebas membeli dan menjual kepemilikan (saham atau surat berharga lain) berapapun harganya dan kapanpun waktunya.

Dalam pasar modal, trader (pedagang jangka pendek) dan investor (pedagang jangka panjang) dengan kapital besar dapat mempengaruhi trend harga saham dan surat berharga lainnya, mereka lebih leluasa untuk merancang potensi profit. Ketika tiba-tiba mereka membeli suatu saham, harga saham naik signifikan dalam waktu singkat dan padagang kecil yang jumlahnya mayoritas akan ikut membeli saham dengan harapan harga saham akan terus naik dan menjualnya saat harga maksimum. Saat trader-trader dan investor kecil gencar berburu saham yang naik, tiba-tiba trader dan investor besar menjual saham yang dulu mereka beli dengan harga sangat murah. Saat itulah trader-investor kelas teri kelabakan buru-buru harus menjual sebelum harga saham longsor lebih dalam, beberapa ada yang memperoleh profit besar, beberapa memperoleh profit tipis, sebagian besar biasanya loss (rugi) karena membeli di waktu yang belakangan. Warren Buffett, investor paling terkenal saat ini, pernah berkata bahwa berita krisis adalah kabar baik, saat krisis semua harga saham akan jatuh semurah-murahnya. Saat murah, trader dan investor besar akan kembali memborong, dan seterusnya.

Meski pasar modal nampak demikian capital-nya, ada sisi sosialisnya juga. Dalam pembukaan perdagangan tahun 2025 BEI Januari lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengharapkan lebih banyak masyarakat yang berpartisipasi dalam pasar modal.  Partisipasi masayarakat dalam pasar modal menjamin ketahanan permodalan perusahaan-perusahaan dalam negeri, menjamin kepemilikan perusahaan besar nasional tidak diakuisisi perusahaan asing, membuka lebih banyak lapangan kerja di dalam negeri, meningkatkan kesejahteraan masyarakat baik secara langsung terlibat dalam transaksi di pasar modal maupun secara tidak langsung dengan membaiknya perekonomian.

Bagi Indonesia dengan 300 juta penduduk, gerakan-gerakan kolektif akan sangat berdampak signifikan, dalam ekonomi gerakan-gerakan kolektif ini diistilahkan dengan ekonomi kerakyatan, ekonomi asas kekeluargaan dan gotong-royong.  Indonesia yang menganut ekonomi Pancasila sesungguhnya adalah model moderat  dari ekonomi kapitalis, merupakan sintesis dari ekonomo kapitalisme dan ekonomi sosialisme. Ekonomi Pancasila adalah ekonomi yang berasaskan kesetiakawanan sosial (UUD45 pasal 33, UU No. 25/1992, UU No.20/2008).  Menurut data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), masyarakat Indonesia  yang terlibat dalam pasar modal masih kurang dari 6%, sangat jauh tertinggal disbanding negara tetangga yang sama-sama “surplus” penduduk seperti Cina (20%) dan India (20%).

Di Indonesia, pasar modal yang paling dikenal adalah Bursa Efek Indonesia (BEI) dimana berbagai instrumen keuangan diperdagangkan, seperti saham (kepemilikan perusahaan), reksadana, obligasi, dan lain-lain.  Jika persentase masyarakat Indonesia yang aktif di pasar modal tinggi, pasar modal dalam negeri bisa berharap tidak mudah dikendalikan spekulan berkapital besar, khususnya dari negara asing.

 ________

Hamdan A Batarawangsa

Penulis adalah praktisi pasar modal dan

alumnus FP Universitas Lampung - Pascasarjana STKIP Arrahmaniyah Depok


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar pada space yang tersedia. Komentar akan muncul setelah disetujui Admin.