Tanpa kejernihan hidup yang bagaimana, manusia bisa berdamai dengan kematian ? Tak ada kebaikan yang tak berbalas, tak ada keburukan yang tak bersanksi. My wisdom goes over the sea of wild wisdom

29 Maret 2011

PENDIDIKAN KARAKTER

Oleh :
Hamdan Arfani


Akhir-akhir ini kembali muncul wacana 'pendidikan karakter'. Kemunculan kembali wacana tersebut barangkali didasari kekhawatiran atas kondisi sosial saat ini, dimana sebagian masyarakat mengatakan bahwa jaman kini adalah jaman edan, jaman manusia yang imannya lemah terseret-seret menjadi edan, kalau tak ikut edan takkan mendapat apa-apa. Jaman edan, karena yang bersalah lebih galak daripada yang dianiaya, yang durjana malah bangga dengan dosa-dosanya !

Pendidikan karakter identik dengan sekolah, dan memang demikianlah sejak seabad lampau para tokoh pendidikan kita semisal Ki Hajar Dewantoro dan Dewi Sartika mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam pendidikan di sekolah. Dengan demikian, sekolah bukan saja akan mencetak manusia pintar, namun juga manusia berkarakter yang luhur budi pekertinya.

Namun sayang, banyak orang lupa bahwa pendidikan karakter tak akan efektif jika hanya diterapkan di sekolah saja. Pendidikan karakter harus pula diterapkan di lingkungan pergaulan (masyarakat) dan keluarga. Pendidikan karakter di sekolah dikontrol oleh para guru. Pendidikan karakter di masyarakat dikontrol oleh (tokoh)masyarakat. Pendidikan karakter di keluarga dikontrol oleh kedua orang tua.

Pendidikan karakter di sekolah agaknya relatif stabil dan kepercayaan masyarakat kepada institusi pendidikan tetap tinggi. Namun, pendidikan karakter di masyarakat dan keluarga secara umum barangkali mengalami degradasi. Saat ini, sudah menjadi keyakinan umum bahwa kontrol sosial di masyarakat kian memudar. Budaya positif masyarakat Indonesia mengalami pergeseran padahal kebudayaan sejatinya adalah 'alat' pendidikan juga. Ada yang bilang bahwa masyarakat kita sedang sakit dan karena itulah wacana pendidikan karakter muncul kembali. Pendidikan karakter di keluarga pun tak kalah prihatinnya. Saat ini semakin banyak orang tua yang bercerai (single parent) dan makin sedikit waktunya untuk berinteraksi dengan anak. Jika ayah dan ibu bekerja, berangkat pagi-pagi sekali dan pulang malam, lalu kapan jatah anak mendapatkan pendidikan karakter dari orang tuanya?

Pendidikan karakter itu penting dan harus ada di setiap waktu dan tempat ... di sekolah, di masyarakat, dan di keluarga. Saat ini pendidikan karakter diterima anak dalam porsi yang sangat sedikit. Selain di sekolah, anak relatif tak mendapatkan pendikan karakter yang bermutu karena kesibukan orang tua dan masyarakat kita yang sakit.