Tanpa kejernihan hidup yang bagaimana, manusia bisa berdamai dengan kematian ? Tak ada kebaikan yang tak berbalas, tak ada keburukan yang tak bersanksi. My wisdom goes over the sea of wild wisdom

24 Desember 2011

SEKOLAH BERMUTU TINGGI DEPOK : SMA BINTARA


Predikat Sekolah Bermutu Tinggi sejak 1997
Sekolah PENGIMBAS Kurikulum Merdeka

Info Pendaftaran 2024 :
Hamdan 0898 77 505 13

SMA Bintara termasuk sekolah swasta terfavorit pertama di Kota Depok, berdiri tahun 1984 diresmikan oleh Menteri Kabinet Pembangunan Cosmas Batubara (pemilik sekolah : Hj. Rr. Siti Nurul, SE).

Lulusan SMA Bintara banyak diterima di PTN bergengsi dalam dan luar negeri, diantaranya di UK (Inggris), Universitas Pertahanan, ITB, UI, ITS, UGM, Universitas Airlangga, Universitas Diponegoro, Universitas Brawijaya, IPB, USU, UNSRI, UNILA, UIN Jakarta, UNJ, UNY, dll.


Tokoh nasional H.Jusuf Hamka hadir memberi pesan pada wisuda kelulusan SMA Bintara 2024.

Kunjungan OrangTua siswa ke sekolah Bintara


Suasana kelas SMA Bintara




Buku kumpulan karya tulis siswa SMA Bintara Depok



Suasana di gedung Home Teater Yayasan Bintara-Cakrabuana


Kunjungan alumni 


-----------------------------------------------------
Info biaya terbaru 
WA 0898 77 505 13 (bpk. Hamdan)
-----------------------------------------------------





Kunjungan tokoh nasional Abu Rizal Bakrie


Kunjungan tokoh nasional H. Jusuf Hamka

_________________________


Akreditasi Sekolah “A”
Kategori Sekolah Standar Nasional (SSN)
Hari efektif : Senin—Jumat, mulai jam 07.05—14.30
Hari kerja guru/pegawai : Senin—Sabtu, mulai jam 07.00—16.00
Berdiri sekolah sejak 1984
Alamat sekolah : Jl. Raya Sawangan No. 19 Pancoran Mas, Depok.
____________________________


BGT (Bintara Got Talent) adalah kegiatan tahunan di SMA Bintara Depok yang merupakan ajang 'pencarian bakat' di kalangan siswa.


 



BAKSOS (Bakti Sosial) merupakan program tahunan SMA Bintara Depok. Tujuan kegiatan Baksos adalah melatih kepekaan siswa untuk peduli terhadap masyarakat dan lingkungan di sekitar sekolah. 






LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan) adalah kegiatan rutin tahunan di SMA Bintara Depok. Dengan kegiatan LDK, diharapkan akan muncul benih-benih kepemimpinan di kalangan siswa.



MOPD (Masa Orientasi Peserta Didik, disebut juga MOS = Masa Orientasi Siswa) adalah kegiatan pengenalan sekolah bagi siswa baru SMA Bintara Depok. Kegiatan MOPD bertujuan memperkenalkan budaya/kultur sekolah dan dirancang sebagai kegiatan yang menyenangkan bagi para siswa baru. MOPD ditutup dengan kegiatan 'Malam Inagurasi' atau malam 'unjuk kebolehan'.




30 November 2011

Akhirnya Kembali ke Gunung : Ekspedisi Burangrang Nopember 2011 Mencari Cessna yang Jatuh



* Mr.Batara, my brother *




* Bermalam di rimba tropis yang gelap dan basah *




* Makan beralas daun pisang *

27 November 2011

PRAMUKA GARUDA


Penulis : Hamdan Arfani








Barangkali bisa menjadi inspirasi bagi para guru, berikut saya hadirkan tulisan tentang Pramuka Garuda... sebuah konsep yang sangat menarik dalam dunia pendidikan. Hampir setiap orang tahu Pramuka, tapi tidak semuanya tahu tentang Pramuka Garuda, bukan ? Pramuka Garuda adalah tingkatan tertinggi bagi seorang Pramuka, dalam masing-masing kelompok usia, sebuah konsep 'mini' tentang insan paripurna (insaan kamil) yang mesti dicapai. Menjadi insan paripurna yang melulu dikatakan dalam tiap pembahasan tentang tujuan pendidikan, namun tak terkonsep dengan jelas dalam kurikulum pendidikan formal saat ini. Lucunya, konsep insan paripurna yang demikian jelas justru ada di organisasi kepanduan Gerakan Pramuka, namun lagi-lagi tak tergali dengan optimal ...

Berikut ini tentang Pramuka Garuda yang saya kutip dari Facebook Jamnas 91-Jambore Nasional Pramuka Penggalang Tahun 1991 :

Pramuka Garuda ialah tingkatan tertinggi dalam setiap golongan (Siaga, Penggalang, Penegak, Pandega). Seorang peserta didik yang telah mencapai tingkatan terakhir dalam golongannya, dan telah memenuhi persyaratan SKK (Syarat Kecakapan Khusus) Garuda, berhak mengajukan permohonan kepada Kwartir melalui pembina gudepnya untuk dapat mengikuti uji kelayakan untuk dapat naik ke tingkatan Garuda. Setelah mengajukan permohonan, Kwartir akan mengevaluasi peserta didik itu tentang kelayakan, baik dalam segi mental, ataupun sisi kelayakan persyaratan. Setelah dinilai cakap dan memenuhi persyaratan, calon Pramuka Garuda akan diinterview oleh tim penguji yang terdiri dari tokoh kwartir, gugus depan, guru, orang tua, dan tokoh masyarakat.

Setelah lulus tes interview dan tes kecakapan, seorang peserta didik akan dilantik menjadi Pramuka Garuda. Pelantikan biasanya diselenggarakan bertepatan dengan hari yang bermakna khusus, baik bagi peserta didik tersebut ataupun bagi Gerakan Pramuka, semisal: hari ulang tahun atau Hari Pramuka. Pelantikan umumnya dihadiri oleh Tim Penguji, orang tua dan tokoh Pramuka.

Syarat Pramuka Garuda

Syarat-syarat Pramuka Garuda untuk Pramuka Siaga (Usia 6--9 Tahun)

Seorang Pramuka Siaga ditetapkan sebagai Pramuka Garuda jika telah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
A. Menjadi contoh yang baik dalam Perinukan Siaga, di rumah, di sekolah atau di lingkungan pergaulannya, sesuai dengan isi Dwisatya dan Dwidarma.
B. Telah menyelesaikan SKU tingkat Siaga Tata.
C. Telah memiliki Tanda Kecakapan Khusus untuk Pramuka Siaga, sedikit-dikitnya enam macam dari tiga bidang Tanda Kecakapan Khusus.
D. Dapat menunjukkan hasta karya buatannya sendiri sedikit-dikitnya sembilan macam dengan menggunakan sedikit-dikitnya tiga macam bahan.
E. Pernah mengikuti Pesta Siaga, sedikitnya dua kali.
F. Dapat membuktikan dirinya sebagai penabung yang rajin dan teratur.
G. Dapat mempertunjukkan kecakapannya di depan umum dalam salah satu bidang seni budaya.

Syarat-syarat Pramuka Garuda untuk Pramuka Penggalang (Usia 10--15 Tahun)

Seorang Pramuka Penggalang ditetapkan sebagai Pramuka Garuda jika telah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
A. Menjadi contoh yang baik dalam Pasukan Penggalang, di rumah, di sekolah atau di lingkungan pergaulannya, sesuai dengan isi Trisatya dan Dasadarma.
B. Telah menyelesaikan SKU tingkat Penggalang Terap.
C. Telah memiliki Tanda Kecakapan Khusus untuk Pramuka Penggalang, sedikit-dikitnya sepuluh macam dari tiga bidang Tanda Kecakapan Khusus, sedikitnya satu macam TKK tingkat Utama dan dua macam TKK tingkat Madya, yaitu :
1) Lima buah TKK wajib yang dipilih di antara :
a) TKK Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.
b) TKK Pengatur Rumah
c) TKK Juru Masak.
d) TKK Berkemah.
e) TKK Penabung.
f) TKK Penjahit.
g) TKK Juru Kebun
h) TKK Pengaman Kampung
i) TKK Pengamat
j) TKK Bidang Olah Raga, misalnya gerak jalan, berenang, dan lain-lain.
2) Lima buah TKK pilihan, yang dapat dipilih di antara TKK yang telah ditetapkan dengan Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
D. Dapat menunjukkan hasta karya buatannya sendiri sedikit-dikitnya sepuluh macam dengan menggunakan sedikit-dikitnya lima macam bahan.
E. Pernah mengikuti Jambore, Perkemahan, Bakti dan Lomba Tingkat.
F. Dapat membuktikan dirinya sebagai penabung yang rajin dan teratur.
G. Dapat mempertunjukkan kecakapannya di depan umum dalam salah satu bidang seni budaya.
H. Dapat menjalankan salah satu cabang olah raga, misalnya atletik, renang, senam, bela diri, gerak jalan atau cabang olah raga lainnya.
I. Telah mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat.

Syarat-syarat Pramuka Garuda untuk Pramuka Penegak (Usia 16--18 Tahun)

Seorang Pramuka Penegak ditetapkan sebagai Pramuka Garuda jika telah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
A. Menjadi contoh yang baik dalam gugusdepan, di rumah, di sekolah, di tempat kerja atau di dalam masyarakat, sesuai dengan isi Trisatya dan Dasadarma.
B. Memahami Undang-undang Dasar 1945.
C. Telah menyelesaikan SKU tingkat Penegak Laksana.
D. Telah memiliki Tanda Kecakapan Khusus untuk Pramuka Penegak, sedikit-dikitnya sepuluh macam dari tiga bidang Tanda Kecakapan Khusus, sedikitnya satu macam TKK tingkat Utama dan tiga macam TKK tingkat Madya, yaitu :

1) Lima buah TKK wajib yang dipilih di antara :
a) TKK Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.
b) TKK Pengatur Rumah
c) TKK Juru Masak.
d) TKK Berkemah.
e) TKK Penabung.
f) TKK Penjahit.
g) TKK Juru Kebun
h) TKK Pengaman Kampung
i) TKK Pengamat
j) TKK Bidang Olah Raga, misalnya gerak jalan, berenang, dan lain-lain.
2) Lima buah TKK pilihan, yang dapat dipilih di antara TKK yang telah ditetapkan dengan Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
E. Sedikit-dikitnya sudah tiga kali mengikuti pertemuan-pertemuan Pramuka untuk golongan Penegak, di tingkat ranting, cabang, daerah, nasional atau internasional.
F. Tergabung dalam Satuan Karya, dan dapat menyelenggarakan suatu proyek produktif yang bersifat perorangan atau bersifat bersama, sesuai dengan Satuan Karya yang diikutinya.
G. Dapat membuktikan dirinya sebagai penabung Tabanas yang rajin dan teratur.
H. Dapat mempertunjukkan kecakapannya di depan umum dalam salah satu bidang seni budaya, atau membantu menyelenggarakan pertunjukan kesenian.
I. Dapat menjalankan dan memimpin salah satu cabang olah raga, yang dipilih dari cabang olahraga atletik, renang, senam, bela diri, gerak jalan atau cabang olah raga lainnya.
J. Pernah ikut serta dalam kegiatan memikirkan, merencanakan, melaksanakan dan menilai kegiatan pembangunan masyarakat di lingkungannya.

Syarat-syarat Pramuka Garuda untuk Pramuka Pandega (Usia 19--25 Tahun)

Seorang Pramuka Pandega ditetapkan sebagai Pramuka Garuda jika telah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
A. Menjadi contoh yang baik di rumah, di sekolah/perguruannya, di tempat kerja atau di dalam masyarakat, sesuai dengan isi Trisatya dan Dasadarma.
B. Memahami Undang-undang Dasar 1945 dan GBHN.
C. Telah menyelesaikan SKU tingkat Pandega.
D. Sedikit-dikitnya telah tiga kali mengikuti acara yang dipilihnya di antaranya :
1) Pertemuan Pramuka untuk golongan Penegak dan Pandega di tingkat ranting, cabang, daerah, nasional atau internasional.
2) Perkemahan Wirakarya atau Perkemahan Antar Satuan Karya (Peran Saka) Dirgantara, Bahari, Bayangkara, Tarunabumi, Wanabakti, Kencana, dan saka lainnya di ranting, cabang, atau daerah.
3) Integrasi masyarakat atau peninjauan proyek-proyek kegiatan, atau kunjungan timbal balik diantara Pramuka Pandega antar gugusdepan, ranting, cabang, daerah atau nasional baik secara perorangan maupun secara bersama dalam ikatan satuan, dan membuat laporannya.
e. Sedikit-dikitnya sudah tiga kali ikut membuat perencanaan, persiapan, pelaksanaan, pengawasan, penilaian dan penyelesaian salah satu atau gabungan dari kegiatan-kegiatan di bawah ini :
1) Pesta Siaga.
2) Perkemahan Penggalang.
3) Raimuna, Perkemahan Wirakarya, Muspanitera, atau Pertemuan Pramuka Penegak dan Pandega lainnya.
E. Sedikit-dikitnya telah tiga kali ikut membantu salah satu kegiatan masyarakat, peringatan, peralatan, proyek pembangunan dan lain-lain.



Medali Garuda

Bentuk penghargaan bagi Pramuka Garuda berbentuk medali, memiliki pita dengan warna pinggiran putih dan warna garis tebal di tengah merah, di ujung pita terdapat medali yang terbuat dari metal berbentuk segi lima bergambarkan Burung Garuda yang memiliki tunas kelapa di dadanya, dan memegang pita bertuliskan: SETIA, SIAP,SEDIA yang mengambarkan sikap yang dimiliki setiap Pramuka Garuda.

Cara mengenakan medali

Medali dikalungkan dengan pita berada dibawah kacu/dasi dengan ujung medali berada di luar, di depan kacu/dasi dan bila dikalungkan berada tepat di ujung tulang dada. Hanya dikenakan pada upacara resmi.
Warna dasar bagi medali tadi beragam, sesuai dengan warna dasar golongan. Bagi Siaga Garuda berwarna hijau, bagi Penggalang Garuda berwarna merah, bagi Penegak Garuda berwarna kuning, bagi Pandega Garuda berwarna cokelat. () Sumber gambar :http://dkckotajambi.blogspot.com

07 November 2011

CUMA ISLAM RITUAL, BUAT APA ?


Penulis : Hamdan Arfani






Cendekiawan Muslim terkenal, mendiang Muhammad Abduh, pernah berkata, “Saya lebih melihat Islam di Eropa, tetapi kalau orang Islam (Muslim) lebih banyak di dunia Arab.

Menarik sekali tulisan Prof. Komaruddin Hidayat di Harian Kompas 5 Nopember 2011 dengan judul Keislaman Indonesia. Pada tulisan tersebut, Komaruddin Hidayat melaporkan hasil penelitian Hossein Askari dan Scheherazade Rehman yang dipublikasikan dalam Global Economy Journal (Berkeley Electronic Press, 2010). Penelitian Askari dan Rehman yang dikutip Komaruddin Hidayat tersebut bertujuan mengetahui seberapa jauh ajaran Islam dipahami dan memengaruhi perilaku masyarakat muslim (How Islamic are Islamic Countries).

Hasil penelitian yang dilaporkan dalam jurnal penelitian itu sangat memprihatinkan, meski, jujur saja, sudah saya duga sebelumnya : keislaman masyarakat dari 56 negara OKI (organisasi kerjasama Islam, termasuk Indonsia) jauh berada dibawah negara-negara Eropa yang mayoritas non muslim !

Senada dengan Komaruddin Hidayat, saya yakin Indonesia akan menempati urutan pertama kalau saja indikator penelitian ditekankan pada aspek ritual individual. Betapa tidak, 20 stasiun TV menayangkan ceramah Islam setiap hari, pengajian (entah harian, mingguan, bulanan) marak dimana-mana, sekolah-sekolah berlabel Islam seperti jamur di musim hujan, peringatan agama seperti Maulid Nabi dan Qurban merambah hingga kantor dan sekolah dan bukan lagi dominasi masjid dan musholla. Belum lagi di bulan Ramadlan … luar biasa.

Tapi seribu satu macam ritual yang semarak di Indonesia tidak berimbas pada kehidupan sehari-hari. Raport buruk kita (muslim) terutama pada kualitas hubungan pada sesama (yang masih kental dengan pamrih; ade maunye-Red), sistem ekonomi yang tak berpihak pada orang miskin, keadilan politik dan keadilan sosial yang tak mampu ditegakkan, pemerintahan yang makin digerogoti koncoisme dan nepotisme … dll. Justru, aktualisasi macam inilah yang menjadi indikator penelitian Askari dan Rehman di atas. Barangkali Pembaca ada yang penasaran dengan rincian hasil penelitian Askari dan Rehman, berikut seperti yang ditulis Komaruddin Hidayat dalam Harian Kompas (5 Nopember 2011) : 1. Negara peringkat ke-1 (kualitas keberislaman paling tinggi) adalah Selandia Baru. 2. Negara-negara Barat yang mendekati nilai- nilai Islam adalah Kanada (ke-7), Inggris (ke-8), Australia (ke-9), Amerika Serikat (ke-25). 3. Keberislaman negara-negara OKI rata-rata berada diperingkat ke-139. 4. Negara anggota OKI yang mendapat peringkat tertinggi adalah Malaysia (ke-38), Kuwait (ke-48), Uni Emirat Arab (ke-66), Maroko (ke-119), Arab Saudi (ke-131), Indonesia (ke-140), Pakistan (ke-147), Yaman (ke-198) dan Somalia (206).

Perlu diketahui, laporan Askari dan Rehman di atas dimuat pada sebuah jurnal penelitian. Pada penelitian ilmiah, jurnal penelitian memiliki mutu di atas makalah ilmiah, bahkan jauh di atas buku-buku bacaan dan majalah ilmiah. Pembaca boleh saja tidak percaya, dan sangat baik jika melakukan penelitian serupa untuk menguatkan atau membatalkan hasil penelitian Askari dan Rehman. Namun, tak kalah menarik, jika penelitian serupa dilakukan pada lembaga-lembaga berlabel ‘islam’ di Indonesia, seperti partai-parai Islam, institusi-institusi Islam bahkan sekolah-sekolah Islam yang mendidik anak-anak kita. Yah, kalau cuma Islam ritual, buat apa ?

Sumber gambar : forzarafi.wordpress.com

28 Oktober 2011

ISKANDAR DZULKARNAIN (ALEXANDER AGUNG)

(Al Qur'an 18 : 83-98; terjemahan naskah kuno abad ke-7 Masehi)

(Sumber gambar : the-airman.wikispaces.com)

Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulqarnain. Katakanlah : Aku akan bacakan padamu cerita tentangnya.

Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (mencapai) segala sesuatu, maka diapun menempuh suatu jalan. Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan dia mendapati disitu segolongan umat. Kami berkata: Hai Dzulqarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat kebaikan terhadap mereka. Berkata Dzulqarnain : Adapun orang yang aniaya,maka kami kelak akan mengazabnya, kemudian dia akan dikembalikan kepada Tuhannya, lalu Tuhan mengazabnya dengan azab yang tiada taranya. Adapun orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, maka baginya pahala yang terbaik sebagai balasan, dan akan kami titahkan kepadanya yang mudah dari perintah-perintah kami.

Kemudian dia menempuh (jalan yang lain). Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbit matahari, dia mendapati matahari itu menyinari segolongan umat yang kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari itu. Demikianlah, dan sesungguhnya ilmu Kami meliputi segala apa yang ada padanya.

Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain lagi). Hingga apabila dia telah sampai diantara dua buah gunung, dia mendapati diantara kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka berkata : Hai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan suatu pembayaran kepadamu supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka? Beri aku potongan-potongan besi hingga apabila besi tu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulqarnain : Tiuplah (api). Hingga apabila besi itu telah menjadi api, diapun berkata :Berilah aku tembaga agar aku tuangkan ke atas besi panas itu. Maka mereka tidak bisa mendakinya, dan mereka tidak bisa melobanginya. Dzulqarnain berkata : Ini adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila telah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh, dan janji Tuhanku itu adalah benar.

09 Oktober 2011

KIAT MENUMBUHKAN KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK

Oleh :
Hamdan Arfani



Reiny Dwinanda, wartawan Republika, menulis pada Republika.Co.Id. tentang kiat menumbuhkan kepercayaan diri pada anak. Reiny mengutip pendapat beberapa ahli pendidikan dan psikologi anak seperti Lynne Milliner dari RS. Cleveland, Tina Payne Bryson, Sara Lise Raff, dan Barack Levin.

Berikut adalah kiat yang ditulis Reiny :
1. Jangan membanding-bandingkan
2. Jangan memberi label negatif pada anak
3. Jadilah model bagi anak
4. Jangan terlalu keras menghukumnya
5. Jangan terlalu melindungi
6. Pujian kecil sangat penting
7. Utarakan cinta anda.

Jangan membandingkan anak anda dengan anak yang lain ataupun saudara-saudaranya. Sebaliknya, fokuslah pada apa yang membuat anak anda berbeda dan biarkan dia tahu cara khusus untuk mengatasinya.

Jangan memberi label negatif pada anak. Label-label negatif itu misalnya : pemalu, pemalas, ceroboh, bodoh, jelek, kumal, bau, dan sebagainya (Anak anda perlu 'harga diri positif' dan 'citra diri positif', harga diri positif atau self esteem dan harga diri positif atau self image akan menumbuhkan kepercayaan yang besar pada anak anda. Harga diri dan citra diri positif itu bisa dibangun dengan memberikan pujian jika anak anda menunjukkan prestasinya--Hamdan).

Jadilah contoh keramahan di depan anak anda. Misalnya jika anda pergi ke lingkungan yang baru bagi anak, tunjukkan cara 'masuk' dalam kelompok itu. Misalnya dengan menyapa salah satu diantaranya dengan percakapan ringan "Saya suka bonekamu, Emily. siapa namanya ?"

Penelitian menunjukkan, bahwa orang tua yang mendidik dan menghukum anaknya terlalu keras, akan membuat anak menarik diri dalam lingkungan sosialnya (Hukuman bagi anak hendaknya konsisten sehingga menjadi semacam konsekuensi yang sudah diketahui anak apabila ia melanggarnya. Hukuman berupa pukulan hendaknya dihindari. Prinsip pemberian hukuman bagi anak adalah "mengambil untuk sementara apa yang disukainya, atau memberikan sesuatu yang tidak disukai" misalnya jika anak biasa memakai baju kesukaannya pada waktu tertentu, maka baju tersebut untuk sementara harus disita. Atau jika anak anda tidak suka berjalan kaki ke sekolah, maka buatlah anak anda berjalan kaki untuk hari tertentu. Orang tua bisa berkreasi dengan menimbang-nimbang hukuman yang pantas, tidak menyiksa, namun cukup mendidik--Hamdan).

07 September 2011

MINYAK KELAPA UNTUK MENGAWETKAN TELUR

Abstrak hasil penelitian Jurusan Peternakan dengan judul asli
PENGARUH FREKUENSI PELAPISAN ULANG MINYAK KELAPA DAN JENIS TELUR TERHADAP KUALITAS INTERNAL TELUR


Penulis/Peneliti :
Hamdan Arfani

Dalam rangka mempertahankan kualitas internal telur perlu dilakukan upaya pengawetan . Salah satu upaya dimaksud adalah melapisi telur dengan minyak kelapa yang telah dipanaskan. Pengawetan telur dengan cara melapiskan minyak kelapa sebanyak 1 kali pada kerabang telur dapat memperpanjang masa simpan hingga 1 bulan. Namun, kerabang telur yang dilapisi dengan minyak kelapa lebih dari 1 kali belum ada informasi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh frekuensi pelapisan ulang minyak kelapa dan jenis telur tersebut dalam mempertahankan kualitas internal telur. Telur yang digunakan sebanyak 72 butir, terdiri atas 24 butir telur ayam arab, 24 butir telur ayam ras, dan 24 butir telur itik. Penelitian dilaksanakan mulai Juli xxxx hingga September xxxx. Penelitian disusun dalam Rancangan Acak Lengkap pola faktorial dengan faktor perlakuan (1) frekuensi pelapisan ulang minyak kelapa (0,1,2,3 kali); dan faktor (2) jenis telur (telur ayam arab, telur ayam ras, dan telur itik). Data yang diperoleh diuji homogenitas dan aditivitasnya kemudian dianalisis menggunakan Analisis Ragam pada taraf nyata 5% dan atau 1%. Uji lanjut yang digunakan adalah Uji Jarak Berganda Duncan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara frekuensi pelapisan ulang minyak kelapa dan jenis telur terhadap kualitas internal telur (P³0,01). Frekuensi pelapisan ulang berpengaruh sangat nyata (P£0,01) terhadap penurunan berat telur, namun tidak berpengaruh nyata terhadap indeks putih telur, nilai haugh unit, dan indeks kuning telur (P³0,05). Penurunan berat telur dengan frekuensi pelapisan ulang minyak kelapa sebanyak 2 kali atau 3 kali nyata (P£0,05) lebih kecil dari pada pelapisan ulang sebanyak 1 kali atau yang tidak dilapisi ulang.

Jenis telur berpengaruh nyata (P³0,05) terhadap indeks putih telur dan nilai haugh unit dan berpengaruh sangat nyata (P£0,01) terhadap penurunan berat telur dan indeks kuning telur. Telur itik memiliki indeks putih telur dan penurunan berat yang nyata lebih besar (P£0,05) dari pada telur ayam arab dan telur ayam ras. Telur itik dan telur ayam ras tidak berbeda nyata (P³0,01) terhadap nilai haugh unit dan indeks kuning telur, yakni rata-rata sebesar 77,78 (kualitas AA) dan 0,34 serta berbeda nyata (P£0,05) dengan telur ayam arab terhadap nilai haugh unit dan indeks kuning telur tersebut, yakni 61,91 (kualitas B) dan 0,14. (Peneliti : Hamdan Arfani, dilarang menjiplak/plagiat sebagian atau seluruh artikel di atas !).

01 Agustus 2011

KOTA TASIKMALAYA 1950




Oleh :
Andri Setiawan Krisnaya

Baraya , pribados ngagaduhan seratan pamasihan ti pun bapa ngeunaan kota Tasik , namun hapunten ieu seratan teh saleresnamah kanggo pribados mung aya patula patalina sareng Tasik ku pribados dipedar didieu maksadna kanggo... nambihan warta ngeunaan Tasik Baheula.

Seratan ti pun Bapa :

Kota Tasik 1950 :

Sateuacan Tawang Gantungan janten dayeuh (ibu-kota) Kabupaten Sukapura, ti anggalna dayeuh ieu parantos janten salah sawios kota penting di tatar Priatim (Priangan-Timur). Di dinya aya wa-ngunan Asisten Residen, panguasa pangluhurna pamarentahan Walanda di Tawang Gantungan sareng saurang Patih Lulurah

Kantenan tambih-tambih pentingna saparantos aya rel kareta-api (taun 1887), Tawang janten pusat perdagangan, didinya diwangun gudang kangge nampung kopi sareng hasil pertanian sanesna. Kakaren gudang ayeuna masih tiasa kasaksi, hiji gedengeun stasion palih wetan, payuneun bumina pun besan almarhum, anu hiji deui peuntaseun stasion caket pamuteran hulu kareta.

Para pangersa teu kenging ngabayangkeun suasana kota Tasik taun 50an sapertos kaayaan ayeu-na (waktos ieu lalakon diserat taun 2006). Taun 50an suasana kota Tasik estuning masih sepi. Mobil sa-reng motor masih langki. Mung kaum the-have sareng patugas pamarentah anu sadidinten galasar-gulu-sur dina kendaraan roda opat sapanjang ruas jalan kota Tasikmalaya.

Karamean lalu-lintas didominasi ku delman, keretek, sado, roda, padati, beca sareng kareta-mesin. Nanging kangge ukuran harita, Tasik minangki Ibukota Kabupaten janten puseurna hirup-kahirupan di ta-tar Galunggung, kota kadua pangramena di tatar Priangan saparantos Bandung, pangageungna di Priangan Timur ditema ku Garut, Sumedang, Banjar sareng Ciamis.

Tasik oge tangtosna janten pusat pamarentahan, pusat industri rakyat, pusatna kasenian, sareng agama, pusat perbelanjaan. Urang pakampungan di sabudeureun kota Tasik, milari kipayah, pangupa diri, balanja sareng hiburan ka kota Tasik. Tasik janten pangdeugdeugan urang pakampungan, janten impian urang pasisian. Kapirajeunan sok kakuping kalimah : "Teu taun kali kami nincak dayeuh, teu kacipta ra-mena Cihideung. Heuheuy-deudeuh, euceu, ari balik ti pasar kuring mihape oleh-oleh, mangkahade poho mihape Kueh Gem, Lemonade atawa Sarsaparilla". Padahal anu nyarios urang Cikalang, kirang ti lima kilometer ti Cihideung.

Bayangkeun, anu disebat Kueh Gem teh mung sabangsa kueh Mari, baruleud lalembut, saukuran kancing mantel. Duh tetebiheun sareng oleh-oleh jaman ayeuna sapertos Dunkin Donat sareng Fried Chiken, ditambih leueuteunnana sapertos Coca-colla. Nanging kangge mangsa eta mah Kueh Gem sa-reng Lemonade kalebet salah sawios oleh-oleh bergengsi. Pabrik limun Exlesior anu meroduksi limun Lemonade sareng Sarsaparilla ayana di Jl. Pangadilan payuneun SD Pangadilan. Di SD eta pun bojo, pun anakTeteh Yanti sareng pun incu Birru kantos sakola.

Harita kaum bapa anu ngalangkung di jalan seueur keneh anu ngangge iket disorendang sarung, dikampret bodas rangkepan, kancing ngahaja dibuka supados katawis kaos kurungna anu ilaharna warna bodas nyacas, atanapi sepuh anu dibestong (meryayi), aya oge anu ngangge geulang bahar. Oge sering mendak anu ngalangkung bari nyesep padud, nyesep ngangge pipah gading-gajah, ngangge iteuk hias (iteuk husus kangge nampang ala Walanda). Malih sindir sinden Upit Sarimanah, kacapanon riben (Ray-band) pindah kana tarang harita leres-leres masih aya. Sabagian kaum Bapa ngangge pantalon, sabagian deui masih ngangge pangsi. Kaum bapa anu ngangge pangsi sampeanna ngangge tarumpah tina karet Ban mobil bekas, kreasi urang Jawa Tengah, sapertos tampilan Aki Madrai̢۪

Kaum ibuna masih ngangge stelan kabaya sareng sinjang, disanggul ngangge tiung disampaykeun, nyalopa (ngais ku sinjang kebat) bari dipayung-siem (payung tina keretas). Diantawisna seueur keneh anu nyeker (teu ngangge sendal). Nanging kaum ibu terpelajar biasana seneng ngangge rok, sweater, sareng hoskut (house-coat). Ukur kaum ibu bangsa walanda sareng cina anu seneng ngangge lancingan. Kaum istri Cina seneng ngangge lancingan tina bahan kaen warna bulao sapertos warna lancingan Satpam ayeuna. Para istri Cina ilaharna disebat Sengke, sampeanna lalembut ukuran sapatu 29-30 ngahaja ti oorok dibakutet (dibeungkeut), dipeureut dihambat perkembangannana, kapan eta saurna upami nyonya sengke leumpang katawis ti pengker imbitna giplek-cendol, pamandangan endah, maparin nikmat kangge nu mandang, penderitaan membawa nikmat. Penderitaan ka nu dipandang, nikmat ka nu mandang.

Nyebat ka kaum Bapa tiasa rupi-rupi : akang, kai, bapa, engkang, sste kumaha pernahna sareng pantesna. Ka sasama biasana sok nyebat : sobat, baraya, atanapi lur (singgetan tina dulur). Ka sahanda-peun nyebat ujang atanapi anaking.

Ka kaum Ibu oge tiasa nyebat rupi-rupi, sapetos euceu, ceuceu, embok, Ibu, ‘Ema eta oge sami ku-maha pernahna sareng pantesna. Ka sahandapeun biasa nyebat nyai, nyi, eulis, geulis, enung atanapi enok.

Ka menak, masih aya sebatan juragan sareng gamparan, tangtos bae eta kakaren jaman feodal. Na-nging saluyu sareng perkembangan jaman, hal sapertos kitu saeutik-saeutik robih, gentos wanda sapertos kaayaan ayeuna.

Di kota, kumargi pangaruh budaya sareng pendidikan Walanda, utamina di kalangan intelek, ka pameget saluhureun biasa nyebat oom (um), ka kaum istrina nyebat sus, tante atanapi mevrouw. Saper-tos mevrouw Sukinah, istrina juragan Kartaman direktur Apothek Priangan.

Ka istri anu masih anom atanapi lanjang, biasa nyebat non (nonih). Contona Non Sumarti, Nonih Iceu, sste.

Salajengna lepas kamerdikaan, masih dina suasana perjuangan, ka sasama biasa nyebat Bung (eta mah kreasi Bung Karno). sapertos Bung Hatta, Bung Atmaja, Bung Yusuf, Bung Hadi sste, sami-sami re-kan saperjuangan. Malih saur Upit Sarimanah dina haleuangna :


kaditu gunung kadieu gunung

mana lega-lega teuing

kaditu abung kadieu abung

mana loba-loba teuing abung……. sste


Saluyu sareng motto divisi Siliwangi : hilang satu tumbuh seribu. Seueur abung hartosna renung me-kar rebuan kusumah bangsa di palosok, di suklakna di siklukna, siap ngabela Endonesia̢۪ (ejaan ala Bung Karno) taneuh suci bangsa urang.

Taneuh suci ? Suci warna bodas dina bandera urang, perlambangna bersih. Urang hirup tina saripa-tina taneuh Indonesia. Taneuh Indonesia ngabagi rata hal eta ka sakumna rahayat Indonesia, kum teu diwilah-wilah. Sipat anu seneng babagi tanpa pambrih tanpa pandang bulu tangtos gaduh sipat suci, we-ning tur adil. Henteu lepat upami urang nyebat taneuh Indonesia taneuh suci urang ! Malih Paus (pingpi-nan umat Nasrani), dimana bae jut lungsur tina tangga pesawat, osok langsung nyium taneuh. Paduli ta-neuh saha bae (kaetang taneuh di nagara Muslim), nganggap sadaya taneuh di muka dunya suci. Jalaran parantos maparin hirup-kahirupan ka sadaya umat manusa.

Nanging ulah lali, umat Islam langkung-langkung ti Paus, dina sadinten-sawengi moal kirang ti 34 kali wajib sujud. Umat Islam ngahaturkeun nuhun kana kasucian taneuh ka Gusti anu Maha Suci sanes ku lambey, nanging ku taar. Sapengkereun taar tempatna uteuk manusa, sentralna akal. Hirup manusa di-tungtun ku akalna (hirupna manuk dianteur kujangjangna).

Upami aya anu tumaros dimana puseur Kota Tasik taun 1950 ? Walerannana nyaeta : Pal-Enol, balok batu kilometer angka enol gedengeun tembok Bui (Lembaga Pamasyarakatan) di ujung kidul Jalan Pasar-Kolot (ayeuna Jl. Dokter Sukardjo), sisi wetan rel kareta-api Tasik-Singaparna, peuntaseun Bioskop Megaria (kapungkur mah gedong Sositet). Gedong husus paranti hiburan bangsa Walanda.

Totogan pal-enol di juru Gedong DPR aya papan tuduh-arah, tina titik eta ngabalungbung jalan ka tilu arah. Nunjuk ka wetan ka arah Manonjaya, ka kidul ka arah Cibalong, Bandung liwat Garut. Ka kaler ka arah Bandung liwat Ciawi, ka arah Cirebon sareng Banyumas.

Ahir taun 1950, ditengah parapatan eta kantos dipasang setopan manual, saurang pulisi, warna seragamna Khaki (gidril = goodriil) sapertos warna seragaman padamel Otonom (Pemda), muter-muter papan kotak-opat Setop-Jalan gumantung kana karamean lalu-lintas. Warna dasar papan setop-jalan nya-eta hejo-daun kangge Jalan, warna beureum kangge Stop, warna aksarana hideung. Tanda setop-jalan diputer sacara manual, diputer-puter ku panangan pulisi.

Urang Tasik taat hukum, dina hal ieu hukum lalu-lintas, sanaos ti salah sawios arah mung ngalang-kung hiji kareta-mesin, enggal Pulisi muterkeun Stop ka arah anu sanesna. Sadaya kendaraan ti arah anu sanes rampak liren, padahal arus kendaraan anu disetop kendaraan arageung tru kendaraan anu bade ngalangkung ukur hiji kendaraan super ringan roda-dua. Nanging sadaya taat aturan, sabar ngantos hiji kareta mesin ngalangkung, nembe kagiliran jalan. Duh, kacipta upami setopan-manual masih dipasang jaman ayeuna. Pulisina tangtos bakal stress, para supir ayeuna teu sabaran, telat saeutik tangtos klakson reang ting jarerit, sapalihna deui mungkin dugi ka nyadakeun sirine, tina jandela mobil mastaka supir tiang arelol, atanapi peureup ting aracung.

Jaman eta lalu-lintas nyaris luput tina musibah tabrakan. Margi sadaya sarwa alon, teu acan aya istilah ngebut. Suasana estuning ayem tengtrem. Awis-awis kakuping kelakson. Ku nguping gerung-gerungna mobil atanapi kotoplakna Kuda oge, kendaraan di payun anu langkung boyot tahu-diri enggal nyisi, maparin fasilitas ka kendaraan sapengkereunnana.

Di ahir, setopan manual digentos ku setopan listrik tilu warna (beureum, koneng, hejo) hiji-hijina di kota Tasik, ngagantung ditengah parapatan sositet sareng pal enol. Nanging teu lami dibongkar deui, mungkin nembe eksperimen, atanapi dianggap masih kirang loyog margi volume kendaran harita teu acan padet sapertos di parapatan Braga Bandung atanapi Harmoni Jakarta. Saur Wa Ajo, Stopan model kitu mah makan listrikna ageung. Oh mungkin oge GEBEO harita kalintang ngirit setrum.

Upami nyawang nguriling tina Pal-Enol, di Jalan Kabupaten (Jl. Oto Iskandardinata) ngujur ka arah wetan diantawisna ngaberes bangunan Bui (pangberokan, Lembaga Pamasyarakatan), tilas gedong KMS (Gedong Golkar ayeuna), Gedong Kapatihan (kantos janten Gedong Walikota Tasik), Kodim (tilas Hotel Central), Rumah Sakit, Kantor Kajaksaan (ayeuna R.S Jasa Kartini), kantor PU Kabupaten, SMP Negeri, sareng Lapang (Alun-alun).

Peuntaseun gedong-gedong anu ngaberes nembe, ti kulon ka wetankeun ngaberes Pasar Ceplak, Kantor Kas Keuangan (Kantor Dinas Pariwisata ayeuna), Kantor Pos, Kantor Pagadean (Pakgade), di tungtung wetan paeunteung-eunteung sareng alun-alun aya Hotel Pemandangan, bumina keluarga pa Uu Iskandar, toko Potret Melati, sareng warung Emi Kocok.

Ka kaler ka arah Jl. Pasar Kolot aya Bioskop Garuda, Toko Beusi Garuda, Dekrey (Percetakan) Galunggung, peuntaseunnana aya Toko Kopi Cing-cong.

Ka arah kulon ngajengleng Masjid Agung, peuntaseunnana sapanjang Jl. Kaum-Kaler, aya sajum-lah Losmen. Losmen, Warung-Nasi sareng pusat jajanan tuang-leueut. Di Jogyakarta anu disebat losmen sabangsa Hotel, di Tasik anu dimaksad Losmen hartosna warung nasi, urang Tasik memang unik, teu benten nyebat Taksi waktos ngawitan gumelar Angkot awal 60 an, padahal mobil angkutan anu diguna-keun Mini-Bus modifikasi tina Pick-Up. Dugi ka ayeuna sok kapirajeunan aya keneh anu nyebat taksi kana angkot, utamina kaum sepuh ti pasisian. Padahal anu saleresna wujud Taxi sedan.

Upami ngalih posisi ningal nguriling ti parapatan Dawolo payuneun toko Babah-pengkolan (kapungkur Toko Mas Sentral). Ka arah wetan sareng kaler, katawis Tenes-Ban, Tangkal Caringin kahot, Bui, Bioskop Megaria, Bioskop Capitol, Masjid Agung, dikalang rel Kareta-Api Tasik-Singaparna sareng Jalan Kaum Kidul. Ka arah kulon ngabalungbung Jalan Kaum Kidul tembus ka Zwembad Gunung Singa, Bioskop Merdeka, Markas Tentara sareng Pasar.

Ka arah wetan ngajegir gedong rumpung tilas Kantor Asisten Residen, patinggi Belanda pangluhurna di Kota Tasik. Di juru parapatan payuneun gedong rumpung aya tugu Pangeling-ngeling 17 Agustus 1945, jangkungna kinten-kinten 3 meter, dasarna bentuk segi lima di kuriling rante beusi dicet beureum-bodas. Upami mangsana ngabuburit, heg nuju sae dintenna, dina tugu eta reuteum ku barudak, rupi-rupi pamolah sareng kamonesannana. Payuneun Gedong rumpung kapamengan ku jalan Pagadean aya Tenes Band. Anu dimaksad Ban didieu sanes ban gilinding, nanging band setrip, garis bodas wates lapang tennes. Tuh kan aneh deui nya !

Ka arah kidul ngabalungbung Jalan Singaparna (Jl.HZ Mustofa ayeuna), pusat perbelanjaan kasohor di Tasik, tempat toko-toko arageung ngical rupi-rupi barang san-dang-pangan sareng kaperyogian sanesna. Paranti baralanjana kaun the have tea. Di Jalan Singaparna eta pun aki kantos muka Restoran pangageungna saTasik, Resto-ran A. Memed (1942-1957), saterasna ngalih ka Kebon Tiwu.

Kitu sakilas pamandangan puseur kota Tasikmalaya dekade 50an.


Ulah lali, jalaran taun ngagulusur, ayeuna sagalana parantos robih. Nya naon atuh anu anggerna ? Teu aya sanes mung sorotna Srangenge, di tingali ti palih kidul (ti palih Restoran A. Memed) upami en-jing-enjing panonpoe angger kaluarna osok luhureun gedong Landraad, ngagulusur luhureun bui, tengah dinten wanci lohor panonpoe pas luhureun Masjid-Agung, surupna di tutugan suku gunung Galunggung.

Nitenan kaayaan eta sim kuring babalagonjangan nyerat sabait puisi, wawangsalan yen hirup manusa teu aya bentenna lir ibarat perjalanan srangenge nu unggal dinten ngalangkung luhureun puseur kota Tasikmalaya :


gumelar tina enol kahade pinanggih sareng teu raos (bui)

diauban moncorongna cahaya wujud kaadilan (landraad)

hiburan mah aya ditengah-tengah (bioskop)

tengah dinten dimana sadar luhureun katuhanan (masjid)

di ahir surupna hirup mendak kaagungan (gunung galunggung)

sami sadayana mung numpang liwat

(nik, 1978)


Upami waktosna manjing magrib, ti Kaum (Masjid-Agung) kakuping bedug ditema sora Adzan ngiris-ngiris, lapat-lapat ngalaeu matak sararedih, tararebih panineungan, sanaos teu acan aya sepiker nanging soanten Muazin kakuping dugi ka tebihna.

Ngayuh ka wengi, bruy-bray lampu-lampu sapanjang Jl.Singaparna, di toko-toko Cina lampu neon hurung-herang nyaangan papan reklameu sareng etalaseu. Teu kakantun Restoran A.Memed oge hurung-herang dipulas cahaya lampu neon.

Tasik di waktu malam, ramena ukur disabudeureun komplek Bioskop, utamina di lelewek Losmen A.Memed, Losmen Jajuli, Bioskop Capitol, Bioskop Mustika sareng sapanjang pusat jajanan Jl. Kaum-kaler, oge di Bioskop Garuda ujung Jl. Pasar Kolot pengkereun Bui. Pusat jajanan Pasar Ceplak ayana taun 1957, di lokasi gedong DPR payuneun Bui.

Pal enol tiasa disebat teu kantos suwung, siang-wengi janten pusatna karamean kahirupan urang Tasik. Dina titik eta puseurna : Pamarentahan, Ibadah, kaadilan perdagangan sareng Hiburan. Mungkin pola kota jaman eta, ngandung falsafah :


Laksanakeun kipayah, agama sareng drigama

Satuntasna, nembe hiburan.

Ulah lali, dimana melencing,

Kaadilan bicara, bui bageannana ? (Abah Encu, Jl Sukawarni)



Sadaya bioskop bubarna pukul 23.00, beca tingsulabreng muat panumpang. Panongton anu marulih ti Bioskop Capitol seuseurna urang Cina, bioskop Capitol husus muter film Cina (Taiwan, Mandarin). Urang Cina mah tara kana beca ieuh, bubar ti bioskop ngabring ka daerah Cihideung bari gocret (ku basa babah) teu kakantun bari ngambeng koaci atanapi kacang-asin.

Kunaon Bioskop rame ku panongton ? Kapan harita mah teu acan mantra-mantra aya TV, VCD sste. Bioskop hiji-hijina tempat hiburan urang Tasik (kangge anu gaduh artos), sapertos urang Cihideung. Bang-sa urang mah bada isya biasa we masuk gowok, mung jalmi-jalmi anu tangtu anu masih ngulayaban dina suasana wengi, sapertos para Pulisi penjaga kaamanan, ronda-malem, para ungkluk sareng lalaki mata karanjang, oge para penarik beca. Lepas pukul 21.00 sadaya toko, warung sareng losmen tutup. Aya sa-bagian toko Cina ti kawit Adzan ashar parantos tutup.

Kajabi bioskop Garuda, Megaria sareng Capitol, aya deui dua Bioskop sanesna nyaeta Bioskop Mer-deka (Parahyangan) sareng Bioskop Santosa di Jl Gn Sabeulah kagungan dr. Utoyo. Bioskop Merdeka husus muter film-film India, bioskop Santosa bebas muter film campuran nanging seuseurna film-film Nasional, sapertos film Jenderal Kancil, Comando Coddy, Rin Tin Tin, Antara Tugas Dan Cinta, Semalam Di Malaya, Beranak Dalam Kubur, sste. Film-film kolosal sapertos : Ten Comandemen, The Last Day of Pompei, Behaviour Woman, sste biasana diputer di Bioskop Garuda.

Manjing tengah-wengi Tasik simpe, sadaya warga Kota istirahat. Samar-samar ti tebihna kakuping sora kohkol, lami-lami nyaketan, teras nebihan deui. Upami kaleresan sim kuring lilir, sok nyumput han-dapeun bantal, ngadedempes sieun ku anu namina Ronda. Saur Wa Ajo : "Ronda teh gagayabagan (euh, meureun we da diharudum sarung), huluna buleud (diberekos), pananganna anu sabeulah gorowong (beuteung kohkol memang gorowong), panangan anu sabeulah deui panjang-mencos (nyepeng pana-kolna). Lamun aya budak teu daek bobo, ronda sok gogorowokan, aluk-alukan". Ih baiiid ! Anumari dimana nincak bada isya sadaya murangkalih kedah enggal bobo. Anehna sim kuring percanten we kana dongeng Wa Ajo.

Wanci janari ngawitan aya abringan Gowengan anu bade baralanja ka Pasar, eta oge sami gocret (mung basana basa Sunda), anu digocretkeun rupi-rupi ilaharna sabudeureun barang dagangan, sareng ….. kasusah.

Saluyu sareng ngarayapna waktu, abringan anu milari kipayah tambih siang tambih seueur, nu milari kipayah bur-ber ka sagala arah. Patalimarga nguliat. Tukang susu-sapi nganteuran ka toko-toko sapan-jang jalan protokol, di unggal lawang toko anu masih nutup anjeunna nyimpen sabotol dua botol susu-sapi haneut. Toko-toko ilaharna buka Pkl. 08.00. Botol susu aman, teu aya anu ngaganggu.

Ti palih kaler ti arah Gunung Cupu, wanci janari parantos rabul anu bade masar. Sapertos tukang opak, tukang daun, tukang ranginang, tukang bilik, tukang taraje, sste. Anu dimaksad kecap tukang di dieu nyaeta warga masyarakat anu bade aricalan, tukang opak hartosna anu icalan opak, tukang taraje anu dagang taraje. Ti palih kaler abrulan biasana nyeungeut obor barangbang, dikupat-kapit supados seuneuna tetep hurung nyaangan jalan sorangeun.

Tukang taraje nanggeuhkeun taraje dagangannana dina sambarang tatangkalan di buruan-buruan saha bae anu kalangkungan. Aranjeunna mangkal di parapatan-lima (saleresna layak upami disebat sim-pang-lima, parapatan hartosna opat liliwatan)

Ti arah wetan utamina ti palih Awipari, ngabrul anu marikul rupi-rupi lauk icaleun ka pasar. Tanggu-ngannana bentik bari ngarekot ngairama.

Ti kawit toko-toko buka, Cihideung nguliat deui. Ngabanding napas perniagaan Pasar anu ti janari keneh parantos hudang. Tasikmalaya enjing-enjing eta hirup deui. Enjing-enjing saterasna oge moal ben-ten ti kitu.

Unggal subuh upami dintenna sae, urang Cina Cihideung parantos aya handapeun Babancong di alun-alun, ngahaja nyubuh maseuhan sampean ku cai remis supados sehat. Anu ngurilingan jalan sa-budeureun alun-alun oge seueur, sport bari nyawalakeun lengkah-lengkah perniagaan engke siang. Dupi urang Sunda mah wanci subuh teh moro-moro Masjid-Agung bilih kakantun solat berjamaah, deuheus ka Hyang Agung. Teu janten soal, salah-sawios mangpaat solat di lahir kangge urang Sunda (anu ngalak-sanakeun) sabanding sareng sportna urang Cina di alun-alun.

Hiji-hijina Gareja Kristen di Jl Selakaso, gedengeunnana aya sakola Zending. Di sakola eta Mamih Siti Munigar kantos sakola dugi ka lulus kelas genep. Anumawi Mamih Igar mah pinter basa Walandana, margi guru-guruna urang Walanda. Gareja ieu unggal dinten Minggu pinuh ku kaum Nasrani anu ibadah, nanging didominasi ku urang Walanda sareng urang Cina anu aya di Tasik.

( Hanca )

...

24 April 2011

BundaTersayang



Ibunda :
R. N. Mayaningsih Jayadikusumah
binti R. Anang Daryan Jayadikusumah
(1949 -- 2011)


Tiada kasih sayang lebih tulus dan sejati, selain kasih sayang seorang Ibu.

29 Maret 2011

PENDIDIKAN KARAKTER

Oleh :
Hamdan Arfani


Akhir-akhir ini kembali muncul wacana 'pendidikan karakter'. Kemunculan kembali wacana tersebut barangkali didasari kekhawatiran atas kondisi sosial saat ini, dimana sebagian masyarakat mengatakan bahwa jaman kini adalah jaman edan, jaman manusia yang imannya lemah terseret-seret menjadi edan, kalau tak ikut edan takkan mendapat apa-apa. Jaman edan, karena yang bersalah lebih galak daripada yang dianiaya, yang durjana malah bangga dengan dosa-dosanya !

Pendidikan karakter identik dengan sekolah, dan memang demikianlah sejak seabad lampau para tokoh pendidikan kita semisal Ki Hajar Dewantoro dan Dewi Sartika mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam pendidikan di sekolah. Dengan demikian, sekolah bukan saja akan mencetak manusia pintar, namun juga manusia berkarakter yang luhur budi pekertinya.

Namun sayang, banyak orang lupa bahwa pendidikan karakter tak akan efektif jika hanya diterapkan di sekolah saja. Pendidikan karakter harus pula diterapkan di lingkungan pergaulan (masyarakat) dan keluarga. Pendidikan karakter di sekolah dikontrol oleh para guru. Pendidikan karakter di masyarakat dikontrol oleh (tokoh)masyarakat. Pendidikan karakter di keluarga dikontrol oleh kedua orang tua.

Pendidikan karakter di sekolah agaknya relatif stabil dan kepercayaan masyarakat kepada institusi pendidikan tetap tinggi. Namun, pendidikan karakter di masyarakat dan keluarga secara umum barangkali mengalami degradasi. Saat ini, sudah menjadi keyakinan umum bahwa kontrol sosial di masyarakat kian memudar. Budaya positif masyarakat Indonesia mengalami pergeseran padahal kebudayaan sejatinya adalah 'alat' pendidikan juga. Ada yang bilang bahwa masyarakat kita sedang sakit dan karena itulah wacana pendidikan karakter muncul kembali. Pendidikan karakter di keluarga pun tak kalah prihatinnya. Saat ini semakin banyak orang tua yang bercerai (single parent) dan makin sedikit waktunya untuk berinteraksi dengan anak. Jika ayah dan ibu bekerja, berangkat pagi-pagi sekali dan pulang malam, lalu kapan jatah anak mendapatkan pendidikan karakter dari orang tuanya?

Pendidikan karakter itu penting dan harus ada di setiap waktu dan tempat ... di sekolah, di masyarakat, dan di keluarga. Saat ini pendidikan karakter diterima anak dalam porsi yang sangat sedikit. Selain di sekolah, anak relatif tak mendapatkan pendikan karakter yang bermutu karena kesibukan orang tua dan masyarakat kita yang sakit.

16 Februari 2011

MAKNA FILOSOFIS WUDLU


Penulis : Hamdan Arfani





Wudlu atau wudhu adalah kegiatan membersihkan diri menggunakan air bersih sebelum melakukan shalat bagi kaum muslimin. Meski wudlu adalah kegiatan membersihkan diri, namun wudlu tidak bisa digantikan dengan mandi. Dengan demikian, seorang muslim yang akan melaksanakan shalat tetap harus berwudlu walau ia baru selesai mandi sekalipun. Dari uraian tersebut, tentulah kegiatan wudlu memiliki arti tersendiri dan bukan sekedar membersihkan bagian-bagian indrawi.

Bagian-bagian tubuh yang dibersihkan saat berwudlu harus berurutan, tidak boleh dilakukan dengan acak. Urutan berwudlu yang wajib adalah membasuh wajah, membasuh lengan, membasuh kepala bagian atas/rambut, dan membasuh telapak kaki (berkumur, membersihkan lubang hidung, dan membasuh telinga merupakan tambahan yang tidak bersifat wajib).

Jika wudlu bukan sekedar membersihkan bagian-bagian indrawi belaka, maka pastilah memiliki makna filosofis yang merupakan pesan non verbal yang biasanya bernilai edukasi. Makna filosofis berwudlu menurut Penulis (mudah-mudahan menjadi diskusi yang bermanfaat) sebagai berikut :

1. Membasuh Wajah. Membasuh wajah dalam wudlu adalah pula membasuh ‘wajah ruhani’ agar kembali segar (refresh) dan otentik, terbebas kembali dari debu-debu kehidupan yang mengotori batin. Wajah ruhani meliputi ideologi, pandangan hidup, dan kepribadian. Mata adalah bagian dari wajah. Mata selain bermakna pandangan hidup, juga bermakna sebenarnya, yakni mata badani. Membasuh mata berarti membasuh kembali (refresh) dari penglihatan-penglihatan maksiat baik yang disengaja maupun yang tak disengaja ! Mulut adalah bagian terpenting lainnya dari wajah. Membasuh mulut berarti membasuh diri dari dosa-dosa yang berasal dari omongan. Saat membasuh wajah, mungkin sebaiknya batin kita berkata, “Ya Allah, bersihkanlah hamba dari ideologi yang melenceng, dari pandangan hidup yang keliru, dari penglihatan maksiat, dan dari pembicaraan yang tidak berguna.”

2. Membasuh Lengan. Lengan memiliki makna ‘kuasa’ atau ‘perbuatan’. Berbagai pekerjaan sehari-hari dilakukan dengan lengan. Saat membasuh lengan, mungkin sebaiknya batin kita berkata,”Ya Allah, hamba mohon ampun dari pekerjaan dan perbuatan yang keji, dan hindarilah hamba dari perbuatan-perbuatan yang tak bermanfaat.”

3. Membasuh Kepala. Kepala bermakna ‘pikiran’ atau ‘cara berpikir’. Membasuh kepala bermakna membersihkan batin dari pikiran atau cara berpikir yang keliru. Kesalahan berpikir bukanlah persoalan langka, kesalahan berpikir bisa saja kita lakukan berkali-kali dalam 24 jam. Membasuh kepala bermakna pula membasuh batin dari pikiran-pikiran kotor dan jahat. Saat membasuh kepala, mungkin ada baiknya batin kita berucap, ” Ya Allah, hamba berlindung kepadaMu dari pikiran-pikiran yang kotor dan jahat, dan dari cara berpikir yang salah.”

4. Membasuh Telapak Kaki (hingga mata kaki). Kaki bermakna ‘jalan hidup.’ Membasuh telapak kaki bermakna membersihkan batin dari ‘jalan hidup’ yang melenceng, bermakna pula menghapus jejak jejak hidup yang kelabu untuk kembali kearah yang benar. Saat membasuh kaki, mungkin ada baiknya batin kita berucap, “Ya Allah, tutuplah aib masa lalu hamba, dan tunjukilah hamba jalanMu yang lurus.”

.......

Menutup tulisan ini, berkenaan dengan makna wudlu, adik saya punya pengalaman menarik yang sungguh tidak rasional.  Saat bermalam di gunung Galungung sekitar tahun 90-an ia berbincang dengan seseorang yang ternyata bukan manusia.  Dalam bincang-bincangnya itu, mahluk tersebut bertanya tentang makna wudlu.  Adik saya menjawab setahunya seperti yang diajarkan di sekolah.  Mahluk itu tertawa kecil ... kemudian berkata,"wudlu itu sebenarnya adalah sindiran buat kita, bahwa kalau berniat berjumpa Allah, maka bersihkanlah dulu jiwamu dengan membersihkan badanmu dari perbuatan-perbuatan tercela."


Kampung Grogol, 15 Februari 2011.
Ditulis dalam suasana perayaan Maulid Nabi Muhammad Saw.