Penulis :
Ni Nyoman Dhitasari
(Bagian
dari artikel berjudul Komet van Java: Lintang Kemukus dan Legenda Keris Pusaka
Majapahit}
Tradisi Jawa memiliki semacam primbon atau ilmu mengartikan makna penampakan komet di langit berdasarkan arah kemunculan komet tersebut. Secara umum, penampakan komet membawa hal yang kurang baik, kecuali apabila komet tersebut muncul di arah barat. Dikutip dari buku “Sejarah Kutha Sala: Kraton Sala, Bengawan Sala, Gunung Lawu” karya R.M. Ng. Tiknopranoto dan R. Mardisuwignya, makna kemunculan komet dapat diartikan sebagai berikut:
· Timur
Arah dan Makna:
Yen ana lintang kemukus metu ing : Wetan, ngalamat ana ratu sungkawa. Para
nayakaning praja padha ewuh pikirane. Wong desa akeh kang karusakan lan susah
atine. Udan deres. Beras pari murah, emas larang.Terjemahan:
Jika ada bintang berekor muncul di sebelah timur merupakan pertanda ada raja
sedang berbela sungkawa. Para pengikutnya sedang bingung pikirannya. Orang desa
banyak mengalami kerusakan dan bersusah hatinya. Beras dan padi murah harganya,
tetapi emas akan mahal harganya.
· Tenggara
Arah dan Makna:
Kidul-wetan: ngalamat ana ratu surud (seda). Wong desa akeh kang ngalih,
udan arang. Woh2an akeh kang rusak. Ana pagebluk, akeh wong lara lan wong mati.
Beras pari larang. Kebo sapi akeh kang didoli.Terjemahan:
Tenggara. Pertanda ada raja meninggal. Orang desa banyak yang pindah. Hujan
menjadi jarang. Buah-buahan banyak yang rusak. Ada wabah penyakit. banyak orang
sakit dan meninggal. Beras dan padi mahal. Kerbau dan sapi banyak yang dijual
oleh pemiliknya.
· Selatan
Arah dan Makna:
Kidul: ngalamate ana ratu surud (seda). Para panggedhe pada susah atine.
Akeh udan. Karang kitri wohe ndadi.Beras pari, kebo sapi murah regane. Wong
desa pada nalangsa atine, ngluhurake panguwasane Pangeran kang Maha Suci.Terjemahan:
Selatan. Pertanda ada raja meninggal. Para pembesar sedang bersusah hatinya.
Banyak hujan. Hasil kebun melimpah hasilnya. Beras, padi, kerbau, dan sapi
murah harganya. Orang desa merana hatinya, mengagungkan kekuasaan Tuhan Yang
Maha Suci.
· Barat Daya
Arah dan Makna:
Kidul Kulon, ngalamat ana ratu surud. Wong desa padha nindakake kabecikan.
Beras pari murah. Karang kitri wohe ndadi. Kebo sapi akeh kang mati.Terjemahan:
Barat daya. Pertanda ada raja meninggal. Orang desa melakukan kebajikan. Beras
dan padi murah harganya. Hasil kebun berlimpah ruah. Kerbau dan sapi banyak
yang mati.
· Barat
Arah dan Makna:
Kulon bener, ngalamat ana jumenengan Ratu. Panggede lan wong desa padha
bungah atine. beras pari murah. Apa kang tinandur padha subur, kalis ing ama.
Udan deres tur suwe. Barang dagangan wujud apa bae padha murah regane, jalaran
saka oleh nugrahaning Pangeran.Terjemahan:
Barat. Pertanda ada penobatan Raja. Pembesar dan orang desa merasa senang
hatinya. Beras dan padi murah harganya. Apa yang ditanam akan berbuah subur dan
cepat membuahkan hasil. Hujan deras dan lama. Barang yang diperjual-belikan
dalam bentuk apa saja akan murah harganya, karena memperoleh berkah Tuhan.
· Barat Laut
Arah dan Makna:
Lor kulon, ngalamat ana Ratu pasulayan, rebutan raja darbeke lan pangwasane.
Para Adipati padha tukaran rebut bener. Wong desa padha sedhih atine. Kebo sapi
akeh kang mati. udan lan gludhug salah mangsa. Grahana marambah-rambah tur
suwe. Beras pari larang emas murah.Terjemahan:
Barat laut. Pertanda ada raja berselisih memperebutkan kekuasaan. Para adipat
berselisih memperebutkan kekuasaan. Warga desa bersedih hatinya. Kerbau dan
sapi banyak yang mati. Hujan dan petir akan terjadi di musim yang salah. Kekurangan
(gerhana) akan semakin meluas dan berjangka waktu lama. Beras dan padi akan
mahal harganya, namun emas murah harganya.
· Utara
Arah dan Makna:
Lor bener: ngalamat ana Ratu ruwet panggalihe jalaran saka kisruh
paprentahane, kang temahan nganakake pasulayan, banjur dadi perang. beras pari
larang, emas murah.Terjemahan:
Utara: pertanda ada raja yang kalut pikirannya karena kekeruhan dalam
pemerintahan. Akan timbul perselisihan yang berkembang menjadi peperangan.
Beras dan padi mahal harganya, namun emas murah.
Penutup
Riset yang saya lakukan untuk membuat tulisan ini merupakan pencarian pribadi
saya atas sebab ketakutan saya di masa kecil. Apabila dilihat dari cerita keris
pusaka dan juga primbon Jawa, tidak mengherankan bahwa kemunculan komet Halley
di tahun 1986 membuat masyarakat di sekitar tempat tinggal saya di sebuah kota
kecil di Jawa menggali kembali budaya dan tradisi nenek moyang mereka.
Masyarakat Jawa yang pada masa itu sebagian masih berpola pikir tradisional
tentunya akan langsung kembali kepada tradisi turun temurun untuk menjelaskan
fenomena alam yang luar biasa ini.
Meskipun demikian, kemajuan sains telah membuka sebagian dari misteri komet. Diluncurkannya misi Rosetta oleh European Space Agency (ESA) untuk mengorbit dan mendaratkan robot lander Philae di komet 67P/Churyumov-Gerasimenko adalah terobosan terbaru dunia sains untuk memahami lebih dalam segala sesuatu tentang komet.
Sumber : www.langitselatan

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar pada space yang tersedia. Komentar akan muncul setelah disetujui Admin.