Tanpa kejernihan hidup yang bagaimana, manusia bisa berdamai dengan kematian ? Tak ada kebaikan yang tak berbalas, tak ada keburukan yang tak bersanksi. My wisdom goes over the sea of wild wisdom

04 April 2025

ONTOLOGI PANCASILA DALAM RAMADHAN DAN IDUL FITRI

Ciri khas ibadat Islam, mulai shalat hingga puasa selalu ditutup dengan ajaran kemanusiaan. Demikian pula ibadat puasa Ramadhan, setelah sebulan penuh berpuasa di siang hari, dipenghujungnya adalah berzakat, baik zakat fitrah yang berupa makanan pokok maupun zakat maal sebesar 2,5% dari kelebihan harta yang mengendap selama setahun. Zakat-zakat tersebut diberikan kepada fakir miskin. Puasa sebulan belum sah jika yang bersangkutan belum mengeluarkan zakat. Puasa sebulan yang begitu berat menjadi sia-sia hanya karena abai membayar zakat. Itulah ciri ibadat Islam, sangat humanis. Input Ketuhanan, outputnya selalu Kemanusiaan.

Ketika Pancasila dirumuskan tahun 1945, hampir semua pemikir setuju frasa KETUHANAN (sila ke-1) diikuti frasa KEMANUSIAAN (sila ke-2). Bagi seorang muslim, kedua frasa itu berarti "habluminallah dan habluminannas" merupakan satu kesatuan prinsip dalam setiap ritual ibadatnya: Ketuhanan dan Kemanusiaan. Sila ke-1 dan ke-2 disebut-sebut sebagai ontologinya Pancasila, ruhnya Pancasila, dimana sila-sila lainnya adalah konsekuensi dari dua sila di awal ini.

Dalam Ramadhan dan Idul Fitri yang setiap tahun kaum muslimin rayakan kita melihat ruh Pancasila : Ketuhanan - Kemanusiaan menjadi prinsip utama momen besar tersebut. Kedekatan seorang "hamba" dengan Tuhan, tidak berarti apa-apa tanpa kedekatannya kepada sesama manusia. Ontologi Pancasila dalam Ramadhan dan Idul Fitri.

Selamat berlebaran, mohon maaf lahir dan batin.


______