Tanpa kejernihan hidup yang bagaimana, manusia bisa berdamai dengan kematian ? Tak ada kebaikan yang tak berbalas, tak ada keburukan yang tak bersanksi. My wisdom goes over the sea of wild wisdom

21 Mei 2014

SURAT DARI TAHUN 2070

Aku hidup di tahun 2070.  Aku berumur 50 tahun, tetapi kelihatan seperti sudah 85 tahun. Aku mengalami banyak masalah kesehatan, terutama masalah ginjal karena aku minum sangat sedikit air putih.

Aku fikir aku tidak akan hidup lama lagi.
Sekarang, aku adalah orang yang paling tua di lingkunganku.  Aku teringat disaat aku berumur 5 tahun Semua sangat berbeda. Masih banyak pohon di hutan dan tanaman hijau di sekitar, setiap rumah punya halaman dan taman yang indah, dan aku sangat suka bermain air dan mandi sepuasnya.

Sekarang, kami harus membersihkan diri hanya dengan handuk sekali pakai yang dibasahi dengan minyak mineral.
Sebelumnya, rambut yang indah adalah kebanggaan semua perempuan.  Sekarang, kami harus mencukur habis rambut untuk membersihkan kepala tanpa menggunakan air.

Sebelumnya, ayahku mencuci mobilnya dengan menyemprotkan air langsung dari keran ledeng.
Sekarang, anak-anak tidak percaya bahwa dulunya air bisa digunakan untuk apa saja. Aku masih ingat seringkali ada pesan yang mengatakan :

”JANGAN MEMBUANG BUANG AIR”





  Inilah Surat Yang Datang Dari Masa Depan Tahun 2070

Tapi tak seorangpun memperhatikan pesan tersebut.
Orang beranggapan bahwa air tidak akan pernah habis karena persediaannya yang tidak terbatas.

Sekarang, sungai, danau, bendungan dan air bawah tanah semuanya telah tercemar atau sama sekali kering.
Pemandangan sekitar yang terlihat hanyalah gurun-gurun pasir yang tandus. Infeksi saluran pencernaan, kulit dan penyakit saluran kencing sekarang menjadi penyebab kematian nomor satu.

Industri mengalami kelumpuhan, tingkat pengangguran mencapai angka yang sangat dramatik. Pekerja hanya dibayar dengan segelas air minum per harinya.
Banyak orang menjarah air di tempat-tempat yang sepi. 80% makanan adalah makanan sintetis.

Sebelumnya, rekomendasi umum untuk menjaga kesehatan adalah minum sedikitnya 8 gelas air putih setiap hari. Sekarang, aku hanya bisa minum setengah gelas air setiap hari.
Sejak air menjadi barang langka, kami tidak mencuci baju, pakaian bekas pakai langsung dibuang, yang kemudian menambah banyaknya jumlah sampah.

Kami menggunakan septic tank untuk buang air, seperti pada masa lampau,
karena tidak ada air.


Manusia di jaman kami kelihatan menyedihkan: tubuh sangat lemah; kulit pecah-pecah akibat dehidrasi; ada banyak koreng dan luka akibat banyak terpapar sinar matahari karena lapisan ozon dan atmosfir bumi semakin habis.


Karena keringnya kulit, perempuan berusia 20 tahun kelihatan seperti telah berumur 40 tahun.
Para ilmuwan telah melakukan berbagai investigasi dan penelitian, tetapi tidak menemukan jalan keluar.  Manusia tidak bisa membuat air. Sedikitnya jumlah pepohonan dan tumbuhan hijau membuat ketersediaan oksigen sangat berkurang, yang membuat turunnya kemampuan intelegensi generasi mendatang.

Morphology (bentuk)  manusia mengalami perubahan……yang menghasilkan anak-anak dengan berbagai masalah defisiensi, mutasi, dan malformasi.


Pemerintah bahkan membuat pajak atas udara yang kami hirup :
137 m3 per orang per hari [31,102 galon]


Bagi siapa yang tidak bisa membayar pajak ini akan dikeluarkan dari “kawasan ventilasi” yang dilengkapi dengan peralatan paru-paru mekanik raksasa bertenaga surya yang menyuplai oksigen.
Udara yang tersedia di dalam “kawasan ventilasi” tidak berkulitas baik, tetapi setidaknya menyediakan oksigen untuk bernafas. Umur hidup manusia rata-rata adalah 35 tahun.

Beberapa negara yang masih memiliki pulau bervegetasi mempunyai sumber air sendiri. Kawasan ini dijaga dengan ketat oleh pasukan bersenjata.


Air menjadi barang yang sangat langka dan berharga, melebihi emas atau permata. Disini ditempatku tidak ada lagi pohon karena sangat jarang turun hujan. Kalaupun hujan, itu adalah hujan asam.


Tidak dikenal lagi adanya musim. Perubahan iklim secara global terjadi di abad 20 akibat efek rumah kaca dan polusi.


Kami sebelumnya telah diperingatkan bahwa sangat penting untuk menjaga kelestarian alam, tetapi tidak ada yang peduli.
 
Pada saat anak perempuanku bertanya bagaimana keadaannya ketika aku masih muda dulu, aku menggambarkan bagaimana indahnya hutan dan alam sekitar yang masih hijau. Aku menceritakan bagaimana indahnya hujan, bunga, asyiknya bermain air, memancing di sungai, dan bisa minum air sebanyak yang kita mau. Aku menceritakan bagaimana sehatnya manusia pada masa itu.
Dimana Air?


Dia bertanya :  "
Ayah! Mengapa tidak ada air lagi sekarang ?
"
Aku merasa seperti ada yang menyumbat tenggorokanku…


Aku tidak dapat menghilangkan perasaan bersalah, karena aku berasal dari generasi yang menghancurkan alam dan lingkungan dengan tidak mengindahkan secara serius pesan-pesan pelestarian… dan banyak orang lain juga!
   Aku berasal dari generasi yang sebenarnya bisa merubah keadaan, tetapi tidak ada seorangpun yang melakukan. Sekarang, anak dan keturunanku yang harus menerima akibatnya.

Sejujurnya, dengan situasi ini kehidupan di planet bumi tidak akan lama lagi punah, karena kehancuran alam akibat ulah manusia sudah mencapai titik akhir.
Aku berharap untuk bisa kembali ke masa lampau dan meyakinkan umat manusia untuk mengerti apa yang akan terjadi …

… Pada saat itu masih ada kemungkinan dan waktu bagi kita untuk melakukan upaya menyelamatkan planet bumi ini!


Kirim surat ini ke semua teman dan kenalan anda, walaupun hanya berupa pesan, kesadaran global dan aksi nyata akan pentingnya melestarikan air dan lingkungan harus dimulai dari setiap orang.


Persoalan ini adalah serius dan sebagian sudah menjadi hal yang nyata dan terjadi di sekitar kita. Lakukan untuk anak dan keturunanmu kelak.


Sumber You Tube

KUTUB SELATAN MENCAIR

Es Kutub Selatan Menyusut 160 Miliar Ton per Tahun

Es Kutub menyusut dan menaikkan volume air laut 0,43 milimeter

Oleh :
Bongkahan es di Kutub Selatan
Bongkahan es di Kutub Selatan (REUTERS/United States Air Force/Handout)
Data terakhir menunjukkan bahwa es di Kutub Selatan (Antartika) mulai menyusut sebanyak 160 miliar ton setiap tahunnya. Es sebanyak itu meleleh dan menaikkan volume air laut.

Perkiraan ini didapat berkat bantuan kapal luar angkasa Cryosat milik Eropa. Cryosat dilengkapi dengan perangkat radar yang secara khusus didesain untuk mengukur bentuk dan ketebalan es kutub. Ternyata, angka 160 miliar ton itu berjumlah dua kali lipat dibanding hasil temuan sebelumnya. Secara tidak langsung, es yang meleleh di Kutub itu akan menaikkan volume air laut sebanyak 0,43 milimeter per tahun.

Dilansir BBC dari jurnal Geophysical Research Letters, Selasa 20 Mei 2014, Cryosat telah melakukan pengukuran selama 3 tahun sejak 2010 lalu, melanjutkan observasi yang dilakukan oleh satelit lain sepanjang 2005 hingga 2010. Cryosat menggunakan altimeternya untuk melacak perubahan tinggi es, dimana volume es meningkat saat hujan salju dan menurun saat meleleh di musim panas.

Dalam penelitiannya, Cryosat membagi wilayah Kutub menjadi 3 bagian, Kutub Timur, Kutub Barat dan Peninsula yang memiliki wilayah terpanjang dan cakupannya hampir menjangkau Amerika Selatan. Cryosat menemukan, hampir semua es di kutub menyusut 2 sentimeter. Di wilayah Barat, es yang meleleh mencapai 134 miliar ton, sedangkan di Timur mencapai 3 miliar ton dan di wilayah Peninsula mencapai 23 miliar ton es per tahun.

Para ilmuwan telah memprediksi pencairan es Kutub ini sejak lama. Bahkan ada sebuah area yang bernama Amundsen Sea Embayment yang memiliki enam gletser terbesar. Sayangnya gletser tersebut terancam mencair akibat air laut yang menghangat dan akan menghilang seiring dengan perubahan iklim yang terjadi. Diperkirakan 90% pencairan es kutub ini terjadi karena kondisi cuaca yang cukup ekstrim.

Pencairan ini masih dibilang hanya sebagian kecil dari total level air laut yang potensial berasal dari Kutub, atau sekitar 26,5 juta kubik kilometer es yang setara dengan 58 meter kenaikan level air laut.

"Cryosat memberikan pemahaman kepada kita tentang kondisi Kutub yang sebenarnya dalam 3 tahun belakangan. Oleh karena itu kita juga akan melakukan survei terhadap keseluruhan wilayah. Kami menemukan jika es terus menyusut, khususnya di wilayah barat Antartika. Di wilayah Timur, kondisinya cenderung stabil, tak ada penyusutan atau penambahan es dalam kurun 3 tahun ini," ujar Dr. Malcolm McMillan dari NERC, pusat penelitian kondisi Kutub yang digagas Leeds University, Inggris.

Cryosat sendiri merupakan kapal luar angkasa yang diluncurkan pada 2010 dan didedikasikan untuk mengukur perubahan kondisi Kutub. Dilengkapi dengan 2 antena agar bisa mendeteksi dengan akurat, tidak hanya perubahan ketinggian es tapi juga bentuk dan ukuran. (ren)


Sumber © VIVA.co.id